"Adakah hamu hadir ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut,
ketika ia berkata kepada anak-anaknya: 'Apa yang kamu sembah
sepeninggalku?' Mereka menjawab: 'Kami akan menyembah Tuhanmu
dan Tuhan nenek mayangmu, Ibrahim, Ismail, dan Ishah, (yaitu)
Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk kepada-Nya. " (QS. al-
Baqarah: 133)
Peristiwa ini yang terjadi antara Nabi Yakub dan anak-anaknya di saat
menjelang kematian adalah peristiwa yang sangat besar. Kita di hadapan
seseorang yang menghadapi sakaratul maut. Apakah masalah yang
menyibukkan fikirannya di saat sakaratul maut? Apakah fikiran-fikiran
yang selalu mengganggunya saat sakaratul maut? Apakah perkara penting
yang harus disampaikannya sehingga hatinya menjadi tenang sebelum
kematiannya? Apakah warisan yang ingin ditinggalkannya kepada anak-
anaknya dan cucu-cucunya? Apakah sesuatu yang ingin disampaikannya
sebelum kematiannya yang dapat menjamin keselamatan manusia? Anda
akan menemukan jawaban dari semua pertanyaan itu saat beliau
bertanya: "Apa yang kalian sembah sepeninggalku?" Pertanyaan itulah
yang sangat merisaukan beliau saat menghadapi sakaratul maut. Yaitu
masalah keimanan kepada Allah s.w.t. la adalah masalah satu-satunya
dan ia merupakan warisan hakiki. Anak-anak Israil menjawab: "Kami
menyembah Tuhanmu dan Tuhan ayah-ayahmu Ibrahim, Ismail, dan
Ishak. Yaitu Tuhan yang Maha Esa dan kami akan berserah diri pada-Nya."
Telah terdapat dalil yang kuat yang menunjukkan bahawa mereka diutus
untuk menyebarkan Islam. Jika mereka (anak-anak Israil) keluar dari
Islam, maka mereka bererti keluar dari rahmat Allah s.w.t dan jika
mereka tetap mempertahankannya, maka mereka akan mendapatkan
rahmat. Yakub meninggal dan ia bertanya kepada anak-anaknya tentang
Islam, di mana ia merasa tenang atas akidah mereka. Sebelum
kematiannya, ia mendapatkan ujian berat berkenaan dengan anaknya
Yusuf. Yusuf adalah seorang Nabi seperti Yakub di mana Allah s.w.t
mengutusnya pada penduduk Mesir.