Murtadin Jahiliyah mjbookmaker by: http://jowo.jw.lt APA SESUNGGUHNYA VALENTINE’S DAY?Murtadin & Jahiliyah Oleh : Redaksi 14 Feb 2000 - 2:41 am Assalamu'alaikum wr. wb., Banyak orang, diantaranya generasi muda muslim, terjerumus pada kegiatan menyanjung dan mengistimewakan satu hari pada bulan Februari. Mereka serempak merayakan Februari. Mereka serempak merayakan Valentine’s Day, yang juga disebut Hari Kasih Sayang. Kalau memang generasi muda muslim mau sedikit tanggap, maka mustahil mereka mengikuti acara tersebut. Muncul satu pertanyaan dikalangan remaja muslim berkenaan dengan acara tersebut. Awalnya bangsa Romawi merayakan acara untuk memperingati suatu hari besar mereka, yang jatuh setiap 15 Februari, yang mereka namakan Lupercalia. Peringatan ini dirayakan guna menghormati Juno (Tuhan Wanita) dan Perkawinan, serta Pan (Tuhan dari alam ini), seperti apa yang mereka percayai. Pada saat itu, digambarkan orang-orang muda “laki-laki dan wanita” memilih pasangannya masing-masing dengan menuliskan nama atau mengundi nama dari orang-orang yang diingin-kannya, kemudian pasangan ini saling tukar bertukar hadiah sebagai pernyataan cinta kasih. Acara ini dilanjutkan dengan berbagai macam pesta dan hura-hura bersama pasangan masing-masing. Pergaulan dengan pasangan yang didapat dalam pesta itu dapat berlangsung lama sesudah pesta itu berakhir. Setelah penyebaran agama Kristen, Para Pemuka Gereja mencoba memberikan pengertian ajaran Kristen terhadap para pemuja berhala itu. Pada tahun 496 Masehi, Paus Gelasius (Pope Gelasius) mengganti peringatan Lupercalia itu menjadi Saint Valentine’s Day, yaitu Hari Kasih Sayang Untuk Orang-Orang Suci. Dalam sejarah perayaan Valentine, para ahli sejarah tidak setuju dengan adanya upaya untuk menghubungkan hal itu dengan St. Valentine, seorang Pendeta yang hidup di Roma pada tahun 200 masehi, dibawah kekuasaan Kaisar Claudius II. St. Valentine ini pernah ditangkap oleh orang-orang Romawi dan dimasukkan ke dalam penjara, karena dituduh membantu satu pihak untuk me-musuhi dan menentang Kaisar. St. Valentine ini berhasil ditangkap pada akhir tahun 270 masehi. Kemudian orang-orang Romawi memenggal kepalanya di Palatine Hill (Bukit Palatine) dekat altar Juno. Dalam kaitannya dengan acara Valentine’s Day, banyak pula orang mengkaitkan dengan St. Valentine yang lain. St. Valentine ini adalah seorang Bishop (Pendeta) di Terni, satu tempat sekitar 60 mil dari Roma. Iapun dikejar-kejar karena mempengaruhi beberapa keluarga Romawi dan memasukkan mereka ke dalam agama Kristen. Kemudian ia dipancung di Roma sekitar tahun 273 masehi. Sebelum kepalanya dipenggal, Bishop (Pendeta) itu mengirim surat kepada para putri penjaga-penjaga penjara dengan mendo’akan semoga bisa melihat dan mendapat kasih sayang Tuhan dan kasih sayang manusia. “Dari Valentinemu” demikian tulis Valentine pada akhir suratnya itu. Surat itu tertanggal 14 Februari 270 M. sehingga tanggal tersebut ditetapkan sebagai Valentine’s Day atau Hari Kasih Sayang. Dari sejarah perjalanan Valentine’s Day ini, sudah selayaknya umat Islam, khususnya generasi muda, untuk tidak mengadakan, memperinci, bahkan mengistimewakannya. Dahlan Basri Ath Thahiri (Ketua Ikatan Masjid Indonesia Pusat) memberikan fatwanya dengan tegas : “Haram hukumnya mengikuti kegiatan Valentine’s Day, dalam bentuk apapun juga. Tentunya sebagai kaum muslimin, demi menjaga kemurnian aqidah, kita wajib menjauhinya, karena acara Valentine’s Day bertentangan dengan aqidah Islam. Marilah kita merenungkan kandungan makna dari QS. Al Baqarah (2) 120 : “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti millah (cara hidup) mereka. katakanlah ; “sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. Oleh : Drs. Abdul Quddus Zoher Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas SMU Muhammadiyah 1 Yogyakarta Bir Dan Rok Mini Mulai Bebas di KabulMurtadin & Jahiliyah Oleh : Fakta 24 Dec 2002 - 8:43 am Setelah Amerika Serikat masuk ke Afghanistan suasana kota Kabul berubah total. Bir, rok mini, dan film bebas berkeliaran. Dulu, pencuri saja jarang terjadi Para pelayan China dengan mengenakan rok mini menyajikan bir Tsing Tao untuk pelanggan yang bersantai mengikuti irama karaoke. Ini merupakan suatu pengalaman terbaru makan malam di Kabul setelah jatuhnya Taliban. Tempat sederhana yang diberi nama Chinese Restaurant telah merintis keberhasilan sejak membuka pintu dan meluncurkan operasinya di ibukota Afghanistan tersebut. Pesan tempat, kata manager restoran itu Wang Wentian, adalah keharusan. Tak perlu dikatakan lagi, kebanyakan warga Kabul akan menghadapi segelintir kursi kosong di restoran sebelum ambruknya rejim garis keras Taliban tahun lalu orang memandang staf restoran akan cukup untuk mengundang hukuman. Tetapi, kata Wang, restoran tersebut berdiri di barisan depan gelombang baru dan berani yang dilakukan penanam modal China untuk memasuki pasar yang sangat menjanjikan kendati gaya pakaian stafnya telah membuat orang terheran-heran. "Saya harus mengubah pakaian itu. Anda harus berfikir mengenai semua ini dari sudut pandang budaya Muslim, tapi mereka tidak menulisnya dalam peraturan," kata Wang yang duduk di lantai dasar tempat dia menanam modal dengan harga 160.000 dolar AS. "Saat ini kami sangat sibuk, tapi saya telah mengirim surat ke China untuk memesan pakaian yang lebih panjang," katanya. Wang, yang berasal dari kota Hangzhou China Timur, tak ingin menyinggung perasaan orang Afghanistan, terutama karena 25 persen restorannya dimiliki oleh sektor eksport-import milik pemerintah. Kompromi, katanya, layak dilakukan. "Dua puluh tiga tahun perang tidak memberi negeri ini kontak dengan dunia luar. Saya kira, ini akan menjadi peluang usaha yang sangat besar. Akan banyak uang dapat dihasilkan di sini," katanya. Penanam modal lain Kendati Wang menghadapi kesulitan untuk membujuk delapan pegawainya, termasuk tiga jurumasak, tiga pelayan dan dua pembantu jurumasak, bahwa cukup aman untuk datang ke Kabul, dia sudah memiliki rencana untuk memperluas usahanya dan berharap kehadirannya akan menarik penanam modal lain dari China. "Saya ingin membawa lebih banyak orang guna melakukan usaha di sini," katanya menambahkan. Meskipun Afghanistan baru saja mengubah peraturannya guna melicinkan jalan bagi pengusaha asing untuk memasuki pasarnya, China seperti Wang jelas sangat ingin mendirikan toko di negara tetangganya di Asia tengah yang diporak-porandakan perang tersebut. "Saya memperoleh banyak bantuan dari kedutaan besar China. Tanpa mereka, saya kira saya tak dapat datang ke sini," kata Wang yang tampaknya telah mengimport seluruh isi restorannya dari negerinya. Pengaruh China kian terlihat di Kabul. Barang elektronik murah dari China menggeser barang-barang pesaingnya dari Jepang dan Pakistan dari rak, sementara sepeda buatan Shanghai memenuhi jalan ibukota Afghanistan tersebut. Dalam isyarat yang ditujukan untuk menjembatani kedua negara itu dan membersihkan jalan bagi peningkatan perdagangan, Cina bulan lalu setuju untuk menghapuskan utang Afghanistan yang bernilai beberapa juta dolar AS dari tahun 1960-an. Awal tahun ini Beijing juga melancarkan upaya guna meraih hati di Kabul dengan menyumbangkan paket bantuan hewan bagi kebun binatang kota tersebut yang kekurangan aset: sumbangan hewan liar yang meliputi singa, beruang, srigala dan babi. Menurut jurubicara kedutaan besar China di Kabul, Beijing dengan giat mendorong warganya untuk datang ke Afghanistan saat masih banyak negara menasehati warga mereka agar tidak datang. "Kedutaan besar China di sini menyarankan rakyat dari negeri kami untuk menanam modal di Afghanistan," kata jurubicara kedutaan itu Ji Tao. Sejak Kabul dan Taliban jatuh, rok mini, film, minuman keras mulai bisa ditemukan secara bebas di Afghanistan. Sebelumnya, kebebasan cara Barat seperti itu tak pernah ditemukan. Bahkan pencurian saja jarang ditemukan karena takut sanksi hukumnya. Kini, setelah AS masuk, semuanya menjadi lain. (wp/ap/cha/Hidayatullah.com) Asereje, Lagu Setan ?Murtadin & Jahiliyah Oleh : Fakta 23 Jan 2003 - 8:02 am Sebuah rumor merebak tentang lagu hits Asereje yang dinyanyikan oleh Las Ketchup, bahwa lagu tersebut adalah lagu penyembahan setan. Dari liriknya yang campuran antara Inggris dan Spanyol disebutkan bahwa terselip lirik penyembahan terhadapan setan. Percaya atau tidak, silahkan menyimak kata-kata dibawah ini. Sekedar informasi !! Kita mungkin berpikir bahwa karena itu lagu Spanyol, maka wajarlah kalau kita nggak mengerti liriknya. Tapi ada satu fakta yang mengejutkan, bahwa bahkan orang Spanyol sendiri nggak mengerti lagu ini, karena ada banyak bagian-bagian yang bukan bahasa Spanyol. Tapi lagu yang mereka tidak mengerti ini, segera meluas menjadi hits di Spanyol. Bahkan tim Bola Basket nasional Spanyol menggunakan lagu ini sebagai lagu maskot. Perdebatan kemudian terjadi di negri itu, karena lagu ini disebutkan sebagai lagu yang meramalkan akan kedatangan sang Iblis dan sambutan akannya. Coba perhatikan lyric Asereje dalam versi bahasa Inggris ini: ---------------------------------------- Friday night it's party time feeling ready looking fine, viene diego rumbeando, with the magic in his eyes checking every girl in sight, grooving like he does the mambo he's the man alli en la disco, playing sexy felling hotter, he's the king bailando et ritmo ragatanga, and the dj that he knows well, on the spot always around twelve, plays the mix that diego mezcla con la salsa, y la baila and he dances y la canta Chorus: aserejè ja de jè de jebe tu de jebere seibiunouva, majavi an de bugui an de buididipi, aserejè ja de jè de jebe tu de jebere seibiunouva, majavi an de bugui an de buididipi many think its brujeria, how he comes and disappears, every move will hypnotize you, some will call it chuleria, others say that its the real, rastafari afrogitano he's the man alli en la disco, playing sexy felling hotter, he's the king bailando et ritmo ragatanga, and the dj that he knows well, on the spot always around twelve, plays the mix that diego mezcla con la salsa, y la baila and he dances y la canta ------------------------------------ Bila kita lihat maka lagu ini, menceritakan seseorang yang sangat tampan rupawan mempesona dan menghipnotis siapa saja, yang bernama Diego. Dari informasi mantan penganut gereja Setan diketahui bahwa Diego adalah 'code name' dari Devil. Khusunya untuk daerah Amerika Selatan dan Spanyol. Dan harus kita ingat, bahwa Lucifer adalah iblis yang rupawan dan ahli musik, termasuk dansa. Perhatikan lirik awalnya tentang sebuah pesta pada Jumat malam (bukan malam Jumat). Ini merupakan hari kramat bagi setan dibarat (Kalau dinegri kita yang keramat bagi setan itu kamis malam, atau malam jumat). Ingat film Friday the 13th ? Untuk penganut setan malam Jumat adalah malam dimana mereka mengadakan kebaktian dan pesta. Perhatikan kombinasi ras si Diego , yaitu afro-gypsy Rastafarian. Sedangkan Afro atau Afrika terkenal dengan occultnya dan tari-tarian pemujaannya, sehingga mantra santet atau kutuk paling terkenal dan paling hebat datang dari Afrika yaitu Voodoo. Gypsy berbicara tentang peramal dan penyihir. Dan Rasta adalah sebuah mode yang lekat dengan pemberontakan dan Narkoba. Ragatanga tidak memiliki arti apa-apa dalam bahasa Spanyol. Tapi seluruh Eropa tau bahwa Rangatanga adalah sebuah upacara pemanggilan kekuatan setan dari sebuah grup bidah yang bernama The Rouge. Perhatikan lirik pada bait keduanya, menceritakan bagaimana Diego dapat datang dan menghilang sesuka hati. Lucifer memang punya prilaku itu dalam kebaktian yang diadakan untuknya. Datang dan pergi tidak ada yang tahu. Kemudian Diego disebut brujeria, penulis coba mencari arti kata brujeria di Internet, dan anda akan terkejut bila anda mengetikan brujeria.com di browser anda. Anda akan melihat gambar kambing, yang merupakan lambang antikris, dan saat anda masuk dalam websitenya anda mungkin akan segera bergidik dan mual melihat kesadisan dalam web itu. Saya rasa tidak lagi dijelaskan apa brujeria itu. Nah sekarang kita sampai pada reff-nya yang heboh itu, aserejè ja de jè de jebe tu de jebere seibiunouva, majavi an de bugui an de buididipi, aserejè ja de jè de jebe tu de jebere seibiunouva, majavi an de bugui an de buididipi Dalam bahasa Spanyol reff. ini nggak ada artinya, tapi bila dilagukan dengan ritme seperti itu bagi orang Spanyol akan terdengar seperti, "Jadilah sesat, Jehovah itu tidak ada... , (atau bisa berarti; sesat bila mempercayai Jehova) tinggalkan keberadaan/imanmu saat ini.... mereka akan datang kebawah, dan mereka akan memandu kita " Kathrine Marshal, yaitu manager dari Institut Paranormal South Hampton mengatakan; Bahwa dalam bahasa suku Assab di bagian barat laut Afrika, asereje mirip dengan dialek mereka dalam sebuah upacara pemanggilan arwah orang yang mati karena kecelakaan. Dan irama upacara pemanggilan arwah itu juga mirip dengan lagu asereje dalam versi perkusi dan tambur. Asereje memang membius dunia, lagu ini bahkan lebih booming daripada lagu pendahulunya yaitu Macarena, bahkan sebuah radio diAmerika (WAMR FM 107.5) mengaku pernah memutar lagu ini hampir seratus kali dalam sehari. Memang mengherankan bila melihat lagu ini akan segera disukai oleh orang yang mendengarkannya, dan mereka tanpa sadar akan menyanyikannya berulang-ulang. Orang yang mendengarnya akan seperti terhipnotis mendengarkan iramanya. Pihak Sony memberikan penjelasan resminya terhadap lagu ini, akibat penolakan gereja yang mulai meluas terhadap lagu ini diluar negri. Bahwa lagu ini bercerita tentang Diego, seorang Rasta Afro Gipsi. (Sebuah gabungan yang aneh seorang negro yang rasta dan juga seorang gipsi). Dan Diego ini menyukai lagu tahun 79 yang berjudul Rapper Delight yang dibawakan oleh Sugar Hill Gang. Dalam reff lagu itu berlirik seperti ini; I said a hip hop the hippie the hippie to the hip hip hop, a you dont stop the rock it to the bang bang boogie say up jumped the boogie to the rhythm of the boogie, the beat; Namun karena si Diego tidak bisa berbahasa Inggris, maka yang dinyanyikan menjadi seperti Ase re je dilidahnya itu. Demikian penjelasan pihak Sony dan manager Las Ketchup. Walaupun demikian gerakan penolakan terhadap lagu Asereje semakin meluas diluar negri. Bagaimana dengan anda, bukan berarti melarang anda mendengarkan dan menyukai lagu ini. Tapi bukankah sebaiknya kita menghindarinya ? Sebelum rumor ini menjadi jelas dan dikonfirmasi oleh pihak-pihak yang ahli dan berkepentingan dalam hal ini. Las Ketchup - Daughters of Satan http://www.kontor.cc/english/news/lasketchup.html The Catholic church is yet again poking its nose into pop music: The root of all evil! The latest artists to be scorned by Central American priests are the three girls from the pop group Las Ketchup who blasted our ears all summer and autumn long with their song "Asereje". The track has now also topped the German charts for seven weeks. Priests in Honduras have recently set about driving Beelzebub out of the world of pop. According to the spokesperson for the Central American Catholics, "Asereje" contains Satanic verse. The music exorcists believe they can hear the phrase “become a heretic, Jehova, cease to exist” in the line "Asereje ja de je de jebe tu de jebere seibiunouva, majavi an de bungui an de buididipi". They have interpreted the song title "Asereje" as "A ser hereje" (be a heretic). Ladies’ favourite Diego, who plays an important role in the song, can only represent one figure: the Devil himself! The superstition has gone so far that religious education teacher’s have told their pupils not to listen to the song at home. Lord, forgive them – and lead them not into temptation! http://www.lasketchup.com/ sumber : okarti@indofood.co.id Berdzikir Bersama InulMurtadin & Jahiliyah Oleh : Fakta 06 Mar 2003 - 4:20 am Dibandrol Rp 75 Juta, “Berdzikir Bersama Inul” Belum Laku Reporter : Budi Sugiharto detikcom - Surabaya, Surabaya heboh karena “Berdzikir Bersama Inul”. Meski mengundang kehebohan, namun tak juga mendorong lukisan karya KH Mustofa Bisri itu langsung laku. Lukisan yang dibandrol Rp 75 juta itu hingga Jumat (7/3/2003) belum terjual juga. Lukisan itu masih terpajang di lokasi pameran Pekan Muharram 1424 H di Mesjid Agung Al Akbar, Surabaya. Sejak pameran dibuka pada 4 Maret lalu. Selain “Berdzikir Bersama Inul”, Gus Mus , begitu ulama NU ini akrab dipanggil, juga memamerkan lukisannya yang berjudul “Ayat Kursi” dan “Allah”. Dan kedua lukisan itu juga dibandrol dengan harga sama dengan lukisan Inul, yaitu Rp 75 juta. Lukisan yang juga menyedot perhatian khalayak adalah karya Danarto yang berjudul “Gitu Aja Kok Repot”. Lukisan yang menggambarkan Gus Dur tertawa tengah dibisiki malaikat itu diberi label Rp 300 juta. Belum laku juga. Gubernur Jatim Imam Utomo pada pembukaan pameran menyatakan ketertarikannya untuk memborong lukisan Gus Mus yang berjudul Ayat Kursi dan Allah. Namun setelah diberitakan media massa, niat itu dikabarkan batal. “Belum ada kepastian,” kata Wakil Ketua Panitia Abdullah Zaim. Sekadar diketahui, lukisan “Berdzikir Bersama Inul” sempat memancing emosi sebagian warga Surabaya. Akibatnya, Masjid Al Akbar yang masih kinclong itu pun diancam dibakar pada Kamis kemarin. Pameran Pekan Muharram 1424 H akan berakhir Minggu, 9 Maret. Tertarik beli? Hadapi Ancaman, Gus Mus Memilih Bersikap Dingin Reporter : Budi Sugiharto detikcom - Surabaya, Mustofa Bisri atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Mus menanggapi dingin ancaman bakar terhadap Masjid Al Akbar karena memajang lukisan Inul Daratista yang dibuatnya. “Kalau nggak begitu bukan orang Indonesia yang sukanya ngancam,” kata Gus Mus. Begitu juga dengan permintaan penurunan lukisan Inul, Gus Mus malah berseloroh sehingga membuat pengunjung tertawa. “Nanti kalau sudah selesai diturunkan sendiri,” kata Gus Mus di sela-sela acara Pekan Muharram 1424 H di Mesjid Agung Al Akbar, Surabaya, Kamis (6/3/2003) Gus Mus menilai masyarakat kita sudah terlanjur dididik untuk memperhatikan dan memburu daging, sehingga dalam memandang masalah Inul jadi demikian. “Inul adalah daging paling sip, jadi semua suka sama Inul sekarang,” ujar Gus Mus. Sementara itu suasana di Masjid Al Akbar pengunjung terus berdatangan untuk melihat lukisan Inul Daratista yang dibuat Gus Mus yang dipamerkan di lantai II. Lukisan tersebut akan dijual dengan harga Rp 75 juta. (mar) Karena Lukisan Inul, Mesjid Al Akbar Diancam Dibakar Reporter : Budi Sugiharto detikcom - Surabaya, Gara-gara lukisan “Berdzikir Bersama Inul” karya KH Mustofa Bisri yang dipamerkan di acara Pekan Muharram 1424 H di Mesjid Agung Al Akbar, Surabaya, pengurus mesjid menerima ancaman dari kelompok tertentu yang mengatasnamakan pemuda Islam. Isi ancamannya, pemuda Islam akan marah dan membakar mesjid jika panitia tidak menurunkan lukisan karya tersebut. Ancaman itu diterima pengurus mesjid melalui telepon pukul 13.00 WIB, Kamis (6/3/2003). Menurut Wakil Ketua Panitia Pekan Muharram 1424 H, Abdullah Zaim, saat menghubungi pengurus mesjid, sang penelepon gelap mengaku bernama Abdullah. Ia mendesak panitia segera mencopot lukisan yang dipamerkan di ruang Ash Shoffa, lantai 2 mesjid Al Akbar, tersebut. “Jika tidak pemuda Islam marah dan akan membakar mesjid,” kata Zaim menirukan ancaman si penelpon gelap. Bahkan Abdullah sempat meninggalkan nomor telepon dengan kode area Solo. Tapi saat coba dihubungi Zaim, nomornya tulalit. Menurut Zaim, meski ada ancaman, hingga kini pihaknya tidak akan menuruti kemauan si penelepon gelap itu. “Kita tetap berkoordinasi dengan aparat keamanan. Itu hanya perbuatan orang iseng,” katanya. Pekan Muharram 1424 H di Mesjid Al Akbar itu diselenggarakan Harian Duta Masyarakat, 4-9 Maret 2003. Selain KH Mustofa Bisri alias Gus Mus, juga dipamerkan lukisan karya Danarto, Djoko Pekik, (alm) Amang Rahman, Zawawi Imron dan lain-lain. Selain itu, ada pula pameran foto, orasi budaya, parade puisi, diskusi lingkungan hidup dan agama, orasi politik dari mantan Presiden Gus Dur pada 8 Maret mendatang. Acara akan ditutup oleh pagelaran wayang kulit. Sejak dibuka oleh Gubernur Jatim Imam Utomo, lukisan Gus Mus itu memang banyak menyedot perhatian pengunjung Pekan Muharram. Pasalnya, di tengah pro kontra masyarakat terhadap goyangan ngebor Inul Daratista. Lukisan yang dibandrol Rp 75 juta itu sendiri hingga kini belum laku terjual. Sedangkan Gus Mus sendiri yang ditemui saat pembukaan Pekan Muharram tak mau mengomentari karyanya. “Silakan masyarakat menilai sendiri. Ini sudah menjadi milik publik,” katanya Soal Lukisannya, Gus Mus Minta Masyarakat Tafsirkan Sendiri Reporter : Budi Sugiharto detikHot - Surabaya,Kia NU yang juga seniman, KH. Mustofa Bisri enggan memberikan komentar soal lukisannya berjudul “Berzikir Bersama Inul”. Tetapi dia mengatakan masyarakt bebas untuk menafsirkannya. “Sampean tafsirkan sendiri, bebas boleh apa saja sebebas-bebasnya. Karena ini sudah dipamerkan kepada umu, silakan umum yang menilainya,” kata Gus Mus, sapaan KH. Mustofa Bisri ketika dicegat wartawan disela-sela pembukaan Pekan Muharram 1424 Hijriyah di Mesjid Agung Al-Akbar Jl. Gayung Kebonsari, Surabaya, Selasa (4/3/2003). Bahkan ketika ditanya soal ide goresan cat di kanvasnya itu, Gus Mus juga mengaku lupa kapan ide itu muncul. “Wah, lupa mas,” katanya singkat. Alasan lainnya, Gus Mus juga mengaku bukan pelukis profesional seperti pelukis ngetop lainnya. “Saya bukan pelukis profesional, tapi pelukis biasa dan hanya sekedar melukis,” kata Gus Mus dengan merendah. Pekan Muharram 1424 Hijriyah itu sendiri dibuka oleh Gubernur Jawa Timur Imam Utomo. Selain diramaikan dengan pameran lukisan sejumlah pelukis terkenal, seperti Danarto, juga pemeran fotografi sejumlah pewarta foto se-Jawa Timur dan diselenggarakan oleh Harian Duta Masyarakat. Lukisan Gus Mus berukuran 60 cm x 50 cm itu paling menarik perhatian masyarakat umum, baik sebelum maupun ketika dibuka pameran. Gus Mus menorehkan catnya dengan mengambil objek Inul yang sedang menggoyang pinggulnya di tengah-tengah para kiai yang sedang berdzikir. Untuk menunjukkan posisinya, Gus Mus membubuhkan tulisan 'aku' di salah satu kiai yang digambarkan sedang khusuk dalam berdzikir. Apa maksudnya? Sayanganya Gus Mus yang dicegat wartawan menjelang pembukaan Pekan Muharram yang diadakan Harian Duta Masyarakat, enggan berkomentar. Karya KH Mustofa Bisri "Berdzikir Bersama Inul" Laris Reporter : Budi Sugiharto detikHot - Surabaya,Inul kian santer. Kali ini dalam bentuk lukisan. Meski belum dibuka secara resmi, lukisan 'Berdzikir bersama Inul' karya KH Mustofa Bisri dan 'Begitu aja kok repot' karya Danarto laris menyedot perhatian masyarakat yang mengunjungi Pekan Muharram 1424 H di Masjid Agung Al Akbar, Jl Gayung Kebonsari, Surabaya, Selasa (4/3/2003). Lukisan berukuran 60 cm x 50 cm itu ramai mendapat sambutan karena dinilai sungguh berani dan melawan arus. Bagaimana tidak? Dalam lukisaanya, Gus Mus demikian Mustofa Bisri biasa dipanggil, menorehkan catnya dengan mengambil objek Inul yang sedang menggoyang pinggulnya di tengah-tengah para kiai yang sedang berdzikir. Untuk menunjukkan posisinya, Gus Mus membubuhkan tulisan 'aku' di salah satu kiai yang digambarkan sedang khusuk dalam berdzikir. Apa maksudnya? Sayanganya Gus Mus yang dicegat wartawan menjelang pembukaan Pekan Muharram yang diadakan Harian Duta Masyarakat, enggan berkomentar. Namun salah satu kawan dekatnya yang juga sesama pelukis menafsirkan bahwa makna lukisan 'kontroversial' itu sebagai simbol keberadaan Gus Mus yang tidak terjebak persoalan goyangan Inul yang dinilai meresahkan masyarakat itu. "Saya menilai Gus Mus ingin membela seorang wanita bernama Inul yang sedang tertindas karena di sana-sini muncul pencekalan akibat gaya tariannya," ungkap Danarto, salah seorang pelukis kenamaan asal Jakarta yang juga kawan Gus Mus. Menurutnya, Gus Mus sebagai kiai yang arif dan bijaksana tidak ingin terseret untuk ikut memojokkan Inul. "Barangkali lukisan itu sebagai bentuk introspeksi kepada semuanya. Bahwa seorang Inul mampu membuat gembira rakyat miskin sedangkan 'mereka' termasuk elit politik justru menambah persoalan bagi rakyat miskin," katanya menganalisis. Lukisan itu juga bisa diartikan sebagai permintaan kepada para kiai/ulama dan elite politik untuk lebih memikirkan bagaimana membangun dan memakmurkan rakyat Indonesia. "Tidak usah terjebak mempersoalkan Inul melulu, lha para kiai sedang terjebak pada kebingunganya masing-masing kemudian menemukan objek baru ..lalu itu yang dikejar," ujarnya sembari tersenyum. Demikian pula kata Danarto, lukisan ini bisa juga otokrtik bagi keberadaan Majelis Ulama Indonesia yang telah ikut-ikutan mencekal Inul. "Bisa ditafsirkan juga kalau MUI tidak usah memburu Inul tapi yang lebih penting memburu koruptor," tegasnya memberikan sejumlah pandangan sebagai sesama pelukis. Tapi ia buru-buru menegaskan jika lukisan itu bisa diintreprestasikan berbagai macam di atas kebabesan yang melekat di tubuh seorang seniman. " Silakan lukisan yang ada itu diartikan sendiri-sendiri..tidak ada yang melarang kok," tambahnya. Gitu Aja Kok Repot Selain lukisan "Berdzikir bersama Inul", perhatian pengunjung juga tersita disebuah lukisan raksasa berjudul "Gitu Aja Kok Repot" karya Danarto. Dalam lukisan yang dibuat tahun 2000 itu digambarkan sosok Gus Dur sedang mendapat bisikan malaikat. Gus Dur yang dilukiskan dengan berpakaian jas kemeja lengkap terlihat tertawa lepas. "Silakan berimajinasi atas nama kebebasan. Sebab seorang kiai pasti takut melukis ini karena khawatir para santrinya mengira dirinya pernah bertemu malaikat. Saya sendiri tidak pernah bertemu. Inilah kekebasan berimajinasi sebagai seniman," paparnya. Yang menarik katanya, malaikat yang bersayap itu sering diartikan sebuah partai politik karena dalam sayapnya ditorehkan cat dengan warna hijau, merah, biru dan kuning. "Ndak ada unsur politisnya. Saya buat dengan warna itu memang karena saya suka. Suka kegembiraan," jawabnya. Yang jelas, kata Danarto, makna yang terjadi bahwa lukisan itu sebuah simbol pertemuan akherat dengan unsur duniawi. "Kalau itu terwujud maka kemakmuran bangsa ini akan tercapai," jawabnya. Mengapa yang pilih sosok Gus Dur? "Saya berteman dengan Gus Dur sejak tahun 1980 dan saya terkesan dengan kepribadiannya yang cerdas, jenaka, toleran serta pruralisme bisa berdiri diatas semua golongan," jelasnya. AS Serbu Irak, Playboy 'Serbu" LebanonMurtadin & Jahiliyah Oleh : Fakta 26 Mar 2003 - 3:59 am Jakarta,Amerika Serikat tampaknya tak hanya menyerbu Irak dengan kekuatan senjata canggihnya. Namun, mereka juga "menyerbu" negara Arab lainnya, Lebanon dengan berbagai produknya, salah satunya adalah majalah seks ternama, Playboy. Padahal, karena alasan budaya dan agama negara-negara Arab telah melarang semua hal yang berbau pornographi, baik yang berupa gambar maupun tulisan. Namun kini, Lebanon secara resmi telah mengizinkan peredaran majalah porno asal AS, Playboy. detikHot - Saat ini, majalah tersebut bisa didapat dengan mudah di Lebanon. Hampir semua toko buku menyediakan majalah yang berisikan aksi-aksi vulgar selebritis dunia. Demikian Albawaba.com. Sebenarnya, bukan saat ini saja Lebanon mengizinkan peredaran majalah 'panas' AS tersebut. Pasalnya, majalah tersebut sudah menghiasi kota Beirut, Ibukota Lebanon, sejak 30 tahun lalu. Dan, masyarakat Lebanon sendiri tampaknya tak berkeberatan dengan peredaran majalah tersebut. Bahkan mereka adalah pembeli utama majalah tersebut. Pengawas publikasi senior Libanon, Colonel Antoinette Babi, mengakui kalau divisinya memberikan izin penjualan "Playboy" di Lebanon. Namun, mereka meminta agar majalah tersebut ditutup oleh plastik hitam dengan peringatan bahwa majalah tersebut hanya dijual pada orang yang berusia 18 tahun keatas. "Lembaga sensor akan mengawasi secara ketat peredarannya, dan tak segan memberikan sanksi pada pengedar yang melanggarnya," ujarnya. "Ada perbedaan yang mendasar antara hal yang membangkitkan seks dan majalah porno. Majalah seperti itu dilarang di Lebanon. Majalah Playboy bukan majalah yang vulgar, bukan majalah porno seperti yang orang pikirkan. Banyak sekali topik yang bagus dan menarik seperti yang terdapat dalam majalah lain," ujar Babi pada Lebanese Daily Star," jelasnya. "Kami tidak pernah memberikan izin pada peredaran majalah porno. Tapi kita tahu bahwa ada orang yang telah melakukannya secara diam-diam," tambah Babi. Lagipula, lanjut Babi, majalah seks yang diijinkan peredarannya di Lebanon itu tidak bisa disebut sebagai majalah Porno. Sebab, artikel-artikel dan gambar-gambarnya serupa dengan yang pernah ditayangkan di televisi kabel dan internet.(wan) April Mop = hari boleh menipu orang lainMurtadin & Jahiliyah Oleh : Fakta 30 Mar 2003 - 3:41 am Assalamu'alaikum wr. wb. April Mop Sekitar seribu tahun yang lalu saat Spanyol di bawah kekuasaan Muslim begitu kuat sehingga tak bisa dihancurkan. Kaum Kristen di barat berharap untuk menlenyapkan Islam dari seluruh bagian dunia dan mereka berhasil melakukannya sedikit banyak. Namun ketika mencoba membersihkan Islam dari kekuasaan Spanyol, mereka gagal. Telah beberapa kali dicoba tapi selalu tidak berhasil. Lalu mereka mengirim pengintai ke Spanyol untuk mempelajari Islam dan menemukan bahwa kekuatan yang dimiliki kaum Muslim adalah taqwa. Muslim Spanyol bukan hanya beragama Islam namun memperaktekkan kehidupan secara Islam. Mereka tidak hanya membaca Al-Qur'an tapi juga bertingkah laku berdasarkan Al-Qur'an. Mereka selalu berkata tidak untuk musik, untuk bir dan juga segala hal yang diharamkan dalam Islam. Jika mereka membaca tentang hijab di Al-Qur'an, mereka memperaktekkan nya tidak seperti kebanyakan kita. Karena itu, marilah kita berpegang tangan erat dan berjanji untuk memperaktekkannya secara nyata. Begitu kaum Kristen mengetahui kekuatan umat Islam, mereka mencari strategi untuk menghancurkannya. Mulailah dengan mengirim alkohol dan cigarette secara gratis kepada mereka. Taktik ini cukup berhasil dan melemahkan keyakinan umat Islam terutama kaum mudanya. Hasil dari usaha ini adalah jatuhnya Spanyol dari kekuasaan umat Islam dan mengakhiri penguasaan umat Islam seluruhnya terhadap Spanyol selama delapan ratus tahun. Daerah terakhir yang jatuh kepada kekuasaan kaum Kristen adalah Grenada (Ghornata) pada tanggal 1 April (belum dapat kepastian). Sejak saat itu, mereka merayakan hari kejatuhan umat Islam sebagai Hari Kebodohan umat Islam dimana pada tersebut umat Islam dipermalukan oleh kaum Kristen yang sekarang dirayakan sebagai April Fool's Day atau April Mop. Lalu kenapa kita mesti merayakan hari kebodohan kita sendiri? Hari kejatuhan kita? Jawabannya adalah ketidakpedulian kita, bukan? Tidak satupun dari kita mengetahui tentang ini. Maka mulai sekarang, mari kita berjanji untuk tidak merayakan hari April Mop dan mulai memperaktekkan Islam secara benar dan kaffah tanpa harus kehilangan keyakinan seperti yang pernah dilakukan oleh umat Islam Spanyol. Pada peristiwa tersebut, Muslimin Spanyol dijanjikan akan diberi kebebasan untuk meninggalkan tanah Spanyol secara damai, dengan catatan tidak boleh membawa senjata ke pelabuhan. Ternyata, setelah mereka berkumpul di sana, mereka dibantai secara keji tanpa ada kesempatan membela diri. Itulah mengapa tanggal 1 April diperingati kaum Kristen sebagai hari kebodohan umat Islam, dengan kata lain, "bego, mau aja ditipu". April Mop = hari dimana mereka boleh menipu orang lain sebagai bahan gurauan. "Ya Allah, jadikanlah syahid dan syahidah sebagai gelar sarjana kami yang tertinggi". Wassalamu alaikum Wr. Wb. Sumber : http://www.alirsyad-alislamy.or.id/i-harian48.htm April Mop? No way! Assalamualaikum... Saudara ku.. Setiap kali menjelang tanggal 1 April, banyak diantara kita begitu terbawa dengan budaya 'pandang ke barat', dan mereka menjadi begitu sibuk sekali. Kepala mereka penuh dengan rencana dan mencari mangsa-mangsa untuk dipermain-mainkan. Bahkan sewaktu sedang bekerja atau sedang makan pun kepala mereka mencari cara dan membuat rencana 'penganiayaan' ini. Yang penting mereka ingin puas melihat muka mangsa-mangsa gurauan April Mop mereka merah padam karena dipermain-mainkan. Bagaimanapun, tanpa mereka sadari, kadang guyonan-guyonan biasa atau 'practical jokes' yang dilakukan dapat menjadikan perselisihan dan penyesalan yang berkepanjangan. Sewaktu masa sekolah dahulu, pernah terbaca tentang suatu tragedi yang terjadi pada tanggal 1 April ini. Seorang suami yang suka jahil tentang agama, telah mengucapkan, 'Aku ceraikan kamu dengan talak 3' pada isterinya dengan niat untuk bercanda. Isterinya yang pada mulanya tercengan-cengang terus meraung, kemudian si suami dengan muka tanpa dosa kemudian mengucapkan 'April MOP!!'. Setelah itu, giliran si suami pula untuk meraung saat diberitahu bahwa talak yang dilafazkan tersebut telah jatuh!!!. Dibalik perayaan April Mop (April Fool's Day) ini, sangat dipercayai bahwa April Mop mula mula dirayakan pada saat kejatuhan kerajaan Islam di Spanyol. Setelah sekian lama berkuasa di Granada, Spanyol, kerajaan Islam akhirnya runtuh diserang tentara-tentara Kristen. Penduduk-penduduk Islam di Sepanyol (Moors) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara Kristen tidak puas dan berusaha untuk menghapuskan orang-orang Islam dari Spanyol. Penduduk-penduduk Muslimin ini, diberitahu bahwa mereka diperbolehkan berlayar keluar dari Spanyol dengan barang-barang keperluan mereka dengan menggunakan kapal-kapal yang berlabuh di perlabuhan. Orang-orang Muslimin khawatir dan curiga atas tawaran tersebut, dikhawatirkan tawaran tersebut merupakan suatu penipuan, kemudian mereka pergi kepelabuhan untuk melihat apakah ada kapal yang dimaksud oleh tentara Kristen Setelah dilihat keberadaan kapal kapal dipelabuhan, merekapun membuat persiapan untuk berlayar. Keesokan harinya (1 April), mereka mengambil semua barangan yang telah disiapkan lalu menuju ke perlabuhan. Pada saat inilah, pihak Kristen mengambil kesempatan menggeledah dan membakar rumah penduduk-penduduk Islam itu. Bahkan mereka juga tidak sempat untuk menaiki kapal karena semuanya telah musnah dibakar. Pihak Kristen kemudian menyerang kaum Muslimin dan membunuh kesemuanya, lelaki, perempuan, serta anak-anak kecil.Peristiwa berdarah yang meyedihkan ini kemudiannya dirayakan oleh tentara Kristen. Perayaan ini akhirnya dirayakan setiap tahun bukan saja di Spanyol tetapi juga di seluruh dunia sebagai April Fool's Day.Yang menyedihkan, orang-orang Islam yang jahil pun turut memperingati April Fool's Day tanpa menyadari mereka sebenarnya merayakan ulang tahun pembunuhan masal saudara se-Islam mereka sendiri. Semoga Allah sentiasa membuka pintu taubat untuk kita. Petikan Risalah Fikrah-Peliharalah Allah, niscaya Allah akan memelihara kamu...... HR Tarmidzi "To love someone is nothing To be loved by someone is something To be loved by someone you love is exciting But to be loved by Allah is everything" Wasallam, IG Subject: [ppiindia] (Not) an April Mop! Date: Mon, 31 Mar 2003 09:17:58 -0000 From: "idgunawan" Terperosok Prostitusi di Arab SaudiMurtadin & Jahiliyah Oleh : Redaksi 30 Jun 2003 - 11:55 pm CERITA seram tentang nasib perempuan asing di Arab Saudi kerap jadi oleh-oleh jemaah haji Indonesia. Kisahnya cukup membikin bergidik handai tolan di kampung. ''Katanya ada perempuan dilarikan sopir taksi di hadapan suaminya. Sampai kini tak ketahuan nasibnya,'' begitu bunyi satu cerita, yang tambah seram dibumbui ekspresi takjub penuturnya. Cerita berikutnya, ada jemaah haji wanita diperkosa dan dibunuh di kamar mandi. Pelakunya, menurut cerita tadi, diperkirakan lelaki Arab yang mengenakan abaya (jubah penutup seluruh tubuh) perempuan. Tapi, ada cerita lain yang tak kalah mencengangkan: ''Jemaah haji ternyata sering ditawari berkencan dengan perempuan nakal asal Indonesia''. Busyet! Kabar burung tentang perempuan diculik sopir taksi, atau diperkosa dan dibunuh di kamar mandi, mungkin saja isapan jempol. Setidaknya, bisa dipastikan kisah itu tak menimpa jemaah haji Indonesia. Lucunya, cerita itu yang biasanya justru dipercaya. Tapi terhadap cerita praktek prostitusi, tidak sedikit yang membelalakkan mata: apa iya ada pelacuran di sana, melibatkan orang Indonesia pula? Maklum, Arab Saudi kadung diidentikkan tempat suci. Lagi pula, negeri minyak itu menerapkan hukuman keras bagi pelaku perzinahan: bisa dirajam! Siapa yang berani coba-coba? Logikanya memang begitu. Faktanya, prostitusi yang melibatkan perempuan Indonesia meruyak di sana. Sebagian saudara kita yang malang itu terbukti digaruk polisi setempat. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Jacob Nuwa Wea, menyebutkan, 118 wanita Indonesia ditahan di penjara atas sangkaan prostitusi. Ikut ditahan, tiga mucikari, juga orang Indonesia. Mereka terjaring razia sejak tahun lalu. ''Sangat memalukan,'' kata Jacob kepada Rini Anggraini dari GATRA . Praktek pelacuran merambah pula ke Mekah dan Madinah. Kaki tangan germo, biasanya lelaki Indonesia, Pakistan atau Bangladesh, tak segan menawarkan jasa perempuan pemuas syahwat asal Nusantara. Seorang jemaah haji Indonesia menuturkan, saat di Mekah, ia sempat ditawari jasa itu, namun ditampiknya. ''Tadinya saya tidak percaya,'' katanya, masygul. Diperkirakan, sedikitnya ratusan perempuan Indonesia terjebak menjadi budak pemuas nafsu kaum lelaki di sana. Kaum hawa itu berusia 20-30 tahun. Ada pula pelacur dari Filipina, Afrika, Syria, Lebanon dan Yordania. Disinyalir, praktek pelacuran ini mulai marak sejak beberapa puluh tahun silam. Ketika itu Saudi mengimpor tenaga kerja besar-besaran, termasuk dari Indonesia. Pelacur Indonesia sangat mencolok karena paling banyak dan berkelas jalanan. Sebagian besar gentayangan di Jedah, kota industri dan perdagangan yang lebih bebas di banding kota-kota lain di Saudi. Dari sekitar 1,6 juta penduduknya, seperempatnya ekspatriat mancanegara. Terbanyak berasal dari Indonesia, Filipina, Pakistan, dan India. Tidak sulit mengintip aksi mesum perempuan Indonesia, khususnya di Jedah. Wartawan GATRA melaporkan, mereka biasanya mejeng di banyak tempat, di antaranya di sekitar toko Bandung atau Restoran Bali di distrik Syarafiyyah. Para perempuan itu nongol pukul 23.00 menumpang taksi. Mereka mengenakan abaya dan kerudung, namun dibiarkan agak terbuka menampakkan kepala, rambut, dan leher. Menurut Mamad, sebut saja begitu, sopir taksi asal Indonesia di Jedah, abaya dan kerudung terbuka merupakan isyarat tambahan bahwa si perempuan bisa diajak bermesum. Konon, warga Arab sudah ser-seran dibuatnya. Maklumlah, hal-hal yang langka memang lebih mengundang rasa ser-seran. Maraknya peredaran gelap VCD porno juga jadi pendongkrak syahwat. Para pramusyahwat tadi tak perlu mejeng lama-lama. Sejurus berselang, biasanya satu per satu dijemput lelaki hidung belang, menggunakan taksi atau mobil pribadi. Ke mana mereka bergelut? Kalau si hidung belangnya Arab, biasanya ''main'' di hotel. Mereka jelas berduit, meski tak royal. Bila si lelaki orang Pakistan atau Bangladesh, pasangan mesum itu biasanya melepas hajat di imarah alias apartemen, mirip rumah susun. Imarah tadi bisa tempat tinggal lelaki hidung belang bersangkutan, bisa pula hunian temannya. Si hidung belang ini umumnya sopir taksi atau pekerja kasar. Di sana, menyelundupkan wanita bukan muhrim ke imarah sudah jadi perkara mudah. Peraturan pemerintah setempat yang mensyaratkan penyewaan apartemen harus dengan bukti ailah atawa surat keluarga, tidak berlaku ketat. Di samping itu, pemilik imarah juga jarang mengontrol. Jadilah pasangan-pasangan itu bercinta sesukanya tanpa risih atau waswas. Berapa harga keringat pramunikmat tadi? Pelanggan boleh beda, tapi bayarannya nyaris selalu sama. Untuk kencan singkat, rata-rata syarmuth Indonesia itu cuma dibayar 50 riyal, atau sekitar Rp 150.000. Bayaran ini jauh lebih rendah dibanding pelacur Filipina, yang meski sama-sama kelas jalanan, bayarannya mencapai 200 riyal. Dijajarkan dengan bayaran pelacur Arab yang 500 riyal sekali kencan singkat, nilai cewek kita makin melorot. Syarmuth Indonesia juga sering dipesan semalaman. Tarifnya 200 riyal. Celakanya, sering digambreng oleh empat lelaki, yang masing-masing membayar cuma 50 riyal. ''Itulah liciknya warga Arab,'' ujar seorang sopir taksi yang tahu banyak perihal prostitusi. Herannya, cewek Indonesia jarang protes. Memang, ada kalanya syarmuth Indonesia mendapat pelanggan Arab cukup royal yang mau membayar 100 riyal atau lebih. Itu bila perempuannya cantik dan pandai merayu. Bagi syarmuth, bayaran ini jelas jauh menggiurkan dibanding menjadi pembantu rumah tangga yang bergaji 400-600 riyal sebulan penuh. Apa boleh buat, pelacur Indonesia di sana telanjur dikenal sebagai barang murahan. Sampai-sampai melekat julukan melecehkan: abu khomsin. Dalam bahasa Arab artinya barang seharga 50 riyal. Dibandingkan dengan harga sebuah jam tangan biasa, ia cuma bernilai seperempatnya. Kalau dipadankan dengan kudapan di sana, si ''abu khomsin'' hanya setara lima mangkok bakso. Tidak jarang, lelaki hidung belang memanggil syarmuth Indonesia sebagai siti rohmah. Sepintas, kedengaran indah, karena berarti wanita pemberi kasih sayang. Namun, panggilan itu diucapkan dengan cibiran dalam nada dan makna berkonotasi syahwat. Menyedihkan. Sudah begitu, mereka kerap pula dicemooh pelanggan, menyangkut --maaf-- servis di kasur. ''Barang wanita Indonesia kecil, permainannya pelan,'' begitu komentar seorang sopir taksi dari Bangladesh kepada GATRA, sambil mencibir. Padahal, menurut seorang syarmuth asal Jawa Barat, sebut saja Yuyun, setiap kali kencan, mereka berupaya maksimal mengimbangi pasangannya. Namun Yuyun mengakui, orang Arab, India atau Bangladesh bertenaga besar. Soal daya tahan? ''Ah, sama saja dengan orang kita, ada yang lama, ada sebentar,'' kata Yuyun, mesam-mesem. Perempuan 23 tahun ini mengaku baru beberapa bulan melacur setelah kabur dari majikannya di Mekah. Katanya sih, ia belum lama menjadi pembantu rumah tangga di sana. Ia kabur atas bantuan sopir taksi orang Indonesia, yang belakangan justru menjerumuskannya ke dunia prostitusi. Sayang ia tidak mau cerita lebih banyak. Menurut keterangan yang dikumpulkan GATRA , tenaga kerja wanita (TKW) yang kabur dari tempat majikannya sangat berpotensi menjadi pelacur. Soalnya, si ''dewa penolong'' lebih sering kawanan kaki tangan mucikari. ''Ada semacam sindikatnya,'' kata Abdul Wahid Maktub, mantan Konsulat Jenderal RI di Jedah tahun 2001-2002. Kawanan sindikat itu biasanya sudah mengincar mangsanya sejak tiba di Kedutaan Besar RI atau kantor konsulat di Arab Saudi. Kawanan ini dengan mudah memperoleh nomor kontak dan alamat calon majikan si TKW. Beberapa waktu berselang, si TKW dikontak, ditanyakan bagaimana keadaannya. Jika TKW tidak betah-bisa lantaran disiksa, gaji tidak dibayar, atau mengalami pelecehan seksual-- ia dibujuk agar kabur. Si TKW percaya karena merasa sesama orang Indonesia. Lalu diaturlah agar TKW membuang sampah, atau berbelanja. Kemudian dijemput mobil. Pakaian abaya memungkinkan si TKW berlagak sebagai muhrim sang penjemput. TKW pelarian tadi dibawa ke penampungan milik mucikari. Biasanya berupa apartemen, atau gedung bekas hotel yang disewa bulanan. ''Hampir di tiap kota di Saudi ada penampungan ini,'' kata Wahyu Susilo, Sekretaris Eksekutif Konsorsium Pembela Buruh Migran Indonesia, kepada Rury Feriana dari GATRA. Menurut penuturan Syafril Syafei, seorang sopir yang pernah bekerja di Mekah kepada Yohansyah dari GATRA, dari penampungan itulah para TKW pelarian tadi dijerumuskan ke dunia prostitusi. Mereka tak berdaya. Sudah tak ada uang, surat identitas tercecer pula. Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang mengirimnya juga tak mau tahu lagi. Modus seperti ini berlaku pula bagi TKW yang datang dengan visa umroh. Atau, para TKW yang nekat kabur begitu saja dari majikannya. Mereka luntang-lantung di negeri orang, dan akhirnya jatuh ke tangan germo. Sebagian di antaranya memang pernah menjadi perek di Tanah Air. Walhasil mereka gampang nyemplung lagi ke praktek nista itu. Awalnya, para TKW pelarian menjadi simpanan sopir penolongnya. Ada yang dinikahi secara sirri, ada pula yang ''ditancap'' begitu saja. ''Setelah kenyang, dijual ke temannya dengan bayaran 50 riyal sekali pakai,'' kata Ustadz Fudoili, aktivis Partai Keadilan Arab Saudi, yang banyak memantau masalah pelacuran ini. Belakangan, sebagian syarmuth itu lebih suka memilih pelanggan mukimin (orang asing yang menetap di Arab) non-Indonesia. ''Sekarang, kalau (main) dengan orang Indonesia saya malu,'' kata Lulu, nama samaran pelacur asal Kalimantan. Aktivitas esek-esek yang ini memang diatur cukup rapi. Umumnya mucikari melayani pesanan lewat telepon selular (ponsel). Pelanggan cukup mengirim SMS, syarmuth diantarkan sopir taksi yang dipercaya mucikari. Tempat ''penjajakan'' dilakukan di pasar swalayan atau di rumah sakit. Bila cocok, pasangan itu segera menuju apartemen atau hotel. Tapi, tidak sedikit dijumpai syarmuth Indonesia yang beroperasi sendiri. Para wanita penghibur ini menggunakan beberapa trik. Bisa dengan menyebar nomor ponselnya, atau kadang mejeng langsung. Di Madinah, misalnya, mereka berkeliaran di warung dan pertokoan dengan menyematkan pita kecil berwarna merah di pundaknya. Lelaki hidung belang biasanya mahfum. Kalau syur, ia langsung menggandeng si wanita. Selanjutnya terserah mereka. Kadang, justru si lelaki yang aktif memberi sinyal bahwa ia butuh cewek. Caranya, berjalan bolak-balik sembari memainkan jari tangan. Acap lelaki Arab kelewat agresif. Mengira setiap perempuan Indonesia adalah perek, hingga main sosor sembarangan. Kontributor GATRA Abdullah dan Wahid di Saudi melaporkan, di keramaian sering terlihat lelaki Arab mengejar setiap perempuan Indonesia sembari menyodorkan nomor ponselnya. Maksudnya, minta dihubungi guna mengatur kencan. ''Akibatnya, sering kejadian saling hardik,'' tutur H. Abdullah Umar, staf Konjen RI di Jedah. Sebetulnya, praktek prostitusi ini sudah lama dan jadi rahasia umum di Saudi. ''Kami sudah tahu sejak 1980-an. Di Mekah, pelacurnya orang kita semua,'' kata Ustadz Habib Muhammad Rizieq, Ketua Umum Front Pembela Islam, kepada Luqman Hakim Arifin dari GATRA. Gusar dia. Herannya, selama ini jarang ada razia oleh polisi setempat. Kabarnya, polisi kesulitan menangkap pelaku zina yang kerap berlindung dibalik ''ayat'' perkawinan sirri. Rumor lain yang belum dikonfirmasi, polisi main mata dengan pelaku prostitusi, termasuk mendapat jatah ''dilayani''. Entah kenapa, baru setahun lalu kepolisian getol merazia. Ratusan mukimin Indonesia kena garuk. Sebagian karena tidak punya dokumen keimigrasian lengkap, sebagian lagi -118 wanita plus tiga pria-- disangka terkait prostitusi. Ada yang malah tertangkap basah bermesum. Harian Okaz yang terbit di Jedah, Februari silam melaporkan perihal seorang wanita Indonesia digrebek sedang bermesraan dengan lelaki Thailand di Mekah. Kini para tersangka meringkuk di penjara briman, Saudi. Menteri Jakob Nuwa Wea telah meminta bantuan KBRI di Riyadh untuk membantu penyelesaian kasus itu. Namun, sejauh ini pihak KBRI baru mengirim penerjemah. Bantuan hukum belum diupayakan kongkrit. Terkuaknya kasus prostitusi ini kembali menunjukkan amburadulnya nasib TKW di luar negeri, khususnya di Saudi. Betapa tidak, di rumah majikan mereka kerap disiksa dan dilecehkan secara seksual. Tidak jarang ada yang sampai hamil, dan melahirkan anak di kampung halaman. ''Ada TKW diperkosa majikannya, kemudian dipaksa melacur di Mekah,'' tutur Salwa dari Solidaritas Perempuan, mengutip pengaduan yang masuk ke lembaga itu pada 2000. Ketika kabur dari tindasan majikan, mereka disambar teman sebangsa sendiri untuk dijadikan pelacur, dengan harga banting pula. ''Citra Indonesia sudah busuk di sini (Arab). Martabat bangsa telah jatuh ke titik terendah,'' ucap Ustadz Fudoili, yang sangat aktif di Islamic Center Jedah. Semua itu terjadi lantaran TKW kelihatan bodoh dan penakut. ''Sehingga sama sekali tak punya posisi tawar,'' kata Iva Kusuma dari divisi hukum Solidaritas Perempuan. Maklumlah, TKW yang dikirim kebanyakan orang udik yang tak berpendidikan. Selain itu, setiba di tujuan, praktis tak ada koordinasi sama sekali dengan PJTKI yang memang tak peduli, atau KBRI. Rekan sebangsa pun tega mematuk mereka. Dalam pandangan Brigjen Aryanto Sutadi, Direktur I Keamanan dan Transnasional Mabes Polri, semua karakter tadi, ditambah sikap suka ''gelap-gelapan'' dari TKW/TKI, membuat kasus itu sulit diberantas. Itulah sebabnya, jauh sebelum kasus prostitusi ini terkuak lebar, sudah kencang desakan agar pemerintah menyetop pengiriman TKW ke Arab. Toh, program itu jalan terus, demi devisa. Baru setelah sejumlah negara Islam menyetop pengiriman tenaga kerjanya ke Saudi, pemerintah RI menetapkan larangan serupa, Februari 2003. Tapi, tiga bulan berselang larangan itu dicabut. Habib Rizieq kecewa. ''Seharusnya pengiriman TKW distop total. Harga diri bangsa lebih penting daripada devisa,'' ujarnya. Mudah-mudahan, suatu ketika suara-suara bermartabat semacam itu direspon serius pemerintah. Taufik Alwie, Sujud Dwi Prastisto, dan Mahrus Ali (Arab Saudi). [Laporan Utama, GATRA, Nomor 33 Beredar Senin 30 Juni 2003] Geger Dukun Hamil Haji Jaya BekasiMurtadin & Jahiliyah Oleh : Redaksi 05 Aug 2003 - 7:09 am Seribu Jurus Mengubah Mandul Jadi Manjur LIMA tahun lamanya pasangan Yayan Hendayana dan Lani Mayasari hidup dalam penantian. Sejak keduanya menikah pada April 1998, rumah tangganya sepi. Tangisan si buyung yang ditunggu tak jua terdengar. Yayan sih sudah rajin "mengunjungi" Lani, namun kandungan istrinya tetap saja kosong. Upaya terapi pun telah dilakoni, walaupun baru sebatas pengobatan alternatif yang berbiaya murah. Maklumlah, sebagai sopir angkutan kota jurusan Munjul-Pasar Rebo, Jakarta, isi kocek Yayan jauh dari cukup untuk biaya pengobatan ke dokter kandungan. Sudah tak terhitung lagi jumlah "orang pintar" yang dimintainya tolong. Dari sekadar memohon doa sampai mendapat pijat kandungan. Namun, hasilnya tetap nihil. Di tengah rasa putus asa, Yayan mendapat saran ayahnya agar minta tolong ke Haji Jaya, orang yang disebut-sebut bisa membantu pasangan suami-istri yang mandul menjadi subur. "Sejak April lalu, saya mulai memenuhi anjuran itu," katanya. Sungguh beruntung pasangan Yayan dan Lani. Kala kunjungan yang ketiga, Pak Haji menyatakan Lani hamil. Sejak itu, wanita berusia 24 tahun ini tak pernah datang bulan. Perutnya terus menggelembung. Menurut perhitungannya, usia kandungan bakal menginjak empat bulan pada Kamis pekan depan. "Semuanya berjalan normal," kata Lani. Benarkah? Setidaknya Lani butuh sekitar lima bulan lagi untuk membuktikan si jabang bayi benar-benar lahir selamat. Yayan dan Lani hanyalah satu contoh dari seabrek pasangan suami-istri yang kesulitan mendapat keturunan karena punya masalah pada tingkat kesuburan organ reproduksinya. Memang belum ada angka resminya. Namun, temuan lapangan para dokter ahli kandungan dan kebidanan angkanya 15% hingga 20% dari total pasangan suami-istri usia subur. Artinya, dari 50 juta pasangan usia subur yang tercatat di Indonesia, sekitar 7,5 juta hingga 10 juta pasangan tidak subur. Menurut Dokter Boyke Dian Nugraha, ahli kandungan dan kebidanan pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pasangan dikatakan tidak subur kalau selama satu tahun setelah perkawinannya tak kunjung dikaruniai keturunan. Padahal, mereka berhubungan intim secara teratur dan tidak memakai alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan. Siapa yang jadi biang ketidaksuburan? Pihak suamikah atau istri? Hampir semua kalangan medis menyebut kedua pihak punya andil sama. Yakni 40% disebakan oleh laki-laki, dan 40% lainnya oleh perempuan. Sedangkan sisanya diakibatkan faktor luar, misalnya lingkungan. Untuk kalangan pria, kata Prof. Dr. Nukman Moeloek, SpAnd, guru besar andrologi dan biologi kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), menyatakan bahwa banyak hal yang membuat "senjata"-nya jadi tumpul. Namun, secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam tiga penyebab. Yakni, kemandulan sebelum testis, kemandulan pada testis, dan kemandulan sesudah testis. Lebih jauh, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Andrologi Indonesia itu memaparkan, kemandulan sebelum testis dapat disebabkan, misalnya, gangguan kelenjar di otak yang berfungsi menghasilkan hormon follicle simulating hormone (FSH) dan leutinizing hormone (LH). FSH, kata Nukman, tugasnya memberi makanan ke testis. Adapun LH merangsang hormon testosteron yang dibutuhkan sperma agar "greng" menghasilkan anak. Sedangkan gangguan pada testis, misalnya, terjadi karena sperma yang dihasilkan terlalu lemah dan jumlahnya sedikit. Di bawah angka cukup untuk membuahi sel telur, 20 juta hingga 200 juta per ml. Dalam kondisi ini, sperma tak kuasa berenang hingga sampai ke sel telur. Adapun kemandulan sesudah testis bisa disebabkan infeksi yang terjadi pada saluran alat kelamin. Infeksi bisa muncul akibat serangan mikroorganisme, seperi Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrcheae, dan Mycoplasma hominis. Pada kalangan wanita, penyebab kemandulan bisa karena kegagalan pelepasan sel telur, infeksi pada saluran sel telur, serta gangguan pada selaput lendir rahim dan leher rahim. Bisa pula karena indung telur betul-betul tak menghasilkan sel telur yang matang sehingga sulit diovulasi dan masuk ke seluran telur. Penyebabnya, kata Boyke, "Bisa saja karena stres." Bagi dunia kedokteran, dapat dikatakan semua penyebab ketidaksuburan ini bisa dipecahkan. Dari terapi pemberian obat penyembuh infeksi saluran reproduksi hingga teknologi tercanggih pembuatan bayi tabung (lihat: Dari Inseminasi Hingga ICSI). Namun, angka keberhasilannya belum sampai mencapai 100%. Program bayi tabung, misalnya, menurut Dr. Soegiharto Soebijanto, ahli bayi tabung dari Fakultas Kedokteran UI, tingkat suksesnya baru mencapai 20% hingga 30%. Kendala lainnya ada pada biaya pengobatan yang mahal. Pada program bayi tabung, contohnya, kata Soegiharto kepada Cecep Risnandar dari GATRA, "Untuk satu prosedur saja butuh Rp 30 juta." Angka ini tentu terasa berat bagi kebanyakan penduduk Indonesia yang hidup jauh dari kemakmuran. Karenanya, banyak pasangan suami-istri bermasalah memalingkan muka ke cara-cara pengobatan alternatif. Sejumlah orang yang dikatakan "pintar" bisa mengobati berbagai penyakit, termasuk masalah kemandulan, menjadi tumpuan harapan. Di Jakarta, satu di antara orang pintar yang diantre pasien adalah Pak Sobri. Pria yang berpraktek di Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur, ini biasanya memberikan terapi dengan cara mengurut pada bagian kaki, leher, dan tangan. Si pasien pun biasanya pantang mengonsumsi sejumlah makanan, seperti cokelat, daging jeroan, dan sayur asem. Tak lupa pula, Pak Sobri memberi obat berupa kapsul yang harus diminum pasien setiap hari. Dari Jawa Timur, reputasi Mbah Kamah, warga Dusun Slombok, Desa Plemahan, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, sudah lama kesohor bisa membuat pasangan mandul jadi manjur. Nenek yang masih sigap di usia 98 tahun ini pun melakukan terapi lewat pijatan, tapi lebih tertuju pada bagian perut si pasien. Proses pemijatan diakhiri pembacaan mantra, yang intinya memohon kepada Allah agar pasiennya diberi keturunan. Mbah Kamah pun memakai ramuan jamu untuk membuat rahim lebih subur. Hanya saja, jamu itu harus dibuat sendiri oleh pasien. Nenek yang praktek sejak 1945 ini hanya menyebut bahan-bahannya, yakni kunir, sinom, daun sarap, ketumbar, dan garam. Tak cukup sampai di situ. Selama dalam perawatan, pasien pantang makan ikan kuthuk (gabus) dan daun kemangi. "Itu sumber penyakit," kata Mbah Kamah kepada Nurul Fitriyah dari GATRA, sambil menyeringai memperlihatkan deret giginya yang masih utuh (lihat: Terapi Pendulum Pakaian Dalam). Keahlian serupa dimiliki Mbah Hardjo. Warga Kampung Candi Losmen, Tanah Putih, Semarang, Jawa Tengah, ini terkenal dapat membantu menyuburkan kandungan lewat pijatan pada bagian perut. Tujuannya, agar posisi kandungan sesuai pada tempatnya, sehingga aliran sperma tak terhambat. Biasanya proses terapi berlangsung empat hingga lima bulan, setiap bulan dilakukan satu pemijatan. Jika letak kandungan sudah benar tapi tak juga menunjukkan tanda-tanda kehamilan, Mbah Hardjo angkat tangan. Sebab, yang bermasalah kemungkinan ada pada pihak laki-laki. Kalau sudah begitu, ia menyarakan agar si suami memeriksakan diri ke dokter. "Yang diperiksa spermanya. Subur atau mandul," kata nenek berusia 85 tahun ini kepada Syamsul Hidayat dari GATRA. Ada kesamaan terapi yang dilakukan "orang-orang pintar" itu, yakni lewat pemijatan. Cara ini dikenal sejak peradaban Mesir dan Cina kuno. Biasanya pijatan dilakukan pada titik-titik tertentu di telapak tangan dan kaki. Diyakini, telapak kaki merupakan peta mini keadaan tubuh. Urat-urat sarafnya terhubung dengan seluruh organ tubuh, termasuk saluran telur. Dunia medis kini tengah menyelidiki secara ilmiah ihwal kaitan pijatan dengan tingkat kesuburan. Hasil percobaan klinis ahli pijat refleksi Jane Holt selama dua tahun di Derrifor Hospital, Inggris, menunjukkan, 13 dari 23 wanita yang menjalani pengobatan masalah kesuburan dapat hamil setelah menjalani pijat refleksi. Sedangkan di Denmark, dari 61 wanita yang dipijat, 19 perempuan bisa hamil dalam tempo enam bulan. Namun, pengobatan alternatif di Indonesia tak semuanya mengandalkan pemijatan. Satu di antaranya ditempuh Haji Jaya, ''orang pintar'' yang dimintai tolong oleh pasangan Yayan dan Lani. Seperti dituturkan Lani, riual pengobatan dimulai dengan menulis nama pasangan pasien di secarik kertas yang sudah tersedia. Kemudian Pak Haji memegang tangan sang suami sambil membaca doa. Setelah itu, giliran istri yang mendapat perlakuan sama. "Prosesnya hanya beberapa menit," kata Lani. Jika sudah selesai, Tantular Wirta Sanjaya --demikian nama lengkap Haji Jaya yang tertera di atas kartu namanya-- menyuruh pasangan itu minum jamu yang bisa dibeli di Toko Jamu Mustajab, warung jamu miliknya yang tak jauh dari tempat Haji Jaya berpraktek. Jamu serbuk berkode 52 itu terbungkus dalam dua bagian, satu untuk suami dan satunya lagi untuk istri. Tampilannya nyaris tak ada beda. Berwarna cokelat dan dibungkus kantong plastik transparan. Yang jadi pembeda hanya tulisan spidol "Bpk" untuk suami dan "Ibu" untuk istri, yang tertera pada kemasannya. Pasangan suami-istri itu harus menyeduh dan meminum jamu setiap hari, plus "berobat" rutin satu kali sepekan. Seperti di tempat pengobatan alternatif lainnya, tak ada data yang bisa menunjukan tingkat keberhasilan pengobatan ala Haji Jaya. Yang bisa jadi tolok ukur mungkin banyaknya pasien yang terus menjalani terapi dengan perut jadi buncit. Sukses ini pula yang membuat tempat prakteknya yang mirip jongko di Gang Tipar, Jalan Lapangan Tembak, Cibubur, Jakarta Timur, kebanjiran pasien. Ketika GATRA berkunjung, Rabu pekan lalu, sedikitnya ada 30 pasangan yang antre untuk konsultasi. Pemandangan ini terus berlangsung dari pagi hingga malam. Konon, jumlah pasien Haji Jaya bisa mencapai 300 orang per hari. Atau secara keseluruhan diperkirakan mencapai 2.000 orang. Mereka datang dari berbagai penjuru. "Ada yang dari Bandung, Tasikmalaya, malah dari Sumatera pun ada," kata Lani. Tak hanya cara pengobatannya, figur Haji Jaya pun tergolong unik. Walau terbuka, pria setengah baya ini tak mau dipublikasikan. Bicaranya ceplas-ceplos dan meletup-letup. Jika pasien wanita datang pakai celana panjang, misalnya, Pak Haji tak segan-segan membentak: "Setan kamu!" "Jika tak kuat mental, bisa-bisa tersinggung," tutur Lani. Tongkrongannya pun biasa saja. Tanpa peci, apalagi serban. Bajunya pun cukup kaus dan celana panjang biasa. Begitu pula tempat prakteknya yang hanya memanfaatkan ruang kosong di areal bengkel mobil miliknya. Tak ada kamar ataupun bilik pengobatan. Paling hanya tersedia lima bangku kayu panjang --mirip tempat duduk di warung tegal-- yang tertata secara paralel. Di tengahnya teronggok meja kayu plus kursi tempat Haji Jaya duduk. Meski tampil alakadarnya, sosok Haji Jaya belakangan makin jadi buah bibir. Namun, kali ini yang berembus justru kabar miring. Beragam cerita yang memojokkan Haji Jaya tersebar di surat elektronik jalur maya alias internet. Disebut-sebut, Haji Jaya hanya menjual kebohongan. Kehamilan yang terjadi pada pasien palsu belaka. Banyak yang usia kandungannya tak wajar, sampai 16 bulan lamanya. Tapi, ketika melahirkan, yang keluar hanya cairan warna hijau dan ususnya membesar. Ada juga cerita yang isi perutnya ternyata melompong setelah di-ultrasonografi. Bahkan ada yang perutnya langsung kempis kala diperiksa dokter kandungan. Hal-hal mistis pun ikut membumbui cerita. Dikatakan bahwa janin yang tertanam bukanlah bayi manusia, melainkan anak jin. Seorang perempuan yang mengaku bernama Misty A. Maitimoe, misalnya, bertutur bahwa ia jadi pasien Pak Haji setelah menunggu kehamilan selama enam bulan. Hasilnya cespleng. Setelah minum jamu, menstruasinya terhenti, mual-mual, dan perutnya membesar. Namun, hingga kandungannya melewati usia sembilan bulan, jabang bayi tak juga merojol. Warga Jakarta ini lantas pulang kampung ke Semarang. Kebetulan di sana ada sanak keluarganya yang paranormal. Setelah "dilihat" disimpulkan, yang ada di dalam kandungan bukanlah bayi. Untuk membuktikannya, Misty berangkat ke dokter kandungan. Hasilnya benar saja, perutnya tak berisi orok. Tiga hari berselang, ia mengalami pendarahan dan perutnya kembali rata. Kabarnya, Misty sempat memeriksakan kandungan jamu pemberian Haji Jaya ke laboraturium. Hasilnya, ramuan tradisional ini mengandung 12 unsur. Sebelas di antaranya berfungsi menambah nafsu makan dan memperbesar usus. Sedangkan unsur yang satunya lagi belum ketahuan faedahnya. Benarkah Pak Haji melakukan praktek mistis, dan kehamilan yang dibuatnya hanya semu? Semuanya itu masih perlu pembuktian yang tak gampang. Apalagi, tak ada satu pun korban yang mau mengaku terus terang telah dirugikan. Sumber GATRA menuturkan, kakak perempuannya kini tengah hamil 16 bulan setelah ditolong Pak Haji. Namun, sang kakak masih juga belum memperlihatkan tanda-tanda akan melahirkan. Semua anggota keluarga menyarankan dia untuk berobat ke dokter. Bukannya nurut, sang kakak malah trauma, lebih sering menyendiri. Tudingan bahwa jamu Pak Jaya biang membengkaknya perut pun belum teruji. Sebab, hingga kini belum diteliti secara resmi di laboratorium. Kepada Rini Anggraini dari GATRA, Haji Jaya mengaku baru akan bertandang ke Badan Pengawas Obat dan Makanan pekan ini, guna membicarakan ihwal jamunya. Namun, Pak Haji membantah anggapan bahwa obat tradisional itu diraciknya sendiri. Menurut dia, obat tradisional itu dibeli dari pabrik jamu yang tak jauh dari bengkelnya. Frans D. Suyatna, farmakolog pada Fakultas Kedokteram UI, mengaku tidak tahu ada zat yang punya efek membesarkan usus atau menimbun cairan dalam darah. "Saya pikir tidak ada itu," katanya. Yang ada, kata Frans, zat kartekosteroid yang membuat tubuh jadi gemuk dan otot membesar. Frans juga mengaku, satu setengah tahun silam pernah kedatangan pasien yang hamil palsu lewat pengobatan alternatif. Setelah diperiksa, ternyata di dalam perutnya ada kista. "Sebelumnya ia dilarang memeriksakan diri ke dokter," kata Frans. Benarkah jamu Pak Haji bisa menumbuhkan kista? Ahli obat-obatan lainnya, Hedi Rosmiati, berkomentar, "Sulit membuktikan apakah kista itu benar-benar disebabkan oleh obat yang diminum." Selama ini, menurut dia, penelitian terhadap jamu lebih fokus pada manfaatnya. "Sedangkan efek sampingnya jarang diteliti," katanya. Haji Jaya sendiri tak ambil pusing terhadap cerita miring yang mengarah pada dirinya. "Saya tak mau menanggapi satu berita apa pun di bumi ini mengenai saya. Itu adalah fitnah," kata Haji Jaya, yang mengaku sudah lama membaca berita itu. Ia juga punya versi sendiri ihwal kandungan pasiennya yang tiba-tiba kempis. Menurut dia, itu terjadi karena kliennya melanggar pantangan. Misalnya, sang suami tak cinta lagi pada istrinya. Atau sang istri melawan suami. Ada juga larangan memeriksakan kandungan ke dokter sebelum diizinkan olehnya. Toh, kalau semua prosedur dijalankan, malapetaka yang ditakutkan bakal terhindar. Sutomo, pegawai satuan pengamanan sebuah perusahaan swasta di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, misalnya, mengaku telah memeriksakan kandungan istrinya ke bidan setelah mendapat restu Pak Haji. Hasilnya, bidan menyatakan istrinya positif hamil dan usia kandungannya empat bulan. "Mudah-mudahan anak saya lahir selamat," kata suami yang sembilan tahun menanti momongan itu. Terbuktikah? Hidayat Gunadi, Amalia K. Mala, Rury Feriana, dan Hatim Ilwan [Laporan Utama, GATRA, Edisi 38 Beredar Senin 4 Agustus 2003] Ketika Dukun Menjadi Alternatif Mencari Keturunan JAKARTA - Bagi orang kebanyakan, anak atau keturunan merupakan bagian yang sangat penting dari tujuan sebuah pernikahan. Dalam masyarakat, citra sebuah keluarga tanpa anak akan menjadi sesuatu hal yang melahirkan perguncingan. Sebut saja Hana dan Yuni (bukan nama sebenarnya) adalah bagian dari keluarga yang pusing dengan perguncingan karena tidak mempunyai anak. Kedua wanita ini sudah menjalani kehidupan berumah tangga selama lebih dari tujuh tahun. Berbagai macam terapi dari dunia kedokteran ditambah lagi berdoa kepada Tuhan sudah dilakukan agar harapan untuk memperoleh keturunan segera dikabulkan oleh-Nya, namun ternyata belum juga. Dari segi medis, Hana dan Yuni serta pasangan mereka dinyatakan subur, yang artinya mampu memberikan keturunan. Sampai pada suatu waktu, Hana melalui temannya mendapat informasi bahwa di Jalan Raya Bogor, Ciracas, Jakarta Timur, ada seseorang yang bernama Haji Jaya yang mampu membantu kehamilan bagi wanita yang menginginkan keturunan. Kerinduan yang besar untuk memiliki keturunan kemudian membawa Hana kepada pengobatan alternatif itu. Dari situ, ia disarankan untuk mengonsumsi jamu yang diberikan oleh Haji Jaya. Harga sebungkusnya Rp 25.000 untuk konsumsi satu minggu dan kembali lagi untuk pemeriksaan berikutnya. Selain itu perutnya juga diurut oleh seseorang yang sudah ditentukan. ”Tapi nggak dibolehkan periksa ke dokter sebelum waktunya,” ujar Hana. Sekali lagi, karena keinginan punya anak, kecurigaan itu diabaikan. Setelah berobat rutin, di bulan Oktober 2002 Hana pun dinyatakan hamil oleh Pak Haji. Dan memang benar, gejala kehamilan mulai tampak. Apa yang dinamakan ”morning sickness”, mual, pusing-pusing, semua dialami Hana. Dalam proses menjalani pengobatan itu perasaan antara senang, ragu, gelisah bercampur aduk. Setelah bersosialisasi dengan sesama pasien Haji Jaya, ternyata makin banyak keganjilan yang didapatinya dengan pengobatan alternatif milik Haji Jaya. Ada yang sudah memasuki bulan ke-18, namun belum ada tanda-tanda akan ada kelahiran, ada yang kandungannya sudah 9 bulan namun tiba-tiba perutnya kempes dan mengeluarkan cairan hijau. Suatu ketika Hana yang oleh Haji Jaya dinyatakan mengandung 8 bulan bertemu secara tidak sengaja di Cempaka Mas Shophouse dengan Yuni yang ternyata sama-sama pasien Haji Jaya. Usia kandungan Yuni pada saat itu sudah 12 bulan namun tanda-tanda kontraksi belum juga datang. Untuk mengetahui yang sebenarnya, Hana kemudian memeriksakan kandungannya ke sebuah rumah sakit untuk di-USG (ultrasonograph). Hasilnya, membuat dirinya panik karena ternyata tidak ada orok bayi dalam kandungannya, begitu pula dengan Yuni. Kandungannya tiba-tiba hilang dan perutnya kempes begitu saja. Tangis dan linangan air mata tidak cukup untuk menyesalinya saja. Jamu yang diberikan Haji Jaya kemudian dibawa ke sebuah laboratorium untuk diperiksa kandungannya. Ternyata, dari hasil pemeriksaan menunjukkan dari 12 unsur yang terdapat dalam jamu itu 11 unsur me-ngandung penambah nafsu makan dan pembesaran usus. Satu unsur lainnya tidak dapat dijelaskan oleh pihak laboratorium. ”Bagaimana mau mengukur usianya kalau bayinya tidak ada di rahim. Sama sekali tidak ada detak jantung, tapi setelah diperiksa mereka nggak datang lagi,” ujar seorang suster kepada SH. Menurut keterangan suster tersebut, almarhum Dokter Sarkun yang pernah menangani salah satu pasien Haji Jaya mengatakan unsur yang terdapat di dalam jamu yang diberikan oleh Haji Jaya adalah gabungan unsur-unsur yang dapat menyebabkan nafsu makan bertambah, membuat mual-mual, pusing dan menghentikan mens. Kesemua unsur itu mewakili apa yang dirasakan seorang wanita pada saat hamil. ”Ibu bodoh mau dibodoh-bodohin. Kalau hamil pasti diketahui melalui alat ini (USG),” kata suster tersebut menirukan Dr. Sarkun saat itu. Selain itu, Dr. Rina juga mengaku sudah mendapatkan beberapa pasien dari Haji Jaya yang juga datang hanya untuk USG dan hasilnya juga sama, kosong. Namun anehnya, anjuran kepada pasien untuk tidak meneruskan pengobatan kepada Haji Jaya tidak pernah ditanggapi oleh para pasien. ”Kalau masalah ini urusan saya dengan Tuhan saja dokter,” ujar Dr Rina mengulang ucapan sang pasien. Praktik di Warung Jamu Pengamatan SH, lokasi praktik Haji Jaya dilakukan di sebuah warung kelontong di lahan bengkel mobil di Jalan Tipar, pertigaan Jalan Raya Bobor-Cibubur. Antrean ibu-ibu ”hamil”yang memakai rok (salah satu syarat-red) memadati halaman bengkel itu. Sementara itu, Pak Haji duduk dengan santai seraya sesekali kacang dan buah kelengkeng yang berada di hadapannya dilahapnya. ”Ibu sudah berapa kali…udah ada tandanya kan? Sana urut lagi,” katanya kepada salah satu pasien sambil memegang tangan seolah-olah meraba-raba nadi si pasien. Praktik pengobatan alternatif milik Haji Jaya menurut salah satu karyawan bengkel yang ditemui SH mengatakan sudah dibuka sejak tiga tahun lalu yang dilakukan setiap hari kecuali pada hari Kamis dan dilaksanakan di dua tempat. Tempat pertama di bengkel tersebut yang dimulai dari jam 15.00 WIB hingga 21.00 WIB. Bagi pasien yang ingin diperiksa malam juga dibuka tidak jauh dari tempat itu tepatnya di sebuah warung jamu ”Jaya Mutajab” di Jalan Raya Bogor Km 27, mulai pukul 21.00 WIB sampai 02.00 WIB. Percaya tidak percaya, pasien yang datang kepada Pak Haji menganggap keberadaannya sebagai petunjuk dari Tuhan atas permasalahan pelik yang selama ini tidak ada solusi untuk mengatasinya. Pasangan Ibu dan Bapak Sitorus misalnya, tanpa mengecilkan arti kebahagiannya, pasangan ini menganggap Haji Jaya adalah bantuan dari Tuhan kepada mereka. (SH/rafael sebayang) http://www.sinarharapan.co.id/berita/0307/25/jab06.html A True Story - Haji Jaya Saya nggak yakin ini benar atau tidak. Tapi sebaiknya berhati-hatilah. Aku cuma mau berbagi pengalaman aku, maksudku disini bukan untuk menakut-nakuti tapi karena aku enggak kepingin ada orang lain yang mengalami. Aku sudah married selama 6 tahun lebih dan kami belum dikarunia anak. Kami sudah berobat ke dokter dan dinyatakan keduanya normal, dalam arti kata tidak ada masalah (mungkin hanya waktunya saja belum sampai). Keluarga (aku dan suami) sudah banyak yang menanyakan hal itu dan hal itu membuat kami agak merasa sedikit tertekan. Suatu saat ada seorang teman yang menyarankan supaya berobat ke haji Jaya di Cibubur krn temanku berobat ke sama dan sekarang sudah dinyatakan hamil 6 bulan. Awalnya aku merasa ragu karena dengan pengobatan alternatif ini berarti sebagai seorang Muslim kita telah menduakan Allah swt. Tapi karena keinginanku untuk memiliki anak sangat besar dan melihat temanku sudah dinyatakan hamil itu, maka aku mulai percaya dan ingin mencoba. Pertama kali ke sana aku bingung bercampur herheran dan ternyata banyak sekali pasiennya Pak haji Jaya. Dalam menjalani pengobatan alternatif ini, aku diberi semacam jamu-jamuan yang harus aku minum setiap hari. Saat pertama kali minum jamu itu, malam harinya aku mimpi diperkosa" oleh mahluk yang tidak bisa aku jelaskan bentuknya?yg pasti bukan manusia. Saat itu aku takut sekali tapi krn keinginan untuk mempunyai seorang anak sangatlah besar maka hal itu aku acuhkan saja. Aku terus berobat rutin ke sana. Sampai pada saat itu (Oktobober 2002) aku dinyatakan hamil oleh pak haji tapi dengan syarat tidak boleh periksa ke dokter. Sebenarnya aku udah merasakan keganjilan krn kok tidak boleh periksa ke dokter, nggak boleh test peck dan aku masih tetap mendapatkan haid setiap bulannya tapi nggak tahu ada perasaan untuk tetap ikut sarannya pak haji. Waktupun berjalan terus, gejala kehamilan pun mulai nampak. Aku mengalami apa yg dinamakan "morning sickness" muntah2 tiap pagi setelah sikat gigi. Hari ke hari nafsu makanku jadi gila22an dan akibatnya berat badanku naik seminggu 3-4 kg. Dalam proses menjalani pengobatan alternatif ini, perasaan aku bercampur aduk antara senang, ragu, berdebar-debar dan gelisah menjalani semua ini. Seiring waktu berjalan, aku mulai mendengar dadan semakin banyak Mendengar keganjilan-keganjilan yang terjadi pada para pasiennya pak haji Jaya, seperti berikut ini : 1. Teman kakakku yang kerja di gedung BRI II, saat ini dia masih mengandung dan sudah memasuki bulan ke 18, tetapi belum ada tanda2 akan melahirkan, tidak ada kontraksi sama sekali. 2. Saudara sepupu temanku ada yang sampai stress dan depresi karena ketika usia kandungannya 9 bulan tiba2 kandungannya itu menghilang begitu saja (perutnya kempes). Yang ada hanya cairan berwarna hijau yang keluar dari perutnya. Aku saat itu tidak percaya karena aku pikir mereka hanya menakut-nakuti aku saja dan bahkan aku punya pikiran kalo mereka iri sama aku. Saat itu memang aku sepertinya dalam keadaan emosi, "tidak seperti" aku sebenarnya jadi gampang marah, sedih dan sebagainya. Yang anehnya kepercayaanku kepada pak haji Jaya tidak pernah berubah. Aku begitu yakin kalau kehamilanku akan berhasil. Sehingga pada suatu waktu, ketika aku tengah menunggu suamiku sku di Cempaka Mas shophouse, aku berkenalan dengan mbak Yuni yang pada saat aku kenalan tengah mengandung dan dalam hitungan hari akan melahirkan. Setelah kita ngomong2 ternyata kita berdua adalah pasien dari Pak Haji Jaya dan ternyata mbak Yuni itu telah mengandung 12 bulan dan pak Haji Jaya-lah yang mengatakan bahwa mbak Yuni akan melahirkan beberapa hari lagi. Tapi pada saat itu mbak Yuni belum merasakan kontraksi2 sama sekali. Karena aku merasa sebagai teman sepenanggungan maka kita bertuka tukar nomor telepon. Saat itu usia kandunganku jalan 8 bulan. Aku memutuskan untuk pulang ke Semarang ke rumah orang tuaku sambil mohon doa untuk kandunganku ini. Di Semarang kebetulan aku bertemu dengan salah satu saudaraku yang mempunyai kelebihan supranatural. Saat itu dia memperingatkan aku bahwa di dalam kandunganku itu adalah "bukan bayi biasa karena dia mempunyai kuping panjang dan kulit yang sangat hitam" A'uzubilah Minzalik?aku saat itu lemas sekali dan hancur perasaan ini. Aku berdoa mohon petunjuk Allah SWT, Tahajud, shalat Tasbih, Shalat Taubat semua aku lakukan. Aku sudah pasrah pada kehendak Allah. Aku mohon kepadanya bila memang yang ada di dalam adalah bukan mahluk-Nya maka aku Ikhlas, Aku minta ampun karena aku telah memusrikannya. Seperti telah ditunjukkan Allah, maka aku nekat pergi ke dokter untuk malakukan USG (Yang artinya telah melanggar aturan dari Pak Haji Jaya) tapi..Masya Allah ternyata hasil USG ku menunjukkan bahwa tidak ada apa2 didalam rahimku. Malah yang Dokter katankan aku mengidap tumor dan pembengkakan usus. Aku pasrah saat itu, maka kami sekeluarga juga minta tolong kepada orang yang kami anggap "pintar" untuk menghilangkan apa yang ada didalam, dan disarankan untuk mengadakan pengajian dan terus berdoa minta ampun pada Allah. Tidak lama kemudian, ? 3 hari aku mendapat mens, keluar darah dan perlahan2 perutku mengempis dengan sendirinya. Allhamdullilah Allah telah memberikan hidayahnya, dia masih sayang sama aku. Aku melanjutkan pengobatan tradisional dengan cara minum kunyit dan benalu untuk membersihkan perutku. Kemudian aku kembali ke Jakarta dan sampai di Jakarta aku langsung telepon ke mbak Yuni untuk menceritakan pengalamanku ini ternyata Masya Allah ! ternyata mbak Yuni langsung menangis2 kepadaku dan bercerita kalo kandungannya hilang begitu saja. Aku kuatkan hati mbak Yuni dan kami berdua sama2 menangis karena merasa sebagai korban penipuan yang sangat keji. Setelah aku pulih maka aku banyak mengumpulkan informasi2 dari rekan2 lain yang mempunyai pengalaman yang sama dengan diriku. Oh ya, mbak Yunipun melakukan hal yang sama, dan oleh mbak Yuni Jamu yang diberikan oleh pak Haji dibawa ke laboratorium untuk d diperiksa dan ternyata hasil pemeriksaan memang mengandung 12 unsur yang 11 unsurnya terdiri dari unsure menambah nafsu makan, unsure pembesaran usus dll. Tetapi yang anehnya adalah mereka tidak bisa menjelaskan 1 unsur lainnya. Dengan semua informasi yang aku dapatkan, aku berkesimpulan bahwa dari sekian ratus pasien pak Haji Jaya ternyata hampir semuanya tidak ada yang berhasil. Seandainya itupun berhasil ternyata bayi yang dikeluarkan adalah mahluk jin semata. Yang aku dengar dari si si bayi yang terlahirkan itu, perilaku nya tidak seperti bayi bayi lainnya. Porsi makannya sangat berlebihan dan bila matanya berdelik sangat menyeramkan. Astaghfirullah !! Aku berpendapat bahwa motif dari Pak Haji Jaya dalam melakukan pengobatan alternatif ini adalah untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang cepat. Sebenarnya Pak Haji Jaya adalah orang yang diberi kelebihan oleh Allah SWT untuk dapat mengobati pasien patah tulang akan tetapi dia telah menyalah gunakan ilmunya dengan cara bersekutu dengan mahluk Jin. Teman2 Aku membagi pengalamanku ini karena aku merasa sangat perlu dibagi karena jangan ada lagi yang tertipu dengan cara demikian. Anak adalah amanah dari Allah yang harus kita jaga, maka jikalau Allah belum berkehendak untuk memberikan amanahnya kita harus sabar dan jangan memaksakan diri. Ingatlah bahwa cara2 yang berhubungan dengan alam ghaib sangatlah dibenci Allah. Percayalah teman2.... Allah Maha Pengasih dan Pemurah... Setelah kejadian dibulan Juni yang lalu, aku hanya bisa pasrah kepada Allah SWT. Syariat Jahiliyah, Rejeki Setan dimakan SilumanMurtadin & Jahiliyah Oleh : Redaksi 02 Sep 2003 - 3:15 pm Kamera Siluman Memangsa dari Balik Kaca SEROMBONGAN artis beken menggelar jumpa pers bareng, ada apa gerangan? Kalau suasananya sumringah, ketawa-ketiwi, biasanya acara itu seputar promosi pementasan akbar. Atau, peluncuran judul sinetron keluaran rumah produksi ngetop. Pokoknya, menyangkut hal yang menyenangkanlah. Namun, kalau suasananya tegang dan emosional? Apa boleh buat, tentulah menyangkut aib. Tak salah, itulah yang terjadi pada temu pers di kafe Badonci, Kemang, Jakarta Selatan, Kamis malam pekan lalu. Tiga artis, Femmy Permatasari, Sarah Azhari, dan Rachel Maryam Sayidina, memuntahkan unek-uneknya, dipandu pembawa acara Mayong Suryolaksono. Permasalahannya amat serius: mengenai VCD berisi rekaman gambar mereka sedang berganti pakaian. Kepingan video seronok tersebut mulai beredar luas. Di hadapan puluhan wartawan cetak dan elektronik, kentara sekali ketiga artis itu, terutama Femmy, shock. Femmy mendapat giliran pertama bicara pada acara yang berlangsung satu jam tersebut. Bintang sinetron berusia 29 tahun itu sampai hendak menangis ketika memulai omongan menyangkut aib yang menikamnya. Ia mengatakan, aib itu sungguh berat dirasakan. ''Ketika saya melihat gambar itu, seketika saya menangis. Saya mual-mual dan hampir pingsan,'' kata ibu satu anak itu dengan suara bergetar. Air mata mulai meleleh di pipinya. Femmy begitu terpukul, bisa dimaklumi. Dari rekaman berdurasi 37 menit 55 detik itu, sepertiga durasinya menampilkan Femmy dalam tiga kesempatan rekaman. Semuanya di hari yang sama. Ia tanpa sadar berganti pakaian di kamar mandi, memperlihatkan tubuhnya. Saking jengkelnya dipermalukan sedemikian rupa, dalam jumpa pers itu Femmy menyumpah-nyumpah. ''Yang saya lakukan di kamar mandi ternyata dicuri dan direkam orang yang sangat biadab! Biadab!'' ia memekik keras. Rekaman gambar seronok itu, seingat Femmy dan kawan-kawan, dibuat diam-diam pada Oktober 1997. Lokasinya di studio Budi Han di Jalan Asem Baris, Tebet, Jakarta Selatan. Sudah lama, memang. Waktu itu dilakukan pemotretan untuk model iklan. ''Saya diundang untuk sesi pemotretan iklan Bir Bintang,'' kata Femmy kepada Lucky Setyarini dari Gatra. Sarah tampil untuk iklan kosmetik Fa. Para model dipotret berulang kali. Biasalah, untuk mendapatkan gambar terbaik. Tentu saja mereka harus gonta-ganti beragam busana sensual. Untuk itu, disediakan kamar mandi sebagai ruang ganti pakaian. Sebuah cermin besar --tampaknya sudah lama terpasang-- menempel di dinding kamar mandi. Sepintas tak ada yang aneh. Dalam VCD tersebut, setidaknya ada tujuh model berganti pakaian di kamar mandi. Lima di antaranya sudah cukup punya nama waktu itu, yakni Femmy Permatasari, Sarah Azhari, Rachel Maryam, Yosefany Waas, dan Shanty. Model-model itu cuek saja mencopot pakaian. Maklum, mereka mengira di kamar mandi itu tak ada siapa-siapa. ''Waktu itu tidak ada kecurigaan sama sekali kalau ada orang ngintip,'' kata Rachel Maryam, yang namanya melambung lewat film Eliana, Eliana, kepada Rury Feriana dari Gatra. Nyatanya, memang ada orang mengintip. Para model rupanya tak sadar ada orang mengintai dari balik bagian atas cermin itu, lengkap dengan kamera di tangan yang diduga jenis handycam. Cermin itu sendiri diyakini merupakan cermin dua arah. Dari depan tampak seperti cermin biasa, tapi dari belakang tak ubahnya kaca bening. Dari tayangan VCD tersebut, tampak jelas kamerawan melulu mengarahkan mata elektroniknya dari atas. Tapi, sesekali kamera ''merunduk'' dan tak sengaja merekam dinding luar kamar mandi dan tangannya sendiri. Di situ kelihatan jelas bahwa dinding luar kamar mandi, sebagian terbuat dari tripleks, tidak menutup sampai plafon, cuma sebatas tinggi manusia dewasa. Dari balik dinding itu, ''kamerawan siluman'' diperkirakan berdiri di atas meja atau kursi dan mengarahkan kameranya dari balik cermin dua arah bagian atas. Tercatat beberapa kali kamera merunduk liar. Barangkali lantaran kamerawannya pegal. Yang pasti, setidaknya tiga kali di antaranya bertepatan dengan model-model yang menatap ke atas. Mungkin model itu cuma kebetulan mendongak, tapi boleh jadi curiga mendengar suara berisik. Selama hampir enam tahun, rekaman seronok hasil curi-curi itu tersimpan rapi. Setidaknya, belum sampai bocor dan beredar ke mana-mana. Boleh jadi, si pelaku sekadar menjadikan hasil bidikannya itu untuk dinikmati sendiri. Entah kenapa, belakangan tahu-tahu rekaman itu beredar dalam betuk VCD. Tempat peredarannya, lagi-lagi, kota Bandung, Jawa Barat. Peredaran di kota itu, kabarnya, marak sejak sebulan silam. Masih belum jelas, bagaimana ceritanya rekaman di Asem Baris bisa beredar dan beranak-pinak di sana. Menurut penelusuran wartawan Gatra Sulhan Syafi'i, peredaran kepingan plastik berisi gambar syur itu masih terbatas di kalangan mahasiswa di sana. Seorang mahasiswa perguruan tinggi negeri di ''kota kembang'' itu, sebut saja Soni, mengaku sudah memiliki benda itu sebulan silam. Ia meng-copy-nya dari seorang teman, panggil saja Badu. Dari mana Badu memperolehnya? Soni tak tahu. Seorang mahasiwa lain, kita panggil Didi, membeli VCD tersebut dari seseorang yang tak dikenalnya, seharga Rp 60.000. Setelah di-copy-nya satu kali, keping VCD kemudian dibagikan ke teman-temannya untuk di-copy pula. Didi mengatakan, VCD itu sekadar konsumsi antarteman, tidak untuk dikomersialkan. Alasannya, mereka takut ditangkap polisi. Femmy, Sarah, dan Rachel mengetahui soal VCD itu Jumat dua pekan lalu. Sebelumnya mereka memang mendengar kabar itu, namun belum pernah melihat langsung. Sementara Shanty sudah lebih dulu mengetahui perihal VCD yang memuat hasil kejahatan susila atas dirinya. Sampai pekan lalu, mantan presenter MTV, yang kariernya di dunia tarik suara sedang melesat, ini masih shock. Setelah menyaksikan tayangan VCD tersebut, Femmy dan kedua rekan senasibnya kaget bukan kepalang. Femmy bahkan kemudian ambruk dan sempat dilarikan ke rumah sakit. Besoknya, ketiga artis itu melapor ke Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya. Mereka didampingi pengacara Amir Karyatin. Shanty, Yosefany Waas, dan sejumlah model lain yang juga jadi korban perbuatan keji itu belum bereaksi. Yang jadi terlapor adalah Budi Han, pemilik studio tersebut. Budi Han dinilai melakukan perbuatan tak menyenangkan (Pasal 335 KUHP), mencemarkan nama baik (Pasal 311 KUHP), serta mengedarkan dan mempertontonkan gambar yang melanggar kesopanan (Pasal 282 KUHP). Namun, Budi mengaku tidak tahu-menahu soal aktivitas perekaman diam-diam tersebut. ''Gambar itu diambil tanpa sepengetahuan saya,'' kata Budi Han kepada Eric Samantha dari Gatra. Toh, menurut Komisaris Besar Polisi Prasetyo, Kepala Bidang Humas Polda Metro, Budi bisa saja dinyatakan sebagai tersangka. Soalnya, ''Dia bertanggung jawab atas keamanan, kenyamanan, dan ketenangan orang yang berfoto di studionya,'' kata Prasetyo kepada Gatra. Polisi juga menduga, cermin tembus pandang yang berada di kamar ganti itu sudah lama bertengger di sana. Maka, polisi pun terus mengembangkan penyidikannya, karena tidak tertutup kemungkinan masih ada korban-korban lainnya. Sejauh ini, belum ada tersangka lain. Polisi juga belum mengetahui siapa kamerawan yang mengambil gambar tersebut. Lima hari setelah melapor polisi, Femmy dan kawan-kawan menggelar konferensi pers di Badonci. Seperti telah disebut, Femmy meledak-ledak emosinya. Rachel dan Sarah agak tenang, meski kegeraman jelas di raut muka mereka. Seakan belum cukup, di akhir acara, Femmy kembali menumpahkan kegalauannya. Ia memohon agar masyarakat tidak menonton rekaman tersebut. ''Tolong jangan nonton rekaman itu. Tolong jangan ditonton. Sungguh ini sangat memukul saya dan suami,'' kata Femmy, masih dengan nada tinggi. Syukur, reaksi masyarakat atas kasus ''VCD artis ganti baju'' ini berbeda dengan reaksi terhadap ''VCD Itenas'' tahun 2001. Pelakon kasus terakhir itu mendapat cemoohan pedas. Sedangkan para artis apes ini mendapat empati dan dukungan moral, terutama dari rekan-rekan artis. Maklum, perekaman gambar porno itu di luar pengetahuan korban, dan merupakan pelanggaran hak privasi. Fadly, vokalis grup musik Padi, menyatakan tidak akan menonton VCD tersebut. ''Aku bisa ngebayangin sakitnya hati mereka,'' katanya kepada B.M. Lukita Grahadyarini dari Gatra. ''Privasi mereka terlanggar habis. Benar-benar tidak etis,'' kata presenter kuis ''Siapa Berani?'' yang juga pemain sinetron Alya Rohali kepada Alfian dari Gatra. ''Gila, perbuatan (pelaku) itu kelewat batas,'' penyanyi Rio Febrian menimpali. Para artis itu juga khawatir, terbukanya kasus ini akan berdampak ''VCD artis ganti baju'' akan makin dicari. Para pedagang tak bermoral tentu berlomba mengambil keuntungan. Pengalaman menunjukkan, ''VCD Itenas'' dan ''VCD gadis sabun'' diserbu peminat setelah kasusnya tersiar luas. Peredarannya melebar, harganya pun melambung. Tampaknya kekhawatiran itu cukup beralasan. Kalangan pedagang VCD kaki lima mulai kasak-kusuk berusaha mencari pemasok versi bajakannya. Seorang pedagang VCD di kaki lima Glodok, Jakarta Barat, mengaku cukup banyak orang menanyakan VCD tersebut. Demikian pula di Surabaya, Jawa Timur. Seperti dilaporkan wartawan Gatra Sawariyanto, sejumlah pedagang VCD di ''kota buaya'' itu tampak berlomba menjanjikan akan memasok barang itu pekan-pekan ini. ''Dua-tiga hari lagi pasti barang itu ada di sini,'' kata seorang pedagang VCD di Jalan Genteng Kali, Jumat pekan lalu. Meletupnya kasus ini seakan makin menunjukkan bahwa sesungguhnya banyak tempat yang rawan kamera pengintai. Tahun lalu, di Pati, Jawa Tengah, mencuat kasus sejenis dengan korban karyawati perusahaan rental komputer. Pelakunya tak lain pemilik perusahaan tersebut, dengan modus menempatkan kamera mini di kamar mandi. Para karyawan yang semuanya wanita diwajibkan mandi siang hari di situ. Ketika mandi itulah, kamera merekamnya (Gatra, 14 September 2002). Agak mundur lagi, tahun 1999, pernah beredar di internet rekaman gambar perempuan, mirip sekali dengan seorang artis top, sedang mandi. Tak jelas betul di mana lokasinya. Diperkirakan di kamar mandi sebuah hotel berbintang. Dari posisi gambarnya, adegan mandi itu direkam kamera mini yang tersembunyi di celah plafon. Di Palembang, Sumatera Selatan, dua tahun silam, sempat beredar VCD berisi adegan mesum sepasang remaja di sebuah kamar hotel. Diduga, remaja itu tak sadar perbuatannya direkam mata elektronik. Salon tertentu agaknya juga patut diwaspadai. Tahun lalu, beredar foto di internet yang menampilkan seorang perempuan sedang dilulur. Tubuh telanjang si perempuan terlihat jelas dari posisi atas. Ditaksir, gambarnya diambil dari kamera mini yang terselip di plafon ruangan. Memang belum jelas, di mana salon itu berada. Menurut ahli pemakaian kamera di Yogyakarta, Fred Wibowo, maraknya pengambilan gambar secara diam-diam itu tak lepas dari makin majunya teknologi kamera. Kamera canggih itu sudah banyak beredar di pasar. Jenis dan ukurannya pun bermacam-macam. Dari yang fleksibel, seukuran kabel, sampai sebesar jempol kaki. Kamera-kamera itu mudah diselipkan, bahkan di celah sempit sekalipun. Karena itu, Fred menganjurkan agar siapa pun waspada terhadap tempat-tempat yang dianggap rawan kamera tersembunyi. Direktur Rumah Produksi Indriya Production & Media Center yang juga Ketua Dewan Kesenian Yogyakarta itu mengecam keras pihak-pihak yang memasang kamera pengintai dengan tujuan mengintip privasi orang. ''Itu melanggar hak pribadi, jelas perbuatan kriminal. Di Eropa atau Amerika, pelakunya bisa dituntut dengan denda sangat tinggi,'' kata Fred kepada Gatra. Di Taiwan pun, pelaku pencurian gambar seperti itu diancam hukuman cukup tinggi. Itu dialami Kuo Yu-ling. Februari tahun lalu, pria 44 tahun itu dituntut hukuman empat tahun penjara atas dakwaan merekam diam-diam adegan percintaan Chu Mei-feng dengan pacar gelapnya, Tsai Jen-chien. Chu, politikus berusia 35 tahun, terlibat skandal seks dengan Tsai Jen-chien, 49 tahun, mantan Wali Kota Hsinchu, Taiwan bagian utara. Rekaman adegan hot yang diambil di rumah Chu, 25 Desember 2001, itu tersebar dan menggegerkan negeri asal penyanyi dan bintang televisi F4 tersebut. Kuo dibebaskan setelah membayar jaminan sejumlah besar uang. Bagaimana di Indonesia? Praktisi hukum Paskalis Pieter, 44 tahun, mengakui pasal pidana kasus ini tergolong ringan. Ancaman hukuman maksimalnya cuma satu setengah tahun penjara. Artinya, tersangkanya tidak wajib ditahan. Ia memperkirakan, hukuman yang ringan akan sulit membuat jera pelaku. Juga tidak akan cukup efektif membikin jeri para calon pelakunya. Meski begitu, kata Paskalis, masih ada cara membikin pelaku shock. Yakni, korban sebaiknya menggugat perdata. ''Gugat saja ganti rugi moril materiil dengan nilai tinggi, biar pelakunya tahu rasa,'' katanya, bersemangat. Bekas pengacara ''ratu ekstasi'' Zarima itu menganjurkan agar masyarakat berpartisipasi mengatasi ancaman kamera-kamera tersembunyi. Satu cara di antaranya, jangan ragu melaporkan ke pihak berwajib seandainya seseorang menemukan alat perekam tersembunyi ditujukan pada dirinya atau orang banyak. ''Laporkan ke polisi, repot sedikit tak apalah. Mari kita lawan penjahat perusak moral dan etika ini,'' kata Paskalis. (Gatra) Tawaran Damai VCD Kamar Mandi ENAM artis cantik bertebaran di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu pekan lalu. Mareka adalah Sarah Azhari, Rachel Maryam, Femmy Permatasari, Yosefanny Waas, Shanty, dan Megie Megawati. Semuanya korban pengambilan gambar bugil yang mencuat akhir Maret lalu. Rekaman gambar para artis tersebut diambil secara diam-diam pada 1997, di studio foto milik Budi Han, Jalan Asem Baris, Tebet, Jakarta Selatan. Para artis itu, dicuri gambarnya saat mereka ganti busana di kamar mandi studio foto tersebut. Rekaman gambar mereka beredar luas dalam bentuk VCD berdurasi 30 menit. Kali ini, para artis hadir di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, untuk bersaksi dan melihat proses persidangan kasus "VCD kamar mandi" tersebut. Kasus ini melibatkan empat orang terdakwa. Budi Han sebagai pemilik studio foto, serta tiga karyawannya, Benny Gunardi Ginting, Benhur Bangun Karjaya, dan Kodim bin Wahid. Jaksa Penuntut Umum Agnes Triani, menjerat mereka dengan dua dakwaan. Budi Han dan tiga karyawannya didakwa menyebarluaskan gambar yang melanggar kesusilaan dan kesopanan. Atas perbuatan itu terdawa dijerat dengan pasal pasal 282 KUHP. Selain itu, Jaksa Agnes Triani menjerat terdakwa dengan dakwaan melakukan dan atau menyuruh orang lain mengedarkan serta mempertunjukkan rekaman atau film yang tidak disensor. Padahal rekaman atau film tersebut melanggar kesopanan dan kesusilaan. Karena itu, terdakwa dianggap melanggar pasal 40 huruf (c) Undang-Undang No. 8 Tahun 1992 tentang Perfilman. "Rekaman gambar berbentuk VCD itu termasuk film," kata Jaksa Anes Triani kepada GATRA. Tapi, dakwaan Jaksa dinilai kabur oleh pengacara Budi Widarto, yang bertindak selaku kuasa hukum Budi Han. "Jaksa tidak mengupas peran masing-masing terdakwa. Semuanya dianggap melakukan perbuatan sama," kata Budi Widarto. Ketika proses peradilan perkara "VCD kamar mandi" sedang berlangsung, mendadak mencuat kabar, Budi Han memberi "uang damai" untuk Yosefanny Waas sebesar Rp 50 juta. Soal "uang damai" itu, Budi Widarto tidak menyangkal, tapi juga tidak membenarkan. "Konteksnya sebenarnya bukan berdamai. Tapi mencoba mengajukan permintaan maaf kepada korban," kata Budi Widarto. Di antara enam artis korban "VCD kamar mandi", menurut Budi Widarto, baru Yosefanny --satu-satunya yang terekam dalam kondisi berbusana masih 'utuh'-- bersedia menerima permintan maaf Budi Han. Nah, berapa "harga" permohonan maaf itu? Budi Windarto menolak menyebutnya, meski ia mengakui ada uang kompensasi untuk Yosefanny. "Maaf saya tidak dapat menyebutkan," kata Budi Widarto saat dihubungi wartawan GATRA Luqman Halim Arifin via handphone, Rabu pekan lalu. "Berapa jumlah uangnya, itu tidak penting. Yang penting Yosefanny Waas sudah memaafkan klien saya," kata Budi Widarto pula. Sayang, dokter cantik ini, yang dikontak GATRA lewat telepon menolak membicarakan kasus tersebut. "Aku nggak mau ngomong lagi soal ini," kata Yosefanny. Selain minta maaf kepada Yosefanny, Budi Han lewat pengacara juga berusaha minta maaf kapada korban lainnya. "Kami berharap, sebelum hakim menjatuhkan putusan, sudah ada pemberian maaf. Dengan itu, kami berharap bisa meringankan klien saya," ujar Budi Widarto. Tampaknya, harapan kubu Budi Han sulit terkabulkan. Karena tiga artis korban "VCD kamar mandi" secara tegas menolak permintan maaf dan tawaran damai Budi Han. Mereka adalah Rachel Maryam, Sarah Azhari, dan Femmy Pertamasari. "Untuk masalah ini, saya tak mau berdamai. Saya cuma ingin Budi Han dijebloskan ke penjara," kata Femmy Permatasari kepada Ruri Feriana dari GATRA. Femmy mengaku belum pernah didekati kubu Budi Han, baik untuk berdamai maupun untuk minta maaf. "Seandainya saya diajak damai dengan tawaran milyaran rupiah, akan saya tolak," kata Femmy, yang kini menjadi presenter sebuah acara di Metro TV itu. Pernyataan senada juga diungkapkan Sarah Azhari. Pemain sinetron Montir-Montir Cantik ini secara pribadi bisa maafkan Budi Han. "Tapi, bagiamana pun Budi Han sudah melakukan kesalahan. Dia harus menanggung konsekuensinya. Kalau salah, ya harus dihukum," ujar Sarah Azhari. Ia mengaku tidak pernah ditawari "uang damai" Budi Han. Berbeda dengan Rachel Maryam yang menyatakan Budi Han melalui pengacaranya pernah menawarkan uang damai sebesar Rp 50 juta. "Aku nggak mau terima. Gila! Dibayar berapa pun aku nggak mau," kata Rachel kepada Luky Setyarini dari GATRA. Bintang sinetron Strawbery ini menghendaki Budi Han dihukum seberat-beratnya. Kelak seandainya Budi Han dijatuhi hukuman ringan, Rachel berniat memperkarakan secara perdata. Bukan karena uang, tapi demi keadilan. (Gatra) Syariat Jahiliyah, Rejeki Setan dimakan SilumanSegera, Baywatch MesirMurtadin & Jahiliyah Oleh : Redaksi 18 Oct 2003 - 3:03 am David Hasselhoff, aktor sekaligus produser film Hollywood, menjadi sangat terkenal bukan karena mempunyai mobil yang bisa ngomong bernama Kitt (film ''Knight Rider'', pernah ditayangkan RCTI). Nama aktor keturunan Jerman itu melambung setelah sukses menggarap film seri televisi berjudul Baywatch. Sedikitnya 30 negara di dunia menayangkan film yang menceritakan tentang penjaga pantai yang bertugas menyelamatkan para turis yang datang ke sana. Pakaian para pemainnya, khususnya yang perempuan, sangat ''aduhai''. Mengenakan bikini minim warna-warni dan berlenggak-lenggok di pantai, jutaan mata pun terpana menyaksikan film itu. Namun, jika melihat siapa yang bermain, yakni para bintang film Barat, bisa dimafhumi. Peran seperti itu lumrah dilakukan. Di Amerika Serikat (AS) nilai-nilai kebebasan sangat diagungkan. Film seperti itu pun diterima. Malah, meniru istilah film-film bioskop, Baywatch masuk ke dalam box office (film laris). Ketenaran itu memunculkan ide baru seorang Yousef Mansour, aktor mesir, untuk membuat Baywatch yang dibintangi artis-artis Mesir. Film ini tidak hanya dipasarkan di negara-negara Arab. Mansour berencana akan menjualnya ke Barat, sebagai upaya memperkenalkan bintang-bintang Arab. ''Saya ingin artis Arab dikenal Hollywood,'' katanya seperti dikutip majalah GQ edisi Oktober 2003 terbitan New York, AS. Mansour tampaknya bosan dengan pencitraan Mesir yang selalu melekat dari unta dan piramid. Memang, selama ini film-film tentang Mesir lebih banyak menonjolkan kedua aspek itu. Mansour pun ingin perubahan dan berencana membuat film yang ''cantik'' dan ''menawan''. Sebuah perusahaan film Amerika dia gandeng. Sylvester Stallone termasuk salah seorang yang memiliki saham di perusahaan itu. Bersama perusahaan Hollywood itu, Mansour akan menggarap film ''cantik'' yang kemungkinan besar adalah Baywatch ala Mesir. Kabar tentang adanya keinginan membuat Baywatch Mesir berhembus kencang di negeri Firaun itu belakangan ini. Mansour sendiri menolak anggapan akan membuat film seri seperti itu. Dia mengaku memang sedang menyiapkan film ''cantik'' dan ''menawan'', tapi bukan Baywatch. Yang jelas, katanya, film tentang aksi petualangan di Timur Tengah. Mansour sudah menyebut judulnya, yakni ''International Investigators Incorporated''. Dalam film itu, Mansour mengatakan akan menampilkan sisi-sisi kecantikan Mesir. Munculnya kabar pembuatan film Baywatch ala Mesir bertepatan dengan rencana AS membuat jaringan televisi di Timur Tengah. Jaringan TV itu lebih memfokuskan acaranya ke dalam gaya hidup modern masyakarat Barat, termasuk warga Arab yang serba Barat. AS, melalui Departemen Luar Negerinya (Deplu), merogoh koceknya hingga 62 juta dolar AS untuk mengudarakan televisi itu. Bagi sebagian kalangan Arab, ini merupakan proyek propaganda AS yang lebih kuat nuansa politisnya dibandingkan maksud bisnisnya. Apalagi, sejak 1997, ketika sejumlah intelektual dan politikus AS berdarah Yahudi mencanangkan program yang disebut ''Project for A New American Century'' (PNAC). Salah satu programnya adalah memanfaatkan media demi kepentingan dan tujuan AS. PNAC didirikan oleh orang-orang seperti Dick Cheney (Wapres AS), Donald Rumsfeld (Menhan AS), Paul Wolfowitz, dan Richard Perle. Misi PNAC adalah membawa AS sebagai negara pengatur dunia dan bisa melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya itu. Selain memantapkan program senjata canggihnya, PNAC juga menyebut perlunya memperkuat basis militer di seluruh dunia, membangun pangkalan militer, termasuk di Indonesia, dan menghancurkan musuh-musuh. Tidak ketinggalan, PNAC pun memasukkan unsur penguasaan media sebagai bagian pendukung kegiatan mereka. Apa yang terjadi di Timur Tengah sekarang ini, dengan terbitnya majalah Hi dan jaringan televisi Timur Tengah, merupakan salah satu alur yang mereka (AS dan PNAC) rencanakan sejak lama. erd/majalah gq Amerika Luka di Awal Ramadhan, Gadis Afghanistan Ikut Kontes Ratu Kecantikan DuniaMurtadin & Jahiliyah Oleh : Redaksi 28 Oct 2003 - 5:28 pm Afghan Beauty Goes from Burka to Bikini Namanya Vida Samadzai. Dialah perempuan Afghanistan pertama yang berani tampil dengan pakaian setengah telanjang di chat walk kontes ratu kecantikan dunia, dalam 30 tahun terakhir. Menteri urusan wanita Afghanistan, mengutuk Vida Samadzai yang ikut dalam kontes ratu kecantikan dari Afghanistan. Penampilan setengah telanjang Vida itu berlangsung dalam acara kontes ratu kecantikan di Manila pada hari Sabtu (25/10). “Menurut saya, penampilan telanjang di depan kamera atau televisi bukanlah bentuk kebebasan wanita. Tapi ini hanya tontonan bagi laki-laki bernafsu kotor,” cetus Menteri Hebiba Surabi. ”Kami mengutuk Vida Samadzai. Dia dengan perilaku primitifnya, tidak mewakili wanita wanita Afghanistan. Dan ini bukan bentuk kebebasan wanita,” kecam Surabi. Menurut kultur Afghanistan, kata Surabi, wanita dilarang memperlihatkan harga dirinya dengan menggunakan kecantikan atau mempertontonkan bentuk tubuhnya. Tapi memperlihatkan kebolehannya dengan menampilkan keterampilan dan pengetahuannya. “Atas nama kebebasan wanita, maka apa yang dilakukan wanita Afghanistan itu bukanlah bentuk kebebasan wanita. Tapi lebih merupakan tindakan nista,” kecam sang Menteri. Peserta kontes kecantikan berusia 25 tahun itu kini menetap di AS. Dia merupakan wanita Afghan pertama dalam 30 tahun terakhir, yang ikut dalam acara kontes ratu kecantikan dunia yang diadakan di ibukota Filipina pekan ini. Inilah di antara luka yang dialami dunia Islam. Terlebih kontes kecantikan yang melibatkan wanita Afghanistan itu terjadi di awal bulan Ramadhan, bulan suci kaum Muslimin yang harusnya dihormati sebagai bulan mulia. (stn/hrldsn/eramuslim) Afghans angry at beauty queen's bikini appearance Date: October 27 2003 The Taliban has been ousted from rule in Afghanistan and its hardline Islamic policies are a thing of the past, but many Afghans have been shocked and angered by an Afghan woman appearing in a bikini at a beauty pageant. Twenty-five-year-old Vida Samadzai -- the first Afghan entrant in an international beauty contest for 30 years and the first since the fall of the Taliban in 2001 -- joined more than 50 other women at a hotel in Manila early this week for the Miss Earth competition. "She is not representing Afghan women. The way she appeared is not in our Afghan culture nor is endorsed by Islam," Habiba Surabi, women's affairs minister, told Reuters in Kabul. The slim and dark-haired Samadzai was born and raised in Afghanistan, but left for the United States in 1996 to escape the civil war and the rise to power of the Taliban's religious movement. Her picture in a red bikini shocked many in her nation. "She is not an Afghan. I was shocked and felt embarrassed to see her appearing like this before cameras and people," said 30-year-old Mohammad Ashraf, a Kabul University student. Frishta, a 25-year-old woman, said Samadzai should be stripped of her Afghan nationality. "She could have participated in Afghan and Islamic traditional clothes rather than showing her body to people. As a woman I am shocked," Frishta said. Samadzai, who may be unaware of the outrage she has caused at home, told Reuters this week that she wanted to dispel the notion that Afghan women were cloistered. "I would like to make people aware that as Afghan women we are talented, intelligent and beautiful. We are one of the people who can make a difference in this world." Officials at the women's ministry of President Hamid Karzai's Western-backed government and several religious clerics also criticised Samadzai. Several other residents suggested that Karzai himself should condemn her. Karzai was installed in power in 2001, after US-led forces overthrew the radical Taliban regime, which had won notoriety for banning women from appearing in public without the all enveloping burqa and banned them from most outdoor jobs and education. Burka Vs Bikini - The Debauchery Of American Womanhood By Henry Makow, Ph.D. 9-18-2 On my wall, I have a picture of a Muslim woman shrouded in a burka. Beside it is a picture of an American beauty contestant, wearing nothing but a bikini. One woman is totally hidden from the public; the other is totally exposed. These two extremes say a great deal about the clash of so-called "civilizations." The role of woman is at the heart of any culture. Apart from stealing Arab oil, the impending war in the Middle East is about stripping Arabs of their religion and culture, exchanging the burka for a bikini. I am not an expert on the condition of Muslim women and I love feminine beauty too much to advocate the burka here. But I am defending some of the values that the burka represents for me. For me, the burka represents a woman's consecration to her husband and family. Only they see her. It affirms the privacy, exclusivity and importance of the domestic sphere. The Muslim woman's focus is her home, the "nest" where her children are born and reared. She is the "home" maker, the taproot that sustains the spiritual life of the family, nurturing and training her children, providing refuge and support to her husband. In contrast, the bikinied American beauty queen struts practically naked in front of millions on TV. A feminist, she belongs to herself. In practice, paradoxically, she is public property. She belongs to no one and everyone. She shops her body to the highest bidder. She is auctioning herself all of the time. In America, the cultural measure of a woman's value is her sex appeal. (As this asset depreciates quickly, she is neurotically obsessed with appearance and plagued by weight problems.) As an adolescent, her role model is Britney Spears, a singer whose act approximates a strip tease. From Britney, she learns that she will be loved only if she gives sex. Thus, she learns to "hook up" rather than to demand patient courtship and true love. As a result, dozens of males know her before her husband does. She loses her innocence, which is a part of her charm. She becomes hardened and calculating. Unable to love, she is unfit to receive her husband's seed. The feminine personality is founded on the emotional relationship between mother and baby. It is based on nurturing and self-sacrifice. Masculine nature is founded on the relationship between hunter and prey. It is based on aggression and reason. Feminism teaches woman that feminine nature has resulted in "oppression" and that she should convert to male behavior instead. The result: a confused and aggressive woman with a large chip on her shoulder, unfit to become a wife or mother. This, of course, is the goal of the social engineers at the NWO: undermine sexual identity and destroy the family, create social and personal dysfunction, and reduce population. (See http://www.inoohr.org/worldpopulationcontrolpromote.htm) In the "brave new world," women are not supposed to be nest makers, or progenitors of the race. They are meant to be neutered autonomous creatures that indulge in sex for physical pleasure, not for love or procreation. At his press conference on Sunday, Donald Rumsfeld said that Iranian women and youth were restive under the rule of the Mullahs. He implied that the US would soon liberate them. To Britney Spears? To low-rise "see-my-thong" pants? To the mutual masturbation that passes for sexuality in America? Parenthood is the pinnacle of human development. It is the stage when we finally graduate from self-indulgence and become God's surrogates: creating and nurturing new life. The New World Order does not want us to reach this level of maturity. Pornography is the replacement for marriage. We are to remain stunted: single, sex-starved and self-obsessed. We are not meant to have a permanent "private" life. We are to remain lonely and isolated, dependent on consumer products for our identity, in a state of perpetual courtship. This is especially destructive for woman. Her sexual attraction is a function of her fertility. As fertility declines, so does her sex appeal. If a woman devotes her prime years to becoming "independent," she is not likely to find a permanent mate. Her long-term personal fulfillment and happiness lies in making marriage and family her first priority. Feminism is another cruel New World Order hoax that has debauched American women and despoiled Western civilization. It has ruined millions of lives and represents a lethal threat to Islam. I am not advocating the burka but rather some of the values that it represents, specifically a woman's consecration to her future husband and family, and the modesty and dignity this entails. The burka and the bikini represent two extremes. The answer lies somewhere in the middle. Henry Makow, Ph.D. is the inventor of the board game Scruples and the author of "A Long Way to go for a Date." His articles on feminism and the New World Order are found at http://www.savethemales.ca/ He welcomes your comments at henrym@mts.net Comment From Mary Sparrowdancer sparrowdancer1@earthlink.net 9-19-2 While this man makes some good and decent points, it is my opinion that his description of what constitutes the sum total of the female human being in his eyes is draconian at best, and quite possibly insulting to any woman who has an IQ over 160. Or over 140. Or over 120, - or let's just say any woman who is consciously aware of herself as an intelligent individual in addition to being a nurturing, birth-giving human being. Comment From Mike Harris ParMrh@aol.com 9-20-2 While Dr. Makow makes some valid observations concerning some of the flawed perspectives directed towards and about women in Western Society, he fails miserably to produce any true insight. The comparison of a "Miss America" Contestant with the "average" Burka-covered Muslim female is ludicrous--were women expected to be parading on our city streets or going to the market dressed in Bikinis it might be an apt comparison, but such is not the case. Further, the inadequacies of Britney Spears as a Teenage Role Model have been pointed out many times by others--including Spears herself recently. Dr. Makow seems to use the term "independent" in connection with women as some sort of slang insult,and he competely ignores that the so-called revered status of Muslim womanhood amounts to them being treated as Property . In America, women are treated as a Commodity due to their beauty (as are Men) -- IF they wish to be and IF they allow it . But bottom-line, they have The Freedom to either self-promote or reject the status of Commodity. In the Muslim rigid framework of existence, women are Property, and are subject to cruelty far greater than any so-called Western "debauchery". "The burka and the bikini represent two extremes. The answer lies somewhere in the middle. " That is the only unassailable statement Dr. Makow makes---all else is simply proof that a Ph.D doesn't necessarily guarantee a perceptive viewpoint, merely that the author's Opinion shall be printed somewhere. Setengah Penduduk AS Menentang Perkawinan GayMurtadin & Jahiliyah Oleh : Redaksi 19 Nov 2003 - 11:33 am Bagaimana sikap Muslim Indonesia terhadap Aktivitas GaYa Nusantara?? :( Washington- Hasil pengumpulan pendapat terakhir di Amerika Serikat menunjukkan setengah dari penduduk negara itu menentang perkawinan sesama jenis. Hasil survai oleh Pew, yang dilaksanakan antara 15-19 Oktober, mendapati penentang perkawinan gay meningkat menjadi 59 persen responden dari 53 persen dalam survai sebelumnya Juli lalu. Survai itu juga mendapati penentangan terhadap perkawinan sesama jenis lebih keras di antara kelompok-kelompok keagamaan. "Meski secara umum toleransi terhadap kaum gay meningkat sejak pertengahan 1980-an, banyak orang Amerika tetap sangat kritis akan kaum homoseksual dan keyakinan agama faktor terbesar dalam sikap seperti ini," kata para periset Pew dalam pernyataannya. Didapati pula kini 80 persen dari orang Amerika yang sangat kuat keyakinan agamanya kini menentang perkawinan gay, naik dari 71 persen dalam pengumpulan pendapat Juli lalu. Survai itu menunjukkan 41 persen dari mereka yang dilibatkan dalam pengumpulan pendapat itu lebih menyukai tali hukum yang akan memberi pasangan gay banyak hal seperti dalam perkawinan antara pasangan heteroseksual. Lima puluh persen dari mereka yang ditanyai memandang hubungan homoskesual berdosa, perasaan ini meningkat sampai 76 persen di antara responden keagamaan. Dari aspek lain, survai itu mendapati 42 persen responden dilibatkan dalam pengmpulan pendapat tersebut menyebutkan perilaku homoseksul dapat diubah, sedangkan sejumlah 42 persen responden sisanya menyatakan itu tidak bisa diubah. Para periset Pew mengatakan subyek tersebut kemungkinan akan memberikan pengaruhnya pada pemilihan presiden tahun 2004 mendatang. Pengumpulan pendapat itu menyertakan 1.512 orang dewasa, dengan marjin kesalahan tiga. Ant/AFP/fif/RioL Astaghfirllah 35% Pelajar Bandung HomoseksMurtadin & Jahiliyah Oleh : Redaksi 19 Dec 2003 - 8:09 pm organisasi mereka aman aman saja berjalan bahkan sudah mempublish majalah GAYa Nusantara, Tapi tidak ada larangan dari aparat maupun ulama, padahal kegiatan mereka sangat meresahkan dan bisa merusak moral generasi muda Penyimpangan perilaku homoseksual bisa terjadi di mana-mana. Namun bila hal itu menimpa kalangan pelajar, sungguh memprihatinkan. Ttren atau bentuk kebobrokan moral? Hasil penelitian dan penelusuran Yayasan Priangan Jawa Barat di Bandung menunjukkan tingginya kasus homoseksual terjadi di kalangan pelajar. Betapa tidak, dari hasil survei didapat sebanyak 21% siswa SLTP dan 35 % siswa SMU disinyalir telah melakukan perbuatan homoseksual. Survei di tujuh kota besar di Jawa Barat semakin memperjelas kondisi tersebut. Survei ini dipertegas lagi dengan adanya temuan dari Pelajar Islam Indonesia (PII) wilayah Jawa Barat. Organisasi pelajar Islam ini melakukan polling antara bulan September-November 2002 dengan menyebar angket sebanyak 400 lembar. Hasilnya cukup mencengangkan, 75 % pelajar dan mahasiswa di berbagai kota di Jawa Barat melakukan penyimpangan kategori kenakalan remaja. Mereka terlibat tawuran, narkotika dan penyimpangan perilaku seksual. Survei menunjukkan 45% pelajar melakukan perilaku penyimpangan seksual dan di antaranya 25% pelajar pria melakukan perbuatan homoseksual. PII menggunakan responden berusia antara 12-24 tahun. “Kendati kasus homoseksual tidak sebesar tawuran dan narkotika, namun bila dibiarkan hal ini justru bisa menimbulkan kerawanan sosial, terlebih perbuatan ini jelas-jelas melanggar aturan agama. Disinyalir pula ada komunitas kaum homoseksual di kalangan pelajar yang tersembunyi dan mereka berada di sekolah-sekolah favorit,” ungkap Ruslan Abdul Gani, Ketua PII wilayah Jawa Barat. Kerawanan sosial memang tak bisa terhindarkan dengan adanya kasus ini. Tidak sedikit mereka yang melakukaan penyimpangan perilaku seksual membumbui dengan kemaksiatan lain. Mereka kerap melakukan apa saja asalkan bisa memenuhi apa yang diinginkannya. Termasuk berupaya dengan segala cara untuk mendapatkan sejumlah uang. Semakin parah ketika muncul kenyataan, perilaku homoseksual dijadikan sebuah profesi khusus dengan dalih ekonomi. Gawatnya lagi kebiasaan ini sengaja ditularkan kepada para pelajar. Tidak sedikit dari pelajar yang terjerumus “menikmati” kebiasaan yang bertentangan dengan moral dan agama ini. Na’udzubillah! Franki, ketua Yayasan Priangan menjelaskan, mereka yang terkena perilaku homoseksual sengaja mencari-cari kesempatan untuk memenuhi hajatnya, termasuk melakukan dengan teman sekolahnya. Bagi pelajar pria yang banyak duit kerap melakukan perilaku menyimpang ini dengan para waria. Apapun alasannya, tidak satu pun yang bisa membenarkan. “Jelas hal ini merupakan penyimpangan perilaku seksual, namun untuk menyembuhkannya bisa saja dilakukan akan tetapi hasilnya kecil sekali,” ungkap H.Fauzi MBA, psikolog asal Bandung, pesimis. Fauzi menambahkan pula, sudah seharusnya para orangtua berhati-hati kepada anak laki-lakinya. Dengan siapa ia bergaul, orangtua harus tahu guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Fauzi setuju ketika ada keinginan dari pemerintah untuk mengatur masalah ini dalam KUHP. Permasalahan yang terjadi bukan untuk dibiarkan, namun perlu segera mengambil langkah sebelum tumbuh menjadi satu kebiasaan buruk yang dapat mengundang azab Allah. “Hal ini merupakan perbuatan dosa dan dilarang oleh agama. Karena perbuatan ini Allah mengutuk kaum Nabi Luth. Tentu sanksi hukumnya bisa mengarah kepada perzinahan,” kata KH Dr Miftah Faridl, Direktur Pusat Dakwah Islam Jawa Barat. Miftah pun memberi solusi terhadap permasalahan yang terjadi. Pertama, harus ada usaha untuk menghindari hal-hal yang bisa menimbulkan rangsangan. Kedua, bila sudah cukup umur segera nikahkan, dan ketiga perlu adanya pemasyarakatan nilai-nilai agama agar bisa dipahami secara utuh oleh pelajar, termasuk memberi batasan-batasan pergaulan, akhlak keteladanan dari pendidik serta pentingnya kejelasan bahwa perbuatan yang menyimpang itu jelas-jelas melanggar agama. Sejalan dengan Miftah, PII pun turut peduli sebagai wujud tanggung jawab moral. Sebab, bila dibiarkan berlarut-larut akan menimbulkan sesuatu yang buruk dan sangat membahayakan. Dalam hal ini berbagai pihak perlu memberi perhatian pada para pelajar. Generasi penerus harus diselamatkan dari dampak buruk yang ditimbulkan kasus di atas. Jika tak sekarang, kapan lagi? Setelah azab tiba? Tentu tidak, dan kita harapkan, itu tak terjadi. (Sabili) Deffy Ruspiyandy (Bandung) Masihkah anak anda menonton "Teletubbies"?Murtadin & Jahiliyah Oleh : Fakta 09 Jan 2004 - 3:33 am Assalamu'alaikum wr wb Walaupun berita & artikel ini sudah cukup lama, namun apa salahnya saya postingkan di Swaramuslim sekedar mengingatkan kita semua akan bahaya "menonton Teletubbies" terutama bagi anak anak dikalangan umat Islam. Walaupun kelihatan sepintas lucu, namun dibalik film tersebut tersembunyi pesan pesan Kampanye Homoseks, sehingga telah menimbulkan reaksi diberbagai dunia. Sebagian besar negara Eropah, negara Islam, Malaysia dan bahkan Singapore telah melakukan banned atas penayangan film, cuma justru lucunya tidak ada satupun organisasi Islam di Indonesia / MUI melakukan hal itu. Apakah karena terlalu sibuk?? Namun sampai saat ini walaupun penayangan di TV sudah tidak adalagi (karena sudah habus serialnya) namun kelihatannya "Teletubbies" sudah menjadi Trade Mark terbukti dengan penggunaan maskot & attributnya dalam berbagai produk anak anak (baju, kue Ul-Tah, Kaos dll) masih sering kita jumpai. Mohon sebarkan artikel ini kepada saudara saudara kita, aqidah islam tidak ada yang basi, semoga info ini bermanfaat Wassalam Kampanye Homoseks Teletubbies Seorang Pendeta terkemuka di Amerika menguraikan misi homoseks di balik tayangan lucu Teletubbies. Kontroversi meluas. Singapura melarang penayangannya. Indonesia? "Suka nonton Teletubbies?" Bila pertanyaan itu dilontarkan kepada anak-anak, niscaya akan dijawab 'ya'. "Bagus sih. Lain sama Pokemon atau Shinchan yang jorok," kata Eki, murid kelas IV sebuah SD di Rawamangun, Jakarta. Saat ini, tontonan yang diputar hampir saban hari di Indosiar itu memang sedang digandrungi anak-anak. Television in the tummy of the babies (disingkat Teletubbies, televisi di perut para bocah) adalah film yang menampilkan empat tokoh boneka gendut (tubby) dan lucu bernama Tinky-Winky (berwarna ungu), Dipsy (hijau), Laa-Laa (kuning), dan Po (merah). Di kepala empat sekawan itu ada antena, yang menandakan bahwa televisi memang sudah menjadi bagian tak terpisahkan bagi anak-anak. Rumahnya berupa lapangan golf yang hijau dan sejuk, disebut Teletubbyland. Di situ ada kincir angin, televisi, kelinci, pancuran air, yang selalu disinari matahari berwajah bayi imut-imut. Film rekaan Anne Woods dan Andrew Davenport yang pertama kali muncul di Inggris tahun 1995 itu tak sekadar nongol di televisi. Pernik-perniknya juga membanjir di toko mainan, toko buku, mal, pasar, sampai perempatan lampu merah. Bentuknya bisa komik, kartu, boneka, VCD, gantungan kunci, stiker, sikat gigi, tempat nasi, handuk, pigura, dan berbagai asesoris peralatan sekolah. Bahkan kini telah terbit majalah Teletubbies. Pendeknya, sang idola itu bisa menyapa anak-anak di mana saja, kapan saja. Tak mengherankan bila anak-anak begitu akrab. Cuma, ada satu hal yang agaknya sulit dikenali anak-anak pada umumnya, yakni jenis kelaminnya. Sebab, kostumnya sama, aktivitasnya pun tak berbeda. Robbi Mighfari dan Balivia Andi Permata, murid-murid sebuah TK di Surabaya, mempunyai jawaban berbeda ketika ditanya mana dari anggota Teletubbies yang perempuan. Robbi menjawab Po. "Sebab Po kan warnanya merah," alasannya. Tapi menurut Balivia justru Tinky-Winki-lah, si ungu, yang perempuan. Bagi Eki, yang paling membingungkan adalah sosok Tinky-Winky, anggota Teletubbies yang paling besar. "Dia itu laki-laki, tapi kadang tingkahnya kayak cewek. Suka mbawa tas dan bunga. Kayak orang banci,' ujarnya. Di Barat identitas Teletubbies memang sempat menjadi perdebatan heboh. Bermula dari pendapat Pendeta Jerry Falwell dalam sebuah tulisan di National Liberty Journal (Februari 1999) yang menilai Teletubbies membawa misi homoseksualitas lewat tokoh Tinky-Winky. Alasannya? "Tinky-Winky berwarna ungu warna kebanggaan kaum gay dan mempunyai antena segitiga terbalik di kepalanya simbol kebanggaan gay," kata Falwell. Majalah Time edisi 12 Oktober 1998 juga menyatakan hal yang sama. Di situ dilaporkan bahwa Tinky Winky yang membawa tas/dompet merah merupakan ikon kaum gay di Inggris. Identitas tokoh-tokoh Teletubbies memang tidak jelas. Perbedaan gender hanya digambarkan secara samar dengan suara dan pilihan warna: ungu dan hijau muda untuk laki-laki, merah dan kuning untuk perempuan. Dan di mata Falwell, ini dianggap sebagai pembenaran terhadap aktivitas homoseksual dan biseksual. Kalangan rohaniwan Kristen menilai, indoktrinasi dini terhadap anak batita (di bawah tiga tahun) lewat Teletubbies akan menyebabkan anak tak bisa membedakan mana laki-laki mana perempuan. Lebih berbahaya lagi kalau anak sudah dicekoki nilai: boleh saja laki-laki sekali-sekali menjadi perempuan, dan sebaliknya. "Diluncurkannya Teletubbies adalah khusus untuk berkomunikasi dengan balita guna memasukkan nilai homoseksualitas. Dengan cerita berbahasa bayi, digambarkan bahwa perilaku homo dan biseks adalah wajar," masih kata Falwell. Menurut psikolog pendidikan Elzim Khosyiyati, ketidakjelasan identitas ini berbahaya bagi perkembangan psikis anak-anak. "Itu sama dengan mengaburkan esensi dari nilai pendidikan anak yang harus jelas dan tegas," ujar Elzim yang juga aktivis Lembaga Pendidikan Islam Dwi Matra, Surabaya. Hal senada ditulis Berit Kjos di situs Edutainment. Menurutnya, secara tidak disadari, anak-anak dibentuk Teletubbies untuk bisa menerima kelainan-kelainan perilaku seksual seperti biseksual, homoseksual, dan lesbian sebagai sesuatu yang wajar. Juga, anak-anak dibentuk untuk menjadikan televisi sebagai dunia mereka. Pendapat Kjos ini sama dengan pandangan umum kaum ibu di Inggris yang menilai Teletubbies mensosialisasikan televisi kepada anak-anak dalam usia terlalu dini. Tuduhan bahwa Teletubbies membawa misi gay segera ditentang keras oleh Ragdoll Productions dan koleganya, produser film ini. Juru bicara untuk Itsy Bitsy Entertainment Co., pemegang lisensi Teletubbies di AS, berdalih bahwa dompet Tinky Winky adalah tas ajaib. "Sebenarnya yang dibawa tak menunjukkan dia gay. Ini adalah pertunjukan anak-anak, cerita," kata Steve Rice seperti dikutip Associated Press (1999). Yang paling keras menentang Falwell tentu saja kalangan gay. Dalam sebuah wawancara diCBS, Joan Garry yang mewakili Aliansi Gay dan Lesbian, dengan nada cemooh menganggap Falwell sebagai penuduh yang pandir. Sedangkan Michael Colton di harian New York Observer menganggap tuduhan itu sebagai hal yang terlampau aneh dan mengerikan. Stan Yann dalam The Voice malah balik menuduh Falwell sebagai pendeta gemuk seperti Teletubby (tubby= gemuk) yang bodoh. Namun pendapat Falwell tidak salah bila kita cermat melihat adegan film Teletubbies. Tingkah laku si Ungu memang seperti seorang gay. Dia suka bunga, membawa dompet warna merah, gerak tariannya dan nada nyanyiannya. Sebuah kebiasaan orang perempuan. Padahal keterangan resmi yang dikeluarkan sebuah produsen acara teve anak-anak PBS kids, jenis kelamin Tinky Winky adalah male (laki-laki). Tinky Winky juga tak segan-segan berebut rok dengan Po. Saat rebutan itu terjadi, 'dewa'-nya Teletubbies matahari bermuka bayi lucu lalu mengatur agar yang berebut rok itu memakainya secara bergantian. Dewa bayi itu seolah menjadi 'tuhan' yang menganjurkan perilaku seks menyimpang. Kalangan orang tua juga mesti waspada dengan adegan 'berpelukan' yang selalu dilakukan empat sekawan itu di akhir acara. Menurut Elzim, pelukan di antara anggota keluarga wajar, dan baik baik. Namun efek adegan berpelukan Teletubbies sangat didasari kebudayaan Barat. Ibu dua anak ini sekarang kerap menjumpai kecenderungan anak-anak di sekolah yang gandrung Teletubbies sering melakukan pelukan kepada kawan perempuan maupun lelaki, baik berlawanan jenis maupun tidak. "Di satu sisi memang bisa mengakrabkan, tapi di sisi lain bila perilaku ini terus-menerus dilakukan bisa fatal akibatnya. Anak-anak akan terbiasa melakukan pelukan dan ciuman dengan siapa saja tanpa pandang bulu." Dampak lebih jauh, bila yang gandrung adalah anak laki-laki, akan berbahaya. "Anak laki-laki yang suka boneka Teletubbies akan terpengaruh seperti jiwa anak perempuan, bahkan bisa saja kemudian hari memperlakukan dirinya seperti perempuan atau waria," jelas Elzim. Tidak hanya ajaran gay. Cara bicara tokoh Teletubbies yang cedal pun banyak diprotes kalangan ibu-ibu di Inggris. Misalnya pelafalan kata 'Halo' menjadi 'Ee-o'. Menurut Elzim Khosyiyati, bahasa cadel semacam itu tidak baik bagi proses pembelajaran kemampuan verbal anak. "Kita seharusnya mengajarkan pesan verbal secara tegas dan jelas kepada anak," ujarnya. Meski penuh kontroversi, Teletubbies terus melaju tinggi. Ia telah mendatangkan keuntungan 80-an juta poundsterling bagi Ragdoll Productions dan BBC Worldwide, produsernya. Kini 45 negara di dunia menyiarkan serial anak-anak yang ternyata mengusung misi kaum Nabi Luth ini, dan menjadi terpopuler di dunia. Bagi negeri yang peduli terhadap anak-anak, Teletubbies dilarang. Di Singapura, serial Tinky-Winky dan kawan-kawan ini tidak ditayangkan karena dianggap berpengaruh buruk terhadap perkembangan jiwa anak. Bagaimana di Indonesia yang mayoritas beragama Islam? (akbar, pambudi) Teletubbies Digugat, Menyebarkan Tradisi Gay? Lucu amat mereka yaaa, imut-imut gemas dan empuk. Itu yang kita bayangkan ketika melihat 4 sosok selebritis baru kesukaan anak batita. Setiap ke pasar, pasti anak merengek minta dibelikan boneka salah satu dari 4 tokoh tsb. Entah yang Ungu (Tinky Winky, paling besar), Hijau muda (Dipsy), Kuning (La Laa) maupun Merah (Po, paling kecil). Saya hafal karakter-karakter mereka sampai kepada model antena di kepala masing-masing adalah karena diprotes anak-anak. Tinky Winky antenanya adalah segitiga terbalik, Dipsy lurus seperti tongkat mencuat ke atas, La Laa melingkar seperti pegas dan Po antenanya seperti bulatan cincin. Beberapa produsen boneka 'aspal' (asli palsu) meniru dengan tidak tepat, sehingga ketika saya membelikan anak saya, saya diprotes: " Nggak cocok Ummi…., antena Po bukan seperti tongkat, tapi Dipsy yang begitu." Apalah artinya mainan. Kemudian berlanjut dengan membeli VCD nya. Lucu-lucu blo'on, khas anak baru belajar bicara. Dengan satu catatan: suara yang dipakai adalah suara dewasa yang berlogat celat, sehingga kesan saya: koq seperti orang cacat mental? Tetapi sekali lagi: Apalah artinya mainan. Apalagi memang sarat fantasi ruang angkasa dengan gambaran rumah yang seperti pesawat ruang angkasa dan segala pernak pernik khayalan termasuk matahari dengan wajah bayi di tengah-tengahnya. Jalan ceritanya pun amat-amat sederhana: mengenalkan berbagi mainan, mengenalkan bermain bersama, mengenalkan bahwa setiap orang punya barang kesukaan (my favorite things)…. Begitu sederhana sampai bungsu saya yang belum dua tahun sudah bisa menirukan kata-kata mereka yang khas : "A-oo" sambil menutup mulut. Itu adalah ritual Teletubbies jika ada sesuatu yang salah atau sesuatu yang kurang.Tanpa sadar gaya mereka memang mudah sekali melekat pada batita dan tidak mustahil akan selamanya. Sekali lagi: Apalah arti mainan? Tapi ternyata artinya lebih dari sekedar mainan. Beberapa waktu yang lalu beredar di internet polemik tentang Teletubbies. Ada seorang pastor menggugat sosok Tinky Winky yang seperti banci: suara berat tapi suka sekali pada dompet. Menurut salah seorang pengamat media anak, penggambaran sosok laki-laki (suara yang berat) dengan memakai dompet merah seperti itu, khas dompet kaum ibu di Inggris raya, bahkan seperti tas tangan Ratu Elizabeth pada acara-acara sosial, sangat feminin. Pada awalnya pastor tsb-pun digugat balik oleh para pendukung Teletubbies dengan berdalih bahwa dompet Tinky Winky adalah "magic bag" alias dompet ajaib, jadi buat apasih diributkan? Itu kata mereka (it's nothing important), sekali lagi: Namanya juga mainan khayal apapun boleh. Tetapi apakah benar begitu saja? Ternyata semakin banyak yang terungkap dalam polemik yang kemudian juga melibatkan berbagai pengamat media anak di daratan Eropa dan Amerika. Info lain yang masuk semakin mengejutkan: 1)Warna Tinky Winky adalah warna kesayangan kaum gay 2)Antena Tinky adalah simbol Gay atau lesbian (jika dibalik) 3)Antena Dipsy adalah simbol (maaf) kelamin laki-laki. 4)Antena Po simbol perempuan Bahkan dari jalan cerita salah satu filmnya, jelas menunjukkan sebuah niat untuk memperkenalkan tingkah laku para homosex, yaitu Tinky Winky berebut rok dengan La Laa dan diperbolehkan oleh si Matahari (yang di dalam Teletubbies Land dianggap sebagai simbol pengganti semua otoritas dunia manusia, yaitu otoritas orangtua, guru dll termasuk Tuhan!). Jadi ada satu lagi yang diajarkan di sini: re-definisi atas simbol-simbol otoritas! Selama ini kaum homosex sedang bergelut untuk minta pengakuan dunia bahwa homosexual adalah sebuah kecenderungan sejak lahir (dalam bahasa Islam disebut fitrah, sebagaimana ketertarikan laki-laki terhadap perempuan). Mereka menggugat agar punya gereja sendiri dan bisa menikah resmi dengan pasangannya, mereka juga menggugat agar masyarakat menerima mereka sebagaimana menerima para cacat mental atau orang buta. Innocent!Tanpa dosa! Sejauh ini sudah ada gereja-gereja dan pendeta-pendeta yang cukup 'gila' untuk mengakui mereka kemudian mau menikahkan pasangan gay atau lesbian, tetapi tetap saja Kepausan di Roma menolak dan mengkucilkan pendeta dan gereja yang menyimpang. Otoritas agama seperti itu amat di tentang oleh kaum gay dan dianggap melanggar 'hak asasi mereka'. Kemudian inilah yang kita lihat, sebuah usaha untuk mulai mengubah tata nilai manusia dengan mendidik batita dengan bahasa batita. Agaknya mereka berharap bahwa dengan mengajarkan batita "kesamaan dan persamaan" bagi mereka dan segala tingkah laku menyimpangnya, maka 20 tahunan lagi mereka akan diakui sebagai sebuah komunitas yang sah, sebagaimana sekarang orang Amerika menganggap sah adanya komunitas negro atau hispanik di Amerika Serikat.Globalisasi telah membuat Teletubbies ini bukan hanya nge-top di negeri asalnya Inggris (pertama kali diluncurkan sebagai program Unesco di stasiun TV PBS dan kemudian BBC), tapi juga segera merambah ke seluruh dunia. Keberhasilan mereka terletak pada bahasa komunikasi yang mereka gunakan. Para aktornya telah susah payah diajarkan bagaimana bertingkah laku, berbicara dan bergerak seperti Batita (toddler). Mengingat betapa sedikitnya film-film yang mendidik yang benar-benar bisa bicara dengan batita, saya akui teknik mereka dalam berkomunikasi dengan batita amat canggih. Meskipun kita, sebagai orang dewasa akan merasa ganjil dengan gaya Teletubbies (seperti kesan yang saya dapatkan yaitu seperti orang cacat mental), tetapi bagi batita mereka betul-betul mewakili dunianya. Penuh warna, main kejar-kejaran, banyak bunga dan binatang tak berbahaya, lapangan luas dan matahari yang bersinar cerah. Absennya sosok penting bagi batita ternyata merupakan sebuah kesengajaan demi melancarkan misi kaum gay. Sosok yang hilang adalah sosok orangtua. Biasanya, bagi batita sosok 'mama' atau 'papa' amat lekat dengan dunia mereka. Dalam Teletubbies Land, sosok itu ditiadakan (baik mama maupun papa) karena sosok-sosok inilah yang mulai menanamkan nilai-nilai tradisi dan ideologi kepada anak termasuk agama dan nilai sosial masyarakat sejak kecil. Inilah yang sedang 'dimusuhi' kaum gay, karena biasanya orangtua-lah yang memperingatkan anaknya jika berada dekat-dekat dengan gay, takut ketularan Aids maupun takut terbawa perilaku mereka. Nah, dalam Teletubbies Land tak perlu ada orangtua, anak-anak bisa hidup mandiri dan tetap gembira tanpa mama atau papa sebagai sosok otoritas. Jika ada sesuatu yang tidak beres, ada sosok lain yang punya tugas khusus, yaitu Nu-Nu si Vacum Cleaner, sebagai sosok pelayan yang membereskan apa yang di kacaukan atau dibuat berantakan oleh para Teletubbies. Jadi tak perlu mama. Satu-satunya sosok otoritas yang dibolehkan ada adalah sosok matahari dengan wajah bayi (sebagaimana wajah para pemirsa). Jadi dalam Teletubbies Land sosok otoritasnya berada dalam posisi yang sedikit banyak 'sejajar' dengan para Teletubbies maupun penonton: sama-sama bayi! Dan sang 'matahari bayi' tadi mengajarkan: boleh saja boys (laki-laki, yaitu Tinky Winky) memakai rok ballet berenda bergantian dengan La Laa dan yang lain. Jadi 'boys' dan 'girls' boleh bertukar peran, karena dalam Teletubbies Land jenis kelamin tidak penting dan boleh gantian! That's it !! Ini adalah sosialisasi awal yang amat-amat halus dan canggih dengan sasaran yang amat tepat: anak yang sangat kecil yang putih bersih bagai kertas kosong. Bahkan ada pengamat media lain yang mensinyalir bahwa matahari bayi yang digambarkan dalam serial ini diambil dari mitos-mitos para penyembah berhala, Yunani, Persia dan Hindu. Seolah para pencipta Teletubbies ingin menciptakan Dewa baru bagi manusia, yaitu dewa yang menerima gay sebagai kewajaran dalam hidup. Wah-wah wah, apalagi yang lebih berbahaya? Perilaku kaum Luth, penghilangan fungsi lembaga keluarga (bapak dan ibu) serta penyembahan berhala. Masih bisa diamati lebih lanjut, yaitu apa saja celotehan dan tingkah laku para Teletubbies sebenarnya sarat dengan istilah-istilah khas dunia mesum dan dunia gay. Tentunya para 'pakar kemesuman' lebih bisa menjelaskannya dari saya. Wallahua'lambishshowwaab (eramuslim) Penulis: Saisyahn Bachtir mihsat@hotmail.com "Edutainment" How Teletubbies Teach Toddlers by Berit Kjos Shortcut to the charts: symbols | BBC | Text only Home Email this page "I believe television and video are the most underestimated force for good in educating our children in the technological age in which we live. It is important to develop children’s thinking skills."1 (Anne Wood, Teletubby creator, BBC) "The challenge to humanity is to adopt new ways of thinking, new ways of acting, new ways of organizing itself in society -- in short, new ways of living."2 (Our Creative Diversity, UNESCO) "Young people like magical alternate realities; and the entertainment industry profits by providing amusement parks, videogames, movies, and television programs that build on this fascination. Educators too can profit, in a different way, by building eerily beautiful environments for sensory immersion that arouse curiosity and empower shared fantasy, leading to guided inquiry. If we forswear distributed learning based on mystery, intrigue, and 'edutainment,' we risk losing the generation growing up with high-performance computing and communications to the mindless mercies of videogames." ("The Transformation of Distance Learning to Distributed Learning") -------------------------------------------------------------------------------- "Time for Teletubbies. Time for Teletubbies…." At the sound of the familiar call, toddlers around the world scamper to their television sets for 30 minutes of simple play, enchantment, and learning. They smile with the baby-faced sun rising in the sky and laugh at four chubby Teletubbies popping out of their under-ground home. When the magic windmill spins its sparkly beams, they share the excitement of a daily mystery: Which tummy-screen will light up and broadcast a short TV clip? This simple but captivating Teletubby world is full of pretty flowers, lively rabbits, warm hugs, bumping tummies, and high tech marvels – but glaringly devoid of parental love and guidance. Instead, a mystical periscope (the Voice Trumpet) arises from the ground to emit friendly directions when needed. A large toaster makes tubby toast, while a tubby-sized machine spurts tubby custard. A magic vacuum cleaner called Noo-Noo cleans up the mess. And the Teletubbies are perfectly happy! But who are these captivating, big-eyed creatures with television screens on their tummies (that's why they are called Teletubbies) and antennas on their heads? Why do toddlers love them so much? "They are not human," argued their adult fans and the mainstream media during last year’s controversy over Tinky-Winky’s triangular antenna. "It’s absurd to criticize their gender. They’re fantasy creatures, not boys, girls, homosexuals, or toddlers." That’s not what Anne Wood, their creator at BBC (British Broadcasting Co.) tells us. "They are babies," she explains. "… technological babies…. Like children, they also imitate what they hear, so they will attempt to speak like the Narrator and sometimes like the Voice Trumpets."3 Others have likened the Teletubbies to aliens, to fetuses, and to mythical half-human, half-animal creatures – albeit a cuter, more modern version. But what counts is their message, not their looks. What do they teach their little fans? What do those four antennas on their heads symbolize? Why do they wear television screens on their tummies? Why don't mommies and daddies take care of these baby look-alikes? Why does the sun wear the face of a baby? And finally, how does the teletubby program fit into the global agenda for "lifelong learning"? 1. What do they teach?"…children are the same the world over," says scriptwriter Andy Davenport. "They grow, they learn language, they learn to talk, to think the same, wherever they grow up."4 If, as BBC (British Broadcasting Company) claims, small children around the world watch this show, they certainly will learn "to think the same" – a major goal of UNESCO’s program for "lifelong learning" [click also on "next slide"]. This cradle Teletubby costumes to grave process of training human resources for the global village needs and has the support of America's PBS as well as BBC. Both help children to imitate their idols – four soft, roly-poly creatures played by real people. These actors have been trained to talk like toddlers, run like toddlers, eat like toddlers, and swing to music like toddlers. That’s to help real toddlers love them, follow them, feel at home with them – and, don’t forget, learn from them. One of the lessons involves self-sufficiency (separation from parents, but not from peers) within a high-tech world. If that's hard to believe, hear it from PBS, which has adapted the show for the American audience: "In 'Teletubbies,' the technological world becomes engaging, playful and, most of all, manageable by the young child. The play technology that hums through Teletubbyland also supplies the Teletubbies' every need - Tubby Toast, Tubby Custard, and the conscientious care and support of the comic vacuum cleaner, Noo-noo."5 No need for parents or grandparents! This philosophy matches that of Professor John Goodlad, who served on the governing board of UNESCO’s Institute for Education before he joined Bill Clinton on the 1987 Study Commission on Global Education. In his Preface to Schooling for a Global Age, he wrote, "Enlightened social engineering is required to face situations that demand global action now. Education is a long-term solution.... The majority of our youth still hold the same values as their parents and, if we don’t re-socialize, our system will decay."6 The Teletubbies may be fantasy creatures, romping in a fantasy world. But toddlers pick up cues fairly indiscriminately from both fantasy worlds and the real world. They don’t know enough about reality to separate the two. So they are ready and eager to believe and assimilate the cues they receive. There are plenty of questionable messages. Take a look at some of them from a child’s perspective. From Teletubby toy Mega Bloks 2. What does the baby-faced sun tell toddlers?The sun rises from behind the flowery green hills each morning, and shines happily on the teletubby world all day. It sinks back at the end of each day. Sounds a bit like the real sun, doesn’t it? But wait, this sun is also a living creature with a congenial personality. Its pretty, blue-eyed baby face giggles when the Teletubbies play happily together and do nice, expected things. It often frowns when a teletubby is separated from the rest or does something unexpected. That sounds innocent enough. What could be wrong with a happy face framed in the sun’s bright rays? Could this feel-good image be anything more than simple, whimsical fantasy? Nobody would take it seriously, would they? Probably not. But that's part of the problem. Children fill their minds with images that represent the new global paradigm, and few take either message or the effects seriously. But leading educators who call themselves "change agents" are dead serious about the visual tactics they use to reach their goal. They seek to mold minds that embrace the new global paradigm (worldview) and reject the old Christian paradigm. "The purpose of education and the schools is to change the thoughts, feelings and actions of students," admits Dr. Benjamin Bloom, the "Father of Outcome-Based Education, in his book, All Our Children Learning."7 Bloom and his followers have come a long way. Suddenly earth-centered spirituality – with its sun-gods, nature spirits, and occult rituals from around the world – has become the favored model for the new sustainable communities. This new ideology is reinforced through today's movies, television, books, and schools. As a result, most children face an irresistible array of pagan images that support the new paradigm. Many already consider paganism far more normal and acceptable than Christianity. Our political, education, and media leaders want to introduce these influences early -- before children become "indoctrinated" with Biblical truths. (See "Clinton’s War on Hate Bans Christian Values"). They know that if parents follow God's command to "train up your child in the way he should go," their children might not start school with the "open-mindedness" needed to create social solidarity. Biblical values would stand in the way. Therefore "early childhood education" has moved to the forefront of the "lifelong learning" agenda. America's PBS and its British partner, BBC, fit right into the international program for pre-school education. Their words as well as their programs show their desire to introduce small children to new images and "thinking skills so that [they] will be ready for more formal training."8 In the context of the new education outcomes, that means opening young minds to global beliefs and values. The Teletubby world is their best attempt to touch pre-schoolers with the seeds of the new ideology. The envisioned global spirituality blends the world’s earth-centered religions into a more universal belief system. Both major and minor civilizations through history – Egyptian, Hittite, Babylonian, Greek, Roman, Mayan, Celtic, etc. -- worshipped sun gods that watched the earth and mingled with humans. These man-made gods shared human characteristics and responded to human activities with favor or anger, according to man’s compliance with their self-centered standards. In other words, men and women had created gods in their own image.9 Those old sun-gods have now been revised to fit today's demand for kinder, more permissive gods -- gods that appeal to pre- and grade-school children. Look at some of contemporary lessons: Winter Solstice: On December 19, 1991, a public elementary school in Portland, Oregon, replaced the traditional Christmas party with a Solstice festival. Their printed program, titled "Celebrate the Return of the Light," pictured the Sun God and Moon Goddess. Ponder the events listed in the program: * Each [student] will partake of the sun and moon cake before entering the auditorium where they will seat themselves according to their astrological signs. Chanting will begin on entering the auditorium. * The Sun God and Moon Goddess will enter with attendants... * Dancers and Drummers: [lists participants followed] * Bar Code Children and Animal Spirits * Dancing in a circle all together... [with] whooping and hugs all around! Summer Olympics in Atlanta, 1996: Those who watched the opening ceremony saw five "Olympic spirits" wrapped in silvery cloth and masked as sun gods rising out of the earth. Representing the five regions and colors of the world, they writhed like serpents while chanting mystical, incomprehensible invocations to "summon the tribes" of the world. Moments later, five hundred tribes-people streamed into the arena. After a frenzied dance to the beat of a percussion arrangement by Mickey Hart, a "Grateful Dead" drummer, the color-coded groups formed the five interlocking rings of the Olympic symbol, welcoming the "the global family" to celebrate the renewal of the Olympic dream. School Assignment: A fourth grader brought home a worksheet with this story titled "When The Sun Went Away." It told about a Japanese sun goddess and her brother, the god of night. The people loved the goddess who made the crops grow and the trees bloom. But they feared the god of night, who "brought evil spirits to harm the land." Naturally, he began to envy his sister. "One day when the sun goddess was sitting in her temple, the god of night crept in with a big bag. When he opened the bag, a huge snake crawled out and coiled itself around the sun goddess' chair. She was so frightened that she ran into a cave and would not come out at all. Now the earth was always dark. …. "So the people gathered at the cave. They beat drums, rang bells, and sang. The goddess heard the noise and became curious. Finally she crept to the mouth of the cave…. The earth became bright again, and the people danced for joy. When the god of night saw how happy the people were, he felt bad for having frightened his sister. And he promised never to do it again." Celebrating the Sacred Feminine: The above story was also told at a conference on feminist spirituality at the Grace [Episcopal] Cathedral in San Francisco. But the ending had changed. Harmony between the sun goddess and the evil male god would have been inappropriate. The new story fit the feminist demand for self-esteem and self-deification. So this time the sun goddess won over her own fear by looking into a mirror and delighting in her own glorious image. "The Sun" A Tarot card used for divination. 10 The 4th chakra in a Theosophical adaption of Kundalina yoga. 11 Detail from an Alchemist image of the all-seeing sun watching over the Philosopher's Stone. 12 Part of an 18th century symbolic Masonic painting. 13 Book ad in Mystic Trader, a catalog full of occult signs, symbols and suggestions. 14 Harry Potter creator, J.K. Rowling's mirror brings her own image into the sun frame.15 Look again at the picture on the far right. This mirror was pictured in a Time Magazine article about the Harry Potter books. In the photograph, Ms. Rowling sat next to a large gray gargoyle with her back to the mirror. It's possible that she didn't attach any spiritual significance to this representation of the sun -- one that would carry the image of whoever gazed at it. But whether she was consciously aware or not, her mirror fits today's feminist quest to "re-imagine God" in one's own image. No one illustrates this pursuit better than Patricia Lynn Reilly who told me she was "born again" as a Christian. Her book title says it all: A God that Looks Like Me -- Discovering a Woman's Self-Affirming Spirituality. Even toddlers can absorb the subtle message behind a transcendent god-like sun that sees, giggles and smiles -- just like them. In today’s climate, any cultural myth is open game for expedient revisions. Since few children now learn the old foundational facts of history, most will never know what is true or false. They won't even know whether the myths they read represent the original culture or have been adapted for today's agenda. A child's primary mental filter will be his or her feelings. Those emotions are being molded and trained through stories and images they learn to love -- or hate. The Teletubbies, Pokemon, Harry Potter books, and countless other politically correct myths, games, and films support the global program for universal behavior modification. (See Mind Control) 3. What do those antennas on the four teletubby heads symbolize?First, look at these official descriptions, for each teletubby's character fits his or her antenna: "Po is the smallest Teletubby. She often jumps up and down to express her feelings of joy, enthusiasm, and surprise. The natural place for Po is to be on her scooter zipping around the hills. She makes the noise 'quickly, quickly, quickly' or 'slowly, slowly, slowly' when riding her scooter. Po spends a lot of time on her own. Next to riding her scooter, Po likes to keep an eye on the panel switches and controls on the central column inside the Teletubbies' house." "Laa-Laa is the second smallest Teletubby. She is the happiest and most smiley of the Teletubbies. She too loves to sing and dance. Her favorite word is 'nice'. Laa-Laa loves the way her ball bounces and wobbles and grows bigger and smaller. Laa-Laa always likes to know where all of the Teletubbies are. She has her own special La-la-la-la-la song." "Dipsy is the second biggest Teletubby. He is known for his distinctive steps and ways of saying 'hello'. He loves his hat very much. Dipsy sings a song with a reggae beat and when he is feeling 'especially cool' will go for a walk by himself, wearing his hat and singing the song." "Tinky Winky is the biggest Teletubby. He is the gentlest of the Teletubbies. His favorite thing is his bag, which he likes to take out with him for walks. He usually sings his song 'Tinky Winky'. He loves to dance and fall over on his back. Tinky Winky loves all of the Teletubbies, and his best friend is Po, the smallest one." In fact, Tinky Winky loves wearing a lacy white ballet skirt when he dances. Dipsy, the slightly smaller male, does not. When pressured to wear the same skirt, he tears it off and runs away. Dipsy's hat has no top, otherwise it wouldn't fit over his antenna. But Dipsy really loves that hat. You can tell by the song he made up: Hat, hat haaat,Hat, hat haaat, Hat, hat haaat hat.(repeat) The symbols in the show, like the letters in the alphabet, have meanings. They communicate a message. Familiar symbols may summarize and send messages more quickly and effectively than words. And since visual images tend to bypass the critical scrutiny that words provoke, they serve as tools for transformation in the hands of today’s change agents. "There is growing excitement among educators about old myths and symbols, oral history, earth festivals, primitive rites of passage and customs, extraordinary abilities documented in cultures less linear than our own," wrote Marilyn Ferguson in her 1980 blueprint for change, The Aquarian Conspiracy. She had already explained how tomorrow’s children must learn a new perception of reality. In fact, their minds must be so steeped in this new paradigm that their intuitive response to the old ways would be instant rejection. "The dictionary defines intuition as ‘quick perception of truth without conscious attention or reasoning," Ferguson explains. Training the intuition to fit the new paradigm is simple. Make symbols and their evolving and politically correct meanings more fun and familiar than the home taught words, values, and meanings. To speed the process, children would be surrounded by symbols that send the right message and affirm the new way of thinking. Po's antenna is a CIRCLE: An ancient and universal symbol of unity, wholeness, infinity, and the goddess, it also represents the feminine spirit or force, a spiritualized Mother Earth, and a sacred space. To contemporary pagans and radical feminists, it is "one of the primary feminine signs, as opposed to the line or phallic shaft representing the masculine spirit."1 Dipsy's antenna is a ROD: Earth-centered cultures around the world have worshipped a phallic rod or pillar as symbol of male power to bring the seed of new life to the earth. Hindu worshippers called it a "lingam," Egyptians called it an obelisk. According to 2 Kings 17:9-10, God’s people "set up for themselves sacred pillars and wooden images on every high hill…." In the old Celtic fertility rituals called Beltane or May Day (Walpurgisnacht to the Teutons) -- which is now being revived and adapted for modern times by contemporary pagans -- the May pole symbolized male power and fertility. .Laa Laa's antenna is a SPIRAL (see also a circle) and ROD: Ancient symbol of the goddess, the womb, fertility, feminine serpent force, continual change, and the evolution of the universe. Notice how the spiral (female) and the rod (male) are combined in La-La’s antenna. (Because the spiral has become such a popluar symbol, we plan provide a link to a page full of interesting spirals.) Tinky-Winky's antenna is a TRIANGLE pointing down: The triangle in its multiple forms has been pictured in symbols and rituals around the world, from European alchemy to the sexual rites of Tantric Buddhism. Pointing up, it has represented the Trinity to Christians. Pointing down it has represented the female womb. More recently, many members of the homosexual community has claimed this symbol -- along with the color purple -- as their own. However, lesbians generally identify with a pink rather than purple triangle. Of course, all these symbols -- the circle, rod, spiral, and triangle pointing down -- are simple shapes that occur in nature as well as in the minds and beliefs of people. Apart from a particular ideology, they have little cultural significance. But when shown in the context of the global education agenda, they are no longer neutral. Many of today's influential leaders have embraced these symbols as wordless representations that point to certain beliefs. They have given them meanings that match the new global spirituality and promote an anti-Christian global ethic. In our pluralistic society, this process of communicating visual messages through symbols, images, and impressions has been replacing the factual and logical communication using the alphabet. It makes school easier and more fun. Few realize the consequence of eroding the old foundations for truth, history, science and progress. (See symbols) 4. How do the teletubbies fit into the global agenda for lifelong learning?UNESCO introduced the concept of "lifelong learning" back in 1973. This lifelong process of socialization would start soon after birth with community training sessions for parents. From cradle to grave, human resources would be trained and conformed to the new global society, then assessed for their worth to the global community and monitored for compliance with the new pluralistic beliefs and values. (See The UN Plan for Your Mental Health) As you have seen, early childhood education is essential to this plan. Children must be raised in an environment that encourages them to absorb multicultural attitudes, including a broader view of sex and gender issues, before parents and pastors "close" their minds with Biblical views of right and wrong. Otherwise home-taught Christian values could encourage resistance to the consensus process and to the planned solidarity. At the 1995 UN Conference on Women in Beijing, the liberal delegations from Canada, the U.S., and European Union sought approval of their concept of gender. Many saw five distinct kinds: male and female heterosexuals, male and female homosexuals, and trans- or bisexuals. Gone was God's view of gender: "He who made them at the beginning 'made them male and female.'" (Matthew 19:4) At the Beijing Conference, traditional values were equated with hate and violence. "We strive to eliminate economic, political, domestic, cultural, environmental, religious and sexual violence against women,"16 announced the Anglican Women's Network. This hostility toward traditional values seethed through the many discussions of sex, gender, and reproductive rights. It shut out the more pressing and global concerns: hunger, illness, drought and violence. Yet, Western delegates seemed focused on their feminist issues. Why? "We intend to fight like mad for all we want," said Donna Shalala, the leader of the U.S. delegation and the Secretary of Health and Human Services. "There is extensive opposition to sexual orientation . . . we have had opposition on other issues. . . but we shall overcome them."17 Feminist leaders had planned their offensive long before they came to Beijing. At the "PrepCom" (Preparatory Committee meeting) they discussed the meaning of the word "gender." Mentioned 216 times in the pre-conference Platform for Action adopted at their meeting, it was defined as a "socially constructed" role, not a biological fact. "Gender," they said, "indicates that sex roles and behaviors are artificially constructed and freely chosen."18 Do you see how this reasoning fits feminist goals? Lesbians win sympathy for their cause by blaming those "socially constructed" gender roles on male oppression. This frees them to spread their message through public education (formal and informal, such as public television) and increase their number. The larger their number, the greater their political strength. No wonder they have been fighting hard to gain access to the world's children through sex education and "gender-sensitive" classroom lessons. "We will not be forced back to the 'biology is destiny' concept," thundered Bella Abzug, the late "feminist warhorse" who, for decades, led the global sisterhood of feminist activist. It's not surprising that she also promoted goddess worship in place of the hated "patriarchal" church culture.19 Mandatory lifelong learning is the planned solution to this gender controversy. The Teletubbies provide a good start. 5. Why do they wear television screens on the tummies?Part of the answer lies in this statement from the PBS teletubby website: "If we can show children at an early age that television isn't something that should just wash over them, but something you should question, play with, challenge, have fun with - then we're preparing them for the interactive use of media that will be their world when they grow up." BBC has big plans for interactive digitized television programs that will be integrated into home computers. A large number of global interactive education programs are preparing programs that will teach, assess, monitor, and remediate human resources around the world. 20 Everyone will be part of the new global tracking system.21 The positive spin on this new technology is presented by BBC in its report on The Changing World. For the real purpose of visually oriented interactive learning programs, read The UN Plan for Your Mental Health. When each child is linked to his or her individual computer program, the dissemination of politically correct "information" and the gathering of personal data for individual personality profiles can be accelerated and controlled. Dustin Heuston of Utah's World Institute for Computer-Assisted Teaching (WICAT) shares his delight in the power of this interactive technology: "We've been absolutely staggered by realizing that the computer has the capability to act as if it were ten of the top psychologists working with one student. You've seen the tip of the iceberg. Won't it be wonderful when the child in the smallest county in the most distant area or in the most confused urban setting can have the equivalent of the finest school in the world on that terminal and no one can get between that child and that computer?"22 "But what does all this have to do with a simple teletubby show?" you might ask. A lot, actually! And the goal is to accomplish the cultural shift with the consent of the people. That means cloaking the tactics for change in normal, pleasant activities that few would dare criticize. If this is hard to believe, read about "edutainment" and other aspects of the worldwide plans for synthetic learning environments. As Professor Raymond Houghton wrote in an NEA publication in the seventies: "The critical point of behavior control, in effect, is sneaking up on mankind without his self-conscious realization that a crisis is at hand. Man will not even know that it is about to happen." 23 Not only do parents need to see how a global children's program fits into the big picture and long-term plan. They need to realize how our children's minds are being manipulated through "fun" images and strategic imaginary experiences, then resist the process with love, truth and logic. God’s Word provides some helpful guidelines: Know the Truth: Colossians 3:16 Don’t be deceived: Colossians 2:8 Follow the Shepherd: Psalm 23 Don’t be conformed to the world: Romans 12:2 Be prepared to face persecution: John 15:20-21 Don’t heed ungodly counsel: Psalm 1:1-2 Trust God to be your guide: Psalm 25:4-5 "Now thanks be to God who always leads us in triumph in Christ...." (2 Corinthians 2:14) ----------- Endnotes: 1. The BBC education page: http://www.bbc.co.uk/education/teletubbies/information/pressrelease/childsplay.shtml 2.Our Creative Diversity, UNESCO, 1995, p.11. 3. The BBC education page: http://www.bbc.co.uk/education/teletubbies/information/faq/q6.shtml 4. The BBC education page: http://www.bbc.co.uk/education/teletubbies/information/faq/q1.shtml 5. The PBS Teletubbies page: http://www.pbs.org/teletubbies 6.John Goodlad, Preface to Schooling for a Global Age, edited by James Becker (New York: McGraw Hill, 1979). Goodlad was a member of the Board of Directors of Global Perspectives in Education, Inc., based in NY. According to Dr. Dennis Cuddy, Schooling for a Global Age is part of a series of books published under the auspices of the Institute for Development of Educational Activities (IDEA) and supported by the National Institute of Education, the U.S. Office of Education, the Rockefeller Foundation. For more information about the education partnership between UNESCO and the U.S., read Brave New Schools. 7. Benjamin Bloom, All Our Children Learning (New York: McGraw- Hill, 1981); 180. 8. The BBC education page: http://www.bbc.co.uk/education/teletubbies/information/pressrelease/childsplay.shtml 9. See Psalm 50:21. 10. James Wasserman, Art and Symbols of the Occult (Rochester, Vermont: Destiny Books, 1993), page 112. 11. Ibid., page 44. 12. David Fontana, The Secret Language of Symbols (San Francisco: Chronicle Books, 1993), page 148. 13. Ancient Wisdom and Secret Sects (Alexandria, VA: Time-Life Books, 1989), page 88. 14. Mystic Trader Catalog. 15. Paul Gray, "Wild About Harry," Time (September 20, 1999); page 72. 16. Diane Knippers, "Power!" (November/December 1995); 10. 17. Donna Shalala's answer to a question posed by a reporter from the San Francisco Chronicle, September 11, 1995. She was referring to item #48 in the Platform for Action. Cited by Family Concerns Representative Nancy Shaefer in her conference report, page 12. For a more complete report on the UN Conference in Beijing, read chapter 9 in A Twist of Faith. 18. Frederica Mathewes-Green, "The Gender Agenda," 1995 Religion News Service, August 22, 1995. 19. Ibid. 20.Websites that promote interactive classroom technology: http://www.worldbank.org/worldlinks/english/html/m-e.html* http://www.usq.edu.au/users/campbede/globaled.html * http://www.iste.org/ * http://www.sri.com/policy/ctl/html/world.htm(See also an unfinished report on human resource development) 21.See * http://mediafilter.org/CAQ/CAQ59GLOBALSNOOP.HTML * http://www.worldnetdaily.com/bluesky_btl/19990831_xcbtl_the_latest.shtml* http://www.farshore.force9.co.uk/listen.htm * No Place to Hide * Human Capital for the Global Village. 22. Dustin H. Heuston, "Discussion--Developing the Potential of an Amazing Tool," Schooling and Technology, Vol. 3, Planning for the Future: A Collaborative Model (Southeastern Regional Council for Educational Improvement), p. 8. 23. Raymond Houghton, To Nurture Humaneness: Commitment for the ‘70’s (The Association for Supervision and Curriculum Development of the NEA, 1970). Remaja Islam dikepung Budaya Kufur Velentine DayMurtadin & Jahiliyah Oleh : Fakta 03 Feb 2004 - 12:50 am Pernah jalan-jalan di Mal, Toko buku-toko buku, pas bulan Februari ini coba deh kamu jalan-jalan ke mal-mal, toko buku-toko buku, coba perhatikan di sekeliling anda, diatap-atap or langit-langit terpampang gambar warna merah jambu, ada yg berbentuk dua buah hati jambu, kayaknya sih meriah banget…apalagi pas kamu kamu sedang bersama doi, wuih kelihatan romantis tis..tis..tis...(yg ini pasti perasaan kamu). Memangnya, ada apa dengan bulan Februari sih, kok banyak terpampang gambar hati merah jambu?, Di antara meriahnya warna merah jambu terpampang tulisan besar-besar “Happy Valentine Day”, di TV dan Radio, majalah maupun Koran pun seolah tidak ingin ketinggalan menampilkan iklan Hari Valentine, memanfaatkan isu valentine day dengan menyelenggarakan acara-acara wah, apalagi hal ini juga dimeriahkan dengan remaja putra-putri yang sedang asyik gaul. Ya itulah…hari valentine, or hari dimana kita berkasih sayang, dulu pas SMA sih Cuma denger aja apa hari valentine day itu, tapi waktu itu nggak tahu apa sih sebenarnya valentine day, apa lagi ikut merayakannya… Pemandangan perayaan valentine day agaknya tidak lah telalu asing di Kota kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta dll. Dimana Remaja putra dan putri, cewek cowok, walaupun masih SMP kelas I sudah kenal yang namanya budaya setan ini, mereka biasanya menghabiskan perayaan ini dengan mengadakan lomba saling merayu antara lawan jenis, saling memberikan bunga, permen kepada pacarnya, ngadain pesta musik tdk peduli disitu terjadi percampuran pria dan wanita non-mahram, disertai dengan minuman keras, sampek ajang buka-bukaan baju, membuang-buang uang ortunya sekena perutnya, bahkan acara ini dijadikan justifikasi para cowok dan cewek untuk mengekspresikan hawa nafsunya kepada lawan jenis, misalnya mencium pipi, memegang tangan, sampai adegan syetan, nauudzu billahi min dzaliki. Lucunya perayaan ini pun rupanya tdk dimonopoli oleh anak muda, para bapak-bapak dan Ibu-ibu, tante-tante pun tidak ketinggalan ‘bertaklid’ merayakan budaya sampah ini, seolah-oleh bertameng merayakan hari kasih sayang, mereka menjustifikasi hal ini dengan merayakan bersama-sama dengan lawan jenisnya, saling membagikan bunga, berpesta bahkan mencontoh seperti apa yg dilakukan “anak-anaknya”. Yang miris yaitu, aktivitas ini telah menjarah remaja islam, remaja yang diwanti-wanti oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw, untuk tidak taqlid kepada cara hidup orang kafir. Untuk selalu mengikatkan perilakunya agar merujuk pada islam, menjadikan halal haram sebagai patokan dalam seluruh perbuatannya, malah larut dalam perayaan jahiliah ini dengan meninggalkan akidah islam. Lalu Mengapa sih remaja islam terprovokasi acara bejat ini?, bagaimana pula asal-usul Valentine day?, dan bagaimana Pandangan Islam terhadap perayaan valentine day, serta sikap yang harus kita ambil seperti apa?, berikut ini jawaban pertanyaan diatas. Asal-Usul Valentine Day Valentine Day biasa dirayakan tiap tanggal 14 Februari, Mengapa sampai ada valentine day ?, Setidak-tidaknya ada beberapa legenda diantaranya; adalah Kerajaan Romawi, yang dipimpin Kaisar Claudius II sekitar Abad III masehi, pada saat itu Kerajaan Romawi sering terlibat dalam kampanye perang berdarah-darah dengan kerajaan lain. Saat itu banyak orang laki-laki yang enggap bergabung dengan kesatuan militer yang dia kerahkan, alasannya adalah bahwa mereka lebih mencintai istri dan keluarganya dan tdk mau meninggalkan mereka untuk berperang apalagi perang yg memakan berbulan-bulan, bahkan tahunan. Kaisar yang kejam tersebut mencari jalan dengan melarang perkawinan dan tidak mengijinkan perkawinan para pemuda, diharapkan pemuda tersebut menjadi prajurit/tentara dlm kesatuan militer, menurut Kaisar prajurit yang bagus itu pemuda yg tidak menikah. Melihat bentuk ketidakadilan, kesewenang-wenangan Penguasa Romawi tersebut, Seorang pemuda yg bernama Valentinos atau orang yg bernama Valentine mempertahankan percintaannya diwilayah kekuasaan Kaisar II, bahkan dia melaksanakan perkawinannya dengan sembunyi-sembunyi kendati Sang Kaisar melarang hal ini. Akhirnya berita tentang perkawinannya tercium juga oleh Sang Kaisar, Seketika itu Ia menangkap dan memenjarakan Valentine hingga ia meninggal tanggal 14 Pebruari 270 Masehi. Beberapa ratus tahun kemudian acara Valentine Day berkembang pesat seperti yg kita kenal dewasa ini, pada waktu itu Agama Kristen lagi pesat-pesatnya berkembang di Eropa. Sedangkan legenda yang lain menyatakan bahwa Ketika Valentine dipenjara di Romawi, Ia tertarik dengan seorang gadis dan jatuh cinta kepadanya, gadis yang pernah mengunjunginya selama masa penahananya, dimana gadis itu sendiri saudara dari orang yg memenjarakan Valentine. Diduga Ia menulisi surat kepada gadis tersebut dan menandatanganinya “from your valentine”. Paus Gelasius kemudian mendeklarasikan tanggal 14 Pebruari sebagai Valentine Day sekitar abad 498 M.Demikianlah beberapa legenda seputar valentine day, namun yang jelas bahwa masih terjadi kesamaran, dan bias seputar valentine day dan legenda versi lain mengatakan bahwa valentine merupakan figur yang simpatik dan romantis dan heroik. Itulah sedikit tentang asal-usul hari valentine day dimana kemunculannya dari Kerajaan Romawi, kendati berdasarkan ceritanya hanya seorang pemuda yg memberikan surat cinta kepada seorang gadis namun sekarang tradisi merayakan valentine day telah berubah, valentine day dirayakan dengan berbagai kemaksiatan, pelanggaran hukum syara’, dan diisi berbagai aktivitas menghambur-hamburkan uang. Sangat jelas aktivitas yang sangat bertentangan dengan hukum syara’ ini patut dijelaskan kepada umat islam, sehingga mereka memahami keharaman perayaan valentine day ini, meninggalkannya. Pandangan Islam terhadap Perayaan Valentine Day Telah dijelaskan diatas mengenai aktivitas para remaja yang ikut-ikutan merayakan valentine day dengan membabi buta, disertai dengan aktivitas campur baur antara lawan jenis, dan perbuatan maksiat lain, lalu bagaimana sebenarnya hukum ikut merayakan valentine itu, berikut akan saya paparkan. Islam adalah akidah dan syariah, didalamnya mengatur seluruh kehidupan manusia tidak ada satupun kehidupan yang tidak diatur oleh islam, setiap muslim wajib mengikatkan seluruh perbuatannya dengan hukum syara’, diharamkan ia melakukan perbuatan tanpa mengetahui status hukumnya, sebagaimana kaedah fikih, mengatakan “al aslu fi al af’al ataqiyudu li al hukmi syar’i yang artinya “Asal (pokok/hukum) perbuatan itu terikat dengan hukum-hukum syara”. Allah swt berfirman dalam Quran dalam surah An Nisa : 65 : “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya” Dalam Surah Al Maidah : 49 Allah berfirman : “dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik”. Jelaslah dari ayat-ayat diatas, setiap muslim wajib mengikatkan seluruh perbuatannya dengan apa yang Allah turunkan Al Quran dan As Sunnah, dan dilarang keras kita mengambil hukum selain dari hal tersebut. Tidak dijadikan akidah islam sebagai ikatan pemutus seluruh perbuatan manusia dewasa ini merupakan faktor kenapa banyak remaja sekarang terperosok dalam perbuatan haram, disamping itu ketidakpahaman mereka terhadap hal tersebut, dan budaya ikut-ikutan memainkan peranan ini. 'Berkasih-sayang' versi 'Valentine'an ini, haruslah diketahui terlebih dahulu hukumnya, lalu diputuskan apakah akan dilaksanakan atau ditinggalkan. Dengan melihat dan memahami asal-usul serta fakta pelaksanaan Valentine's Day, sebenarnya perayaan ini tidak ada sangkut pautnya sedikitpun dengan corak hidup seorang Muslim. Tradisi tanpa dasar ini lahir dan berkembang dari segolongan manusia (kaum/bangsa) yang hidup dengan corak yang sangat jauh berbeza dengan corak hidup berdasarkan syariat Islam yang agung. Jika kita fahami nas-nas syara' dengan lebih mendalam, akan kita dapati aturan yang tegas terhadap masalah ini, antara lain firman Allah SWT: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawaban (TTQ Al Isra' : 36)” Disini sangat jelas Valentine day adalah budaya orang kafir, yang nyata-nyata kita dilarang untuk mengambilnya, dalam hal ini kita dilarang menyerupai budaya yang lahir dari peradaban kaum kafir, yg jelas-jelas bertentangan dengan akidah islam, sementara yang boleh diambil dari semua orang(termasuk kafir) adalah dalam masalah terknologi, budaya yang tdk lahir dari pandangan hidup mereka; seperti bahasa asing, menanam padi yang baik, membuat pesawat terbang, komputer, sepeda motor, mobil dll bahkan kita dituntut untuk mendalami hal ini. Hali ini diperkuat dengan hadist Rasulullah saw : "Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari golongan mereka"( HR Abu Daud dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar). "Tidak termasuk golongan ku orang-orang yang menyerupai selain golongan umat ku (umat Islam)" (HR Tirmidzi dari Amru bin Syu'aib dari ayahnya dari datuknya). Maka sangat jelas kita tidak diperbolehkan “tashabuh”, menyerupai, meniru-niru cara hidup orang kafir yang lahir dari pandangan hidupnya, sudah seharusnya kita tinggalkan semua budaya kufur tersebut jauh-jauh. Aktivitas muda-mudi ketika merayakan valentine juga banyak yg melanggar syara’, mereka melakukan kadang dengan berduaan/khalwat, antara lawan jenis, saling berciuman, berpegangan tangan, kadang dilakukan dengan ramai-ramai campur baur laki dan wanita non mahram, disertai dengan alunan musik, saling merayu. Padahal sudah sangat jelas bahwa hukum asal kaum wanita dan laki-laki adalah terpisah sebelum ada dalil/keperluan syar’i yang menuntut bertemunya keduanya misalnya berdagang, bekerja, beribadah, haji, sholat, menikah dll. Itupun mereka harus memperhatikan syarat-syarat pergaulan / akhlak wanita berhubungan dengan laki-laki, menutup aurat dengan menegenakan kerudung dan jilbab, tidak berdandan berlebihan, dll. Nabi sendiri mengatakan bahwa,”barangsiapa melakukan amal yang tiada didasari perintahku (Quran dan Sunnah), maka amal perbuatannya tertolak (HR. Ahmad). Sungguh ikut merayakan hari valentine adalah tindakan tercela, dan haram bagi kaum muslimin untuk merayakan, Valentine sendiri akar kemunculannya dari orang kafir, barat, apalagi kemunculannya berasal dari budaya lokal, maka sudah sepatutnya kaum muslimin meninggalkan hal tersebut. Menentukan Sikap Sungguh sangat jelas sikap yang harus diambil oleh kaum muslimin, bahwa merayakan valentine berarti meniru adat/budaya kufur kaum lain, padahal kita dilarang untuk mengekor, mengambil cara hidup yg lahir dari akidah selain islam, seperti valentine day, juga pemahaman hak asasi manusia, demokrasi, dialog antar agama, kapitalisme, sosialisme. Sudah cukup kita hanya mengambil pandangan hidup yang terlahir dari akidah islam karena sudah jelas bahwa islam adalah agama yang sempurna sebagiamna diterangkan Allah swt dalam Qur’an surah Al – Maidah : 3, ] …….Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…… Begitu pula Allah swt menyuruh umatnya untuk mengikuti standar halal-haram, menjadikan Muhammad Rasulullah sebagai panutan, mengambila apa yang dicontohkannya dan meninggalkan dari perkara yang dilarangnya, sebagimana firman Allah dalam surah al Hasyr :7 “. Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. “ Maka apalagi yang kita tunggu selain meninggalkan bentuk pengekoran acara valentine day itu, marilah serkarang kita mulai meninggalkan sesuatu yang memang wajib diingkari, dan memulai untuk berusaha menerapkan ajaran-ajaran islam, memilih-milih mana perkara yg tdk bertentangan dengan islam kita ambil, sementara perkara yg bertentangan dengan islam kita tolak dan tinggalkan. Hendaknyalah kita renungkan perkataan sosiolog Ibnu Khaldun yang menyatakan "Yang kalah cenderung mengekor yang menang, dari segi pakaian, kendaraan, bentuk senjata yang dipakai, malah meniru dalam setiap cara hidup mereka, termasuk di sini adalah mengikuti adat istiadat mereka ........". Hal itu selaras dengan apa yang telah di sabdakan Nabi : "Tidak akan kiamat sebelum umatku mengikuti apa-apa yang dilakukan bangsa-bangsa terdahulu, selangkah demi selangkah, sehasta demi sehasta". .............. Diantara para sahabat ada yang bertanya "Ya, Rasululah apakah yang dimaksud (di sini) adalah bangsa-bangsa Yahudi dan Nasrani ?" Rasulullah menjawab "Siapa lagi (kalau bukan mereka) (HR. Bukhori) Akhirnya tinggalkan budaya kufur yang mengumbar hawa nafsu kesenangan duniawi itu, budaya menyesatkan yang dijadikan senjata orang-orang kafir untuk mengekspor peradabannya kepada kaum muslimin, sehingga tercapai target yang diinginkan orang-orang kafir yang memang sangat membenci Islam dan umatnya. Orang-orang kafir ini tidak akan segan-segan mengeluarkan umat islam dari akidah yg dipegangnya yakni akidah islam dan selanjutnya mengikuti akidah jahiliah, sekulerisme kapitalisme. Maka itu wahai saudaraku-saudaraku renungkanlah, Allah swt berfirman dalam surah al Baqarah :120 “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”(al Baqarah :120) Wa Allahu a’lam/Hidayatullah Ada Apa dengan Valentine's Day?Murtadin & Jahiliyah Oleh : Fakta 05 Feb 2004 - 12:45 am Pada bulan Februari, kita selalu menyaksikan media massa, mal-mal, pusat-pusat hiburan bersibuk-ria berlomba menarik perhatian para remaja dengan menggelar pesta perayaan yang tak jarang berlangsung hingga larut malam bahkan hingga dini hari. Semua pesta tersebut bermuara pada satu hal yaitu Valentine's Day. Biasanya mereka saling mengucapkan "selamat hari Valentine", berkirim kartu dan bunga, saling bertukar pasangan, saling curhat, menyatakan sayang atau cinta karena anggapan saat itu adalah “hari kasih sayang”. Benarkah demikian? Sejarah Valentine's Day The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentine’s Day : “Some trace it to an ancient Roman festival called Lupercalia. Other experts connect the event with one or more saints of the early Christian church. Still others link it with an old English belief that birds choose their mates on February 14. Valentine's Day probably came from a combination of all three of those sources--plus the belief that spring is a time for lovers.” Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama –nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur. Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia 1998). The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda. Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya. Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan dari pada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (lihat: The World Book Encyclopedia, 1998). Kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya (lihat: The Encyclopedia Britannica, Vol.12 hal.242 , The World Book Encyclopedia, 1998). Lalu bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” (www.korrnet.org) mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut Syirik, yang artinya menyekutukan Allah Subhannahu wa Ta'ala. Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri! Saudaraku, itulah sejarah Valentine’s Day yang sebenarnya, yang seluruhnya tidak lain bersumber dari paganisme orang musyrik, penyembahan berhala dan penghormatan pada pastor. Bahkan tak ada kaitannya dengan “kasih sayang”, lalu kenapa kita masih juga menyambut Hari Valentine? Adakah ia merupakan hari yang istimewa? Adat? Atau hanya ikut-ikutan semata tanpa tahu asal muasalnya? Bila demikian, sangat disayangkan banyak teman-teman kita -remaja putra-putri Islam- yang terkena penyakit ikut-ikutan mengekor budaya Barat dan acara ritual agama lain. Padahal Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman yang artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawabannya” (Al Isra' : 36). Hukum Merayakan Hari Valentine Keinginan untuk ikut-ikutan memang ada dalam diri manusia, akan tetapi hal tersebut menjadi tercela dalam Islam apabila orang yang diikuti berbeda dengan kita dari sisi keyakinan dan pemikirannya. Apalagi bila mengikuti dalam perkara akidah, ibadah, syi’ar dan kebiasaan. Padahal Rasul Shallallaahu alaihi wa Salam telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam: “Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.” (HR. At-Tirmidzi). Bila dalam merayakannya bermaksud untuk mengenang kembali Valentine maka tidak disangsikan lagi bahwa ia telah kafir. Adapun bila ia tidak bermaksud demikian maka ia telah melakukan suatu kemungkaran yang besar. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata, “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, “Selamat hari raya!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Karena berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Seperti orang yang memberi selamat kepada orang lain atas perbuatan maksiat, bid’ah atau kekufuran maka ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah.” Abu Waqid Radhiallaahu anhu meriwayatkan: Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam saat keluar menuju perang Khaibar, beliau melewati sebuah pohon milik orang-orang musyrik, yang disebut dengan Dzaatu Anwaath, biasanya mereka menggantungkan senjata-senjata mereka di pohon tersebut. Para sahabat Rasulullah berkata, “Wahai Rasulullah, buatkan untuk kami Dzaatu Anwaath, sebagaimana mereka mempunyai Dzaatu Anwaath.” Maka Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda, “Maha Suci Allah, ini seperti yang diucapkan kaum Nabi Musa, ‘Buatkan untuk kami tuhan sebagaimana mereka mempunyai tuhan-tuhan.’ Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang yang ada sebelum kalian.” (HR. At-Tirmidzi, ia berkata, hasan shahih). Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah ketika ditanya tentang Valentine’s Day mengatakan : “Merayakan hari Valentine itu tidak boleh, karena: Pertama: ia merupakan hari raya bid‘ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari‘at Islam. Kedua: ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita) – semoga Allah meridhai mereka. Maka tidak halal melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk makan-makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan. Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari segala fitnah (ujian hidup), yang tampak ataupun yang tersembunyi dan semoga meliputi kita semua dengan bimbingan-Nya.” Maka adalah wajib bagi setiap orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat untuk melaksanakan wala’ dan bara’ ( loyalitas kepada muslimin dan berlepas diri dari golongan kafir) yang merupakan dasar akidah yang dipegang oleh para salaf shalih. Yaitu mencintai orang-orang mu’min dan membenci dan menyelisihi (membedakan diri dengan) orang-orang kafir dalam ibadah dan perilaku. Di antara dampak buruk menyerupai mereka adalah: ikut mempopulerkan ritual-ritual mereka sehingga terhapuslah nilai-nilai Islam. Dampak buruk lainnya, bahwa dengan mengikuti mereka berarti memperbanyak jumlah mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka, padahal seorang muslim dalam setiap raka’at shalatnya membaca, “Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (Al-Fatihah:6-7) Bagaimana bisa ia memohon kepada Allah agar ditunjukkan kepadanya jalan orang-orang yang mukmin dan dijauhkan darinya jalan golongan mereka yang sesat dan dimurkai, namun ia sendiri malah menempuh jalan sesat itu dengan sukarela. Lain dari itu, mengekornya kaum muslimin terhadap gaya hidup mereka akan membuat mereka senang serta dapat melahirkan kecintaan dan keterikatan hati. Allah Subhannahu wa Ta'ala telah berfirman, yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al-Maidah:51) “Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya.” (Al-Mujadilah: 22) Ada seorang gadis mengatakan, bahwa ia tidak mengikuti keyakinan mereka, hanya saja hari Valentine tersebut secara khusus memberikan makna cinta dan suka citanya kepada orang-orang yang memperingatinya. Saudaraku! Ini adalah suatu kelalaian, padahal sekali lagi: Perayaan ini adalah acara ritual agama lain! Hadiah yang diberikan sebagai ungkapan cinta adalah sesuatu yang baik, namun bila dikaitkan dengan pesta-pesta ritual agama lain dan tradisi-tradisi Barat, akan mengakibatkan seseorang terobsesi oleh budaya dan gaya hidup mereka. Mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah sesuatu yang sepele, tapi lebih mencerminkan pengadopsian nilai-nilai Barat yang tidak memandang batasan normatif dalam pergaulan antara pria dan wanita sehingga saat ini kita lihat struktur sosial mereka menjadi porak-poranda. Alhamdulillah, kita mempunyai pengganti yang jauh lebih baik dari itu semua, sehingga kita tidak perlu meniru dan menyerupai mereka. Di antaranya, bahwa dalam pandangan kita, seorang ibu mempunyai kedudukan yang agung, kita bisa mempersembahkan ketulusan dan cinta itu kepadanya dari waktu ke waktu, demikian pula untuk ayah, saudara, suami …dst, tapi hal itu tidak kita lakukan khusus pada saat yang dirayakan oleh orang-orang kafir. Semoga Allah Subhannahu wa Ta'ala senantiasa menjadikan hidup kita penuh dengan kecintaan dan kasih sayang yang tulus, yang menjadi jembatan untuk masuk ke dalam Surga yang hamparannya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Menyampaikan Kebenaran adalah kewajiban setiap Muslim. Kesempatan kita saat ini untuk berdakwah adalah dengan menyampaikan buletin ini kepada saudara-saudara kita yang belum mengetahuinya. Semoga Allah Ta'ala Membalas 'Amal Ibadah Kita. buletin Annur Online , Pekan 1 Zulhijah 1423 Remaja Muslim, Valentine's Day, dan Perlawanan BudayaMurtadin & Jahiliyah Oleh : Fakta 11 Feb 2004 - 8:43 am Setiap tanggal 14 Pebruari ada hiruk pikuk remaja dunia. Mereka punya hajat besar dengan merayakan sebuah hari yang dikenal dengan Valentine’s Day (Hari Valentine). Hiruk pikuk itu kini membudaya. Tak peduli itu di kalangan Kristen Barat, Hindu India ataupun muslim Indonesia. Lantas... Ada pertanyaan yang patut kita kemukakan. Apa sebenarnya Valentine’s Day itu? Apakah esensinya? Dan bolehkan remaja muslim ikut berkecimpung merayakannya? Apakah perayaan itu bagian dari kultur dan peradaban Islam sehingga kita harus ikut menyemarakkannya? Background Historis Valentine’s Day Ada berbagai versi tentang asal muasal Valentin’s Day ini. Beberapa ahli mengatakan bahwa ia berasal dari seorang yang bernama Saint (Santo) Valentine seorang yang dianggap suci oleh kalangan Kristen yang menjadi martir karena menolak untuk meninggalkan agama Kristiani. Dia meninggal pada tanggal 14 Pebruari 269 M., di hari yang sama saat dia menyerahkan ucapan cinta. Dalam legenda yang lain disebutkan bahwa Saint Valentine meninggalkan satu catatan selamat tinggal pada seorang gadis anak sipir penjara yang menjadi temannya. Dalam catatan itu dia menuliskan tanda tangan yang berbunyi “From Your Valentine” ada pula yang menyebutkan bahwa bunyi pesan akhir itu adalah “Love From Your Valentine.” Cerita lain menyebutkan bahwa Valentine mengabdikan dirinya sebagai pendeta pada masa pemerintahan Kaisar Claudius. Claudius kemudian memenjarakannya karena dia menentang Kaisar. Penentangan ini bermula pada saat Kaisar berambisi untuk membentuk tentara dalam jumlah yang besar. Dia berharap kaum lelaki untuk secara suka rela bergabung menjadi tentara. Namun banyak yang tidak mau untuk terjun ke medan perang. Mereka tidak mau meninggalkan sanak familinya. Peristiwa ini membuat kaisar naik pitam. Lalu apa yang terjadi? Dia kemudian menggagas ide “gila”. Dia berpikiran bahwa jika laki-laki tidak kawin, maka mereka dengan tidak segan-segan akan bergabung menjadi tentara. Makanya, dia memutuskan untuk tidak mengijinkan laki-laki kawin. Kalangan remaja menganggap bahwa ini adalah hukum biadab. Valentine juga tidak mendukung ide gila ini. Sebagai seorang pendeta dia bertugas menikahkan lelaki dan perempuan. Bahkan setelah pemberlakuan hukum oleh kaisar, dia tetap melakukan tugasnya ini dengan cara rahasia dan ini sungguh sangat mengasyikkan. Bayangkan dalam sebuah kamar hanya ada sinar lilin dan ada pengantin putra dan putri serta Valentine sendiri. Peristiwa perkawinan diam-diam inilah yang menyeret dirinya ke dalam penjara dan akhirnya dijatuhi hukuman mati. Walaupun demikian dia selalu bersikap ceria sehingga membuat beberapa orang datang menemuinya di dalam penjara. Mereka menaburkan bunga dan catatan-catatan kecil di jendela penjara. Mereka ingin dia tahu bahwa mereka juga percaya tentang cinta dirinya. Salah pengunjung tersebut adalah seorang gadis anak sipir penjara. Dia mengobrol dengannya berjam-jam. Di saat menjelang kematiannya dia menuliskan catatan kecil “Love from your Valentine." Dan pada tahun 496 Paus Gelasius menseting 14 Pebruari sebagai tanggal penghormatan buat Saint Valentine. Akhirnya secara gradual 14 Pebruari menjadi tanggal saling tukar menukar pesan kasih dan Saint Valentine menjadi patron dari para penabur kasih. Tanggal ini ditandai dengan saling mengirim puisi dan hadiah seperti bunga dan gula-gula. Bahkan sering pula ditandai dengan adanya kumpul-kumpul atau pesta dansa. Dari paparan di atas kita tahu bahwa kisah cinta Valentine ini merupakan kisah cinta milik kalangan Kristen dan sama sekali tidak memiliki benang merah budaya dan peradaban dengan Islam. Namun kenapa remaja-remaja muslim ikut larut dan merayakannya? Ada beberapa jawaban yang bisa kita berikan terhadap pertanyaan tersebut : Pertama, remaja muslim kita tidak tahu latar belakang sejarah Valentine’s Day sehingga mereka tidak merasa risih untuk mengikutinya. Dengan kata lain, remaja muslim banyak yang memiliki kesadaran sejarah yang rendah. Kedua, adanya anggapan bahwa Valentine’s Day sama sekali tidak memiliki muatan agama dan hanya bersifat budaya global yang mau tidak mau harus diserap oleh siapa saja yang kini hidup di – untuk meminjam McLuhan - global village. Ketiga, keroposnya benteng pertahanan relijius remaja kita sehingga tidak mampu lagi menyaring budaya dan peradaban yang seharusnya mereka “lawan” dengan keras. Keempat, adanya perasaan loss of identity kalangan remaja muslim sehingga mereka mencari identitas lain sebagai pemuas keinginan mendapat identitas global. Kelima, hanya mengikuti trend yang sedang berkembang agar tidak disebut ketinggalan zaman. Keenam, adanya pergaulan bebas yang kian tak terbendung dan terjadinya de-sakralisasi seks yang semakin ganas. Mungkin masih ada deretan jawaban lain yang bisa diberikan terhadapa pertanyaan di atas. Islam, Valentine’s Day dan Cinta Bisa kita lihat pada bahasan di atas bahwa Valentine Day merupakan peringatan “cinta kasih” yang diformalkan untuk mengenang sebuah peristiwa kematian seorang pendeta yang mati dalam sebuah penjara. Yang kemudian diabadikan oleh gereja lewat tangan Paus Gelasius. Maka merupakan sebuah kurang cerdas jika kaum muslim—dan secara khusus kalangan remajanya—ikut melestarikan budaya yang sama sekali tidak memiliki ikatan historis, emosioal dan religius dengan mereka. Keikut sertaan remaja muslim dalam “huru-hura” ini merupakan refleksi kekalahan mereka dalam sebuah pertarungan mempertahankan identitas dirinya. Mungkin ada sebagian remaja yang akan bertanya : Kenapa memperingati sebuah tragedi cinta itu tidak boleh dilakukan? Apakah Islam melarang cinta kasih? Bukankah Islam menganjurkan pemeluknya kasih pada sesama? Tak ada yang menyangkal bahwa Islam tidak melarang cinta kasih. Islam sendiri adalah agama kasih dan menjunjung cinta pada sesama. Dalam Islam cinta demikian dihargai dan menempati posisi sangat terhormat, kudus dan sakral. Islam sama sekali tidak phobi terhadap cinta. Islam mengakui fenomena cinta yang tersembunyi dalam jiwa manusia. Namun demikian Islam tidak menjadikan cinta sebagai komoditas yang rendah dan murahan. Cinta yang merupakan perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihanya dengan penuh gairah, lembut dan kasih sayang dalam Islam dibagi menjadi tiga tingkatan yang kita tangkap dari ayat Al-Quran: "Katakanlah : Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu, kerabat-kerabatmu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kami khawatirkan kerusakannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu senangi lebih kau cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta jihad di jalan-Nya, maka tunggulah hingga Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang fasik." (Q. S. At-Taubah : 24) Dalam ayat ini menjadi jelas kepada kita semua bahwa cinta tingkat pertama adalah cinta kepada Allah., Rasul-Nya dan jihad di jalan-Nya yang kemudian disebut dengan cinta hakiki, kemudian cinta tingkat kedua adalah cinta kepada orang tua, isteri, kerabat, dan seterusnya. Sedangkan cinta tingkat ketiga adalah cinta yang mengedepankan cinta harta, keluarga dan anak isteri melebih cinta pada Allah, Rasul dan jihad di jalan Allah. Cinta hakiki akan melahirkan pelita. Cinta hakiki yang dilahrikan iman akan senantiasa memberikan kenikmatan-kenikmatan nurani. Cinta hakiki akan melahirkan jiwa rela berkorban dan mampu menundukkan hawa nafsu dan syahwat birahi. Cinta akan menjadi berbinar tatkala orang yang memilikinya mampu menaklukkan segala gejolak dunia. Cinta Ilahi akan menuntun manusia untuk hidup berarti dan setelah itu mati—untuk meminjam kata Khairil Anwar. Islam memandang cinta kasih itu sebagai rahmat. Maka seorang mukmin tidak dianggap beriman sebelum dia berhasil mencintai saudaranya laksana dia mencinta dirinya sendiri (HR. Muslim), perumpamaan kasih sayang dan kelembutan seorang mukmin adalah laksana kesatuan tubuh; jika salah satu anggota tubuh terasa sakit, maka akan merasakan pula tubuh yang lainnya : tidak bisa tidur dan demam (Bukhari Muslim). Seorang mukmin memiliki ikatan keimanan sehingga mereka menjadi laksana saudara (Al-Hujarat : 13), dan cinta yang meluap sering kali menjadikan seorang mukmin lebih mendahulukan saudaranya daripada dirinya sendiri, sekalipun mereka berada dalam kesusahan (Al-Hasyr : 9). Di mata Islam mencinta dan dicinta itu adalah “risalah” suci yang harus ditumbuhsuburkan dalam dada setiap pemeluknya. Makanya Islam menghalalkan perkawinan dan bahkan pada tingkat mewajibkan bagi mereka yang mampu. Islam tidak menganut “selibasi” yang mengibiri fitrah manusia seperti yang terjadi dalam ajaran Kristen dan Hindu, serta Budha yang menganut sistem sosial yang dikenal dengan kependetaan. Sebab memang tidak ada rahbaniyah dalam Islam. Valentine Day yang merupakan ungkapan kasih selain “hamil” nilai-nilai relijus yang bukan bagian dari agama kita juga saat ini dirayakan dengan menonjolkan aksi-aksi permisif. Dengan lampu remang, dan lilin-lilin temaram. Peniruan pada perilaku agama lain dan sekaligus melegalkan pergaulan bebas inilah yang tidak dibenarkan dalam pandangan Islam. Islam dan Perlawanan Budaya Sebagai agama pamungkas Islam dengan tegas memposisikan diri sebagai agama yang diridhai Allah dan siapa saja yang ingin mencari agama selain Islam maka agamanya tidak akan diterima (Lihat : Ali Imran ayat 19 dan 185). Dan sebagai agama terakhir Islam telah melakukan beberapa pembenaran dari berbagai penyelewengan yang terjadi dalam agama Kristen dan agama Yahudi. Islam mengharuskan pemeluknya untuk membentengi diri dari semua budaya yang datang dari kalangan Yahudi dan Kristen. Kaum muslimin harus memiliki budaya dan identitasnya sendiri yang bersumber pada norma dan ajaran agamanya. Setelah kita mengetahui bahwa Valentine’s Day sama sekali tidak memiliki kaitan sejarah dengan Islam, maka menjadi tugas semua remaja Islam untuk menghindari dan tidak ikut serta dalam sebuah budaya yang tidak bersumber dari ajarannya. Valentine’s Day bukanlah simbol dan identitas remaja muslim karena ia merupakan hari raya kalangan remaja Kristen. Dan kita persilahkan saudara-saudara kita dari remaja kalangan Kristen untuk merayakannya sesuai dengan keyakinan mereka. Ada satu hadits yang sangat terkenal yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah bersabda : Barang siapa yang menyerupai sebuah kaum maka dia menjadi bagian dari mereka (Abu Daud). Hadits ini mengisyaratkan bahwa meniru-niru budaya-reliji orang lain yang tidak sesuai dengan tradisi Islam memiliki resiko yang demikian tinggi sehingga orang tersebut akan dianggap sebagai bagian dari orang yang ditiru. Sebagaimana juga firman Allah, Barang siapa diantara kamu menjadikan mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonga mereka. (Al-Maidah : 51). Sabda Rasulullah, "Kau akan bersama-sama dengan orang yang siapa yang kau cintai." (Bukhari Muslim) Banyak contoh yang bisa kita kemukakan dari kontra-kultural yang dilakukan Rasulullah untuk mengokohkan identitas umatnya. Saat Rasulullah datang ke Madinah dia melihat penduduk Madinah bersuka ria dalam dua hari. Kemudian Rasulullah bertanya : Hari apa dua hari itu? Pada sahabat menjawab : Dua hari tadi adalah hari dimana kami bermain-main dan bersuka cita di masa jahiliyah! Maka bersabdalah Rasulullah : Sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan dua hari yang lebih baik bagi kalian : Iedul Adha dan Iedul Fithri (HR. Abu Daud). Rasulullah misalnya melarang umatnya makan dengan tangan kiri karena cara itu adalah cara makan syetan. (HR. Muslim) Larangan Rasulullah untuk kembali memperingati 2 hari dimana orang-orang Madinah biasa bermain di zaman jahiliyah merupakan perlawanan budaya terhadap budaya jahilyah dan digantikan dengan budaya-reliji baru. Sedangkan pelarangannya agar tidak makan dengan tangan kiri juga merupakan perang etika Islam dengan etika syetan. Allah tidak menghendaki kaum muslimin menjadi “buntut” budaya lain yang berbenturan nilai-nilainya dengan Islam. Peringatan Allah pada ayat di atas membersitkan pencerahan pada kita semua bahwa Islam dengan ajarannya yang universal harus dijajakan dengan rajin pada dunia mengenal Islam dengan cara yang benar dan agar Islam menjadi “imam” peradaban dunia kembali. Sebab kehancuran peradaban Islam telah menimbulkan kerugian demikian besar pada tatanan normal manusia yang terkikis secara moral dan ambruk secara etika. Kemunduran peradaban Islam telah menjebak dunia pada arus kegelapan akhlak dan moralitas. Kehancuran peradaban Islam ini oleh Hasan Ali An-Nadawi dianggap sebagai malapetaka terbesar dalam perjalanan peradaban manusia. Dia berkata, “Kalaulah dunia ini mengetahui akan hakikat malapetaka ini, berapa besar kerugian dunia dan kehilangannya dengan kejadian ini, pastilah dunia hingga saat ini akan menjadikan kemunduran kaum muslimin sebagai hari berkabung yang penuh sesal, tangis dan ratapan. Setiap bangsa di dunia ini akan mengirimkan tanda berduka cita... Apa yang menimpa remaja muslim saat ini tak lebih dari dampak keruntuhan peradaban Islam yang sejak lama berlangsung. Remaja muslim masa kini yang “buta” terhadap peradabannya sendiri diakibatkan munculnya serangan budaya yang gencar menusuk jantung pertahanan budaya kaum muslimin. Kemampuan mereka untuk bertahan dengan ideal-ideal Islam yang rapuh menjadikan mereka terseret arus besar peradaban dunia yang serba permisif, hedonis dan materialistik. Lumpuhnya pertahanan mereka terhadap gencarnya serangan budaya lain yang terus menggelombung menjadikan mereka harus takluk dan menjadi “budak” budaya lain. Maka sudah saatnya bagi remaja muslim untuk memacu diri melakukan gerilya besar dengan mengusung nilai-nilai Islam sehingga dia mampu mengendalikan diri untuk tidak terpancing apalagi larut dengan budaya-reliji lain. Generasi muda muslim hendaknya mampu membangun benteng-benteng diri yang sulit ditembus oleh gempuran-gempuran perang pemikiran yang setiap kali akan mengoyak-ngoyak benteng pertahanan imannya. Perlawanan budaya ini akan bisa dilakukan jika remaja muslim mampu mendekatkan dirinya dengan poros ajaran Islam dan mampu melakukan internalisasi diktum-diktum itu ke dalam kalbu, dan sekaligus terkejawantahkan ke dalam aksi. Remaja muslim yang mampu menjadikan keimanannya “hidup” akan mampu bergumul dan bahkan memenangkan pertarungan yang sangat berat di hadapannya. Remaja muslim yang dengan setia menjadikan Al-Quran dan Hadits sebagai panduan hidupnya akan mampu menjadi seorang muslim tahan banting dan imun terhadap virus budaya global yang mengancam identitasnya. Seorang remaja muslim yang menjadi the living Quran akan mampu melakukan kontra aksi terhadap semua tantangan yang dihadapinya. Dia akan mampu menangkis serangan informasi satu arah yang kini datang dari Barat. Apa yang mesti dilakukan oleh kalangan muda Islam di zaman serba kompleks ini? Dalam pandangan saya tidak ada yang lebih baik untuk dilakukan kecuali kita semua kembali merapatkan jiwa dan kesadaran kita ke akar norma agama kita sendiri, lalu kita gali sedalam-dalamnya, kita renungkan semaksimal mungkin, kita aplikasikan dalam hidup ini. Dan kita pasarkan ajaran-ajaran Islam itu dengan sepenuh raga dan jiwa. Hanya dengan spirit berjuang yang tinggi dan komitmen yang kuat remaja muslim akan lahir kembali dalam sosok yang cemerlang dengan Islam sebagai panji. Oleh : Samson Rahman, Alumni International Islamic University, Islamabad, Pakistan Bali dan Batam, Surga Pedofili Warga AsingMurtadin & Jahiliyah Oleh : Fakta 12 Feb 2004 - 12:45 am Sebuah Badan Advokasi Australia, Child Wise melaporkan Bali merupakan surga kaum pedofili Australia, Eropa dan Amerika. Informasi aib yang dilansir oleh situs radio Nederland hari ini, sebenarnya sudah menjadi seperti rahasia umum sejak sekitar dua tahun lalu. Namun hingga kini tindak pidana seksual itu masih tetap marak berlangsung di pulau dewata tersebut. Menurut Aris Merdeka Sirait, yang diwawancarai radio Nederland, Sekjen Komnas Anak di Jakarta, permasalahan utamanya adalah ketiadaan undang-undang yang melindungi hak anak di Indonesia. Pedofili adalah kaum yang suka mengadakan hubungan seksual dengan anak-anak. Mereka bebas mencari mangsa di Indonesia, misalnya dengan cara mengadopsi anak-anak kaum miskin dan kemudian melakukan pelanggaran seksual. Aris Merdeka Sirait mengatakan, "Kita sudah sejak lama mengantisipasi bahwa Bali dan Batam termasuk NTB adalah basis para pedofili. Kasus yang terjadi di Bali yang dilakukan oleh salah seorang eks diplomat Australia, sebenarnya dua tahun lalu juga terjadi hal yang sama di mana modus operandinya juga sama. “ Aris bahkan juga menyinggung praktek asusila ini juga terjadi di Medan yang menurutnya telah mengorbankan hampir seratus orang anak, dengan pelaku dua wartan negara asing. Aris menambahkan bahwa dalam pertemuan di Bali tentang anak-anak, pihaknya telah menyampaikan Bali menjadi pusat pedofili sehingga Presiden Megawati mengatakan wilayah Batam dan Bali adalah wilayah bebas eksploitasi seksual. Yang lebih membahayakan, modus operandi para turis asing untuk menerkam mangsa pedofilinya adalah dengan menggunakan anak-anak dalam bentuk aksi kemanusiaan. Misalnya mereka memberi pelajaran Bahasa Inggris, membawa jalan-jalan, mandi di pantai, memberi tumpangan, dan memberi beasiswa. Parahnya, menurut Aris, hingga sekarang para pelaku pedofili asing belum pernah ada yang dihukum, melainkan dideportasi begitu saja. “Ini memang kelemahan hukum kita. Memang ada satu di Australia khususnya pada dua tahun yang lalu. Jadi karena memang belum ada hukum yang mengatur, ketika dideportasi ia dihukum di Australia sendiri,” jelas Aris. Tetapi yang lain, misalnya kasus di Medan yang melibatkan beberapa ratus anak itu justru pemerintah Indonesia hanya melakukan deportasi. Aris mengakui, Indonesia memang sudah punya undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, tetapi belum jelas mengatur apakah bisa dihukum di negara ini ketika melakukan pelanggaran terhadap hak anak, termasuk pedofili dan eksploitasi seksual komersial. “Bagi pelanggar-pelanggar di Indonesia, bagi warga negara asing, belum diatur di dalam undang-undang di indonesia. Yang diatur adalah undang-undang perlindungan anak yang dilakukan oleh warga negara Indonesia sendiri. Di situ kelemahannya," ujar Aris. (na/rn/eramuslim) Jalur Narkoba Semenjak ditetapkan menjadi kota pariwisata internasional, banyak orang menengarai Bali menjadi salah satu tempat munculnya maksiat. Diantaranya adalah kebebasan seksual dan peredaran barang terlarang (narkoba). Bulan Mei 2003 lalu, kepada koran Kompas, Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Togar M Sianipar di Bogor, mengatakan ada 13 jalur yang dikenal sebagai segitiga emas yang dipakai para penyelundup Narkoba internasional memasukkan barang haramnya ke Indonesia. Salah satunya adalah Bali. Jalur itu adalah; Bangkok-Singapura-Jakarta. Jalur lainnya Bangkok- Singapura-Bali, Bangkok-Jakarta-Amerika Serikat, Bangkok- Penang-Medan, Bangkok- Hongkong-Bali-Surabaya, dan Bangkok-Singapura-Batam. Untuk kokain ada dua jalur perdagangan, yaitu Peru-Columbia- Ambon-Bali, dan Bolivia-Mexico-Jakarta. Sementara Marijuana dan Ganja meliputi jalur Aceh-Medan-Jakarta-Bali, Aceh-Jakata-Surabaya, dan Aceh-Jakarta-Ujung-Panjang. (abcn/kcm) Jangan Tertipu Gemerlap Valentine's DayMurtadin & Jahiliyah Oleh : Fakta 12 Feb 2004 - 2:45 pm Acara Valentine's day yang diklaim sebagai kasih sayang ternyata hanya kedok semata. Buktinya, dibalik acara gemerlap pesta Valentine's day tersimpan sejarah yang tidak tepat untuk dirayakan ummat Islam. Budaya itu sangat bahaya bagi kamu yang boleh dikatakan bau kencur alias anak kemarin sore. Banyak orang yang tertipu dengannya, sehingga terasa manis dan indah ternyata merupakan akhidah yang diharamkan oleh Islam. Acara valentine's day yang telah menjadi hajatan wajib bagi kamu, ternyata punya latar belakang peristiwa yang bukan berasal dari Islam. Bahkan dalam versi lain, disebutkan bahwa pada awalnya orang-orang romawi merayakan hari besar mereka yang jatuh pada tanggal 15 Pebruari yang diberi nama lupercalia. Peringatan ini adalah sebagai penghormatan kepada JUNO (Tuhan wanita dan perkawinan) serta PAN (Tuhan dari alam ini) seperti apa yang mereka percayai. Biasanya acara tersebut yaitu berkumpulnya lelaki dan perempuan saling memilih calon pasangannya lewat kado yang telah dikumpulkan dan diberi tanda sebelumnya - tukar kado. Selanjutnya? Hura-hura sampai pagi, lalu seiring dengan berjalannya waktu, pihak gereja -yang pada waktu itu agama kristen mulai menyebar di romawi - memindahkan upacara peghormatan terhadap berhala itu menjadi tanggal 14 Pebruari. Dan dibelokkan tujuanya, bukan lagi menghormati berhala, tapi menghormati seorang pendeta kristen yang tewas dihukum mati. Nama acaranya pun bukan lagi lupercalia, tapi saint Valentine's day. Weleh-weleh, kamu yang ikut-ikutan dalam hajatan Valentine's day itu ternyata merayakan peringatan yang bukan berasal dari Islam. Nggak tahu apa nggak mau tahu ????? itu salah besar kawan!!!!! Makanya, benar apa yang dikatan oleh Ummar bin Khattab bahwa al Ilmu qabla al amal, artinya bahwa ilmu itu mendahului perbuatan. Dengan demikian, sebelum kita tahu status hukum suatu perbuatan, nggak boleh melakukan perbuatan tersebut. Jangan neko-neko kalau belum tahu hukumnya. Jadi, segala sesuatunya harus jelas. Tidak boleh sama dan harus tahu status hukum perbuatan yang bersangkutan. Yang kita soroti lebih dalam tentang hal ini adalah bagaimana dampak dari acara Valentine's day yang setiap tahun menjadi hajatan anak muda macam kamu, yang merasa alias kudu merayakan acara ini. Meskipun harus merogoh kocek ortu kamu dalam-dalam. Acara Percintaan Dari istilah Valentine yaitu kasih sayang yang dapat kita artikan secara bebas yaitu cenderung ke arah negatif seperti yang ditampilkan oleh ABG-ABG yang ada di televisi swasta di negeri kita. Persis dengan apa yang diajarkan oleh James Van Der Beek dan kawan-kawannya dalam serial Dawson's Creek yang ditayangkan setiap sepekan sekali. Juga dalam serian Beverly Hills 90210 yang tayangannya menghalalkan pergaulan sebebas-bebasnya. Atau gaya gaul mudel KNPI alias Kissing, Necking, Petting dan Intercourse, yang menyuguhkan aktivitas yang melanggar syari'at. Kita yakin bahwa budaya barat seperti ini sangat kita tolak karena merupakan sifat kemunduran peradaban, bahkan bobroknya akhlaq. Jadi, Valentine's day sebetulnya bukan mengagung-agungkan cinta dan kasih sayang, tapi lebih ke arah yang mengumbar nafsu, agar nafsu kamu dibiarkan bangkit dan liar tanpa kendali. Cinta Itu Dopping Bila seorang terkena panah cinta, apa saja dianggap indah, sehingga mabuk cinta membuat manusia mengejar apa saja yang ingin diharapkan tanpa ada filter. Dan apa kamu berfikir bahwa valentine merupakan salah satu sarana dan kesempatan untuk melampiaskan rasa cinta kamu yang sudah terpendam lama yang sudah tak tertahankan kepada someone. Dalam kisah Midsumer Night's Dream karya William Shakespeare yang diangkat ke layar lebar dan di bintangi oleh Michelle Pfeirffer. Ada sebuah dialog yang menyatakan bahwa, cinta sanggup menyibukkan hidup manusia. Benar ? Yang pasti memang cinta mampu membuat orang bergairah sekaligus lupa diri. Sehingga pada hari (Valentine's day) itu terjadi legalisasi pernyataan cinta yang tidak seharusnya. Pada hari itu terjadi kemaksiatan sehingga panji syetan berkibar tinggi dengan keberhasilannya membujuk kamu mengikutinya. Makanya di sini perlu kendali untuk menjinakkan efek sampingan dari dopping tersebut. Valentine's Topeng Buruk Model Gaul Remaja Sebelum kita terjerumus pada budaya yang dapat menyebabkan kita tergelincir kepada kemaksiatan maupun penyesalan, kita tahu bahwa acara itu jelas berasal dari kaum kafir yang akhidahnya berbeda dengan ummat Islam, sedangkan Rasulullah bersabda: Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: "Kamu akan mengikuti sunnah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehinggakan mereka masuk ke dalam lubang biawak kamu tetap mengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai Rasulullah, apakah yang kamu maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani? Baginda bersabda: Kalau bukan mereka, siapa lagi?" ( HR. Bukhori dan Muslim ) Kita tidak diperbolehkan ikut-ikutan acara itu sebab Allah tidak suka dengan orang-orang kafir, dan termaktub pada Al Qur'an, yang atinya:"Katakanlah: 'Ta`atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir." (Q. S. Ali Imran:32). Sebelum terlanjur, untuk itu kami ingatkan bahwa acara valentine's day memakan korban khususnya kaum remaja. Untuk itu jangan tertipu dengan gemerlap acara valentine's day karena menikam perasaan dan akal sehat kamu. Dan yang perlu diingat, jangan kamu liar dalam mewujudkan kasih sayang kamu. Hati-hati kawan dengan celaan Nabi yaitu : "siapa saja yang menyerupai suatu kaum (gaya hidup dan adat istiadatnya), maka mereka termasuk golongan tersebut." (HR. Abu Daud dan Imam Ahmad dari Ibnu Ummar). Dan apakah kamu mau dikatakan sebagai golongan kaum kafir ? Wallahu A'lam bish-Showab Oleh: Buletin Dakwah Remas RIHLAH SMU N I Sooko, edisi 21, 1421 H Disalin dari Lembaran Da'wah STUDIA Membina Kepribadian Remaja edisi 3 Arab dan India Larang Hari ValentineMurtadin & Jahiliyah Oleh : Redaksi 15 Feb 2004 - 6:25 pm Valentine’s Day’ Dikecam di Malaysia Activist Hindu juga protest atas Perayaan Valentine's Day di Bombay Perayaan hari Valentine, yang jatuh pada hari Sabtu, 14 Pebruari kemarin, biasanya dilakukan dengan cara menukar hadiah dan bunga pada pasangan kekasih yang sedang bercinta di berbagai penjuru dunia. Bedanya, di Arab Saudi, umat Islam di sana justru diharamkan untuk memperingatinya karena dianggap sebagai perayaan kaum Kristen yang penuh kekufuran. "Itu adalah hari raya penyembah berhala ..., dan umat Muslim --yang percaya pada Allah dan Hari Kiamat-- tak boleh merayakan atau mengakuinya atau mengucapkan selamat (kepada orang yang merayakannya). Umat Muslim wajib menjauhkannya guna menghindari hukuman dan murka Allah," kata Imam Agung Syeikh Abdulaziz bin Abdullah Asy-Syeikh seperti dikutip harian Ar-Riyadh. Selain di Saudi, perayaan serupa juga dianggap terlarang di lakukan di India. Umat Hindu garis keras bahkan mengancam akan mencoreng wajah orang-orang yang memperingati Valentine dengan arang dan mengatakan perbuatan itu merupakan dekadensi Barat yang merusak budaya India. Sabtu 14 Februari, kemarin hari Valentine diperingati di seluruh dunia. Meski tidak jelas benar bagaimana sejarah terjadinya peringatan ini, sejumlah versi mengatakan, peringatan ini bermula saat menghormati seorang martir Kristen yang kemudian menjadi santo pelindung mereka. Versi lain hari valentine berawal dari masa pemerintahan Raja Claudius. Ia menganggap bahwa para pria yang sudah menikah akan menjadi prajurit yang lemah, maka ia melarang pernikahan di daerah kekuasaannya. Pada masa pemerintahannya itu, hidup seorang pendeta Romawi yang bernama Valentinus yang melawan perintah raja. Valentinus yang secara diam-diam menikah dan jatuh cinta pada gadis muda tertangkap dan dipenjarakan. Setelah kematiannya, Valentinus lalu diangkat menjadi Santo. (bh/ant/cha/Hidayatullah.com) Valentine’s Day’ Under Fire In Malaysia Hindu activists also protest against Valentine's Day celebrations in Bombay KUALA LUMPUR, February 13 (IslamOnline.net) - Expected celebrations of Valentine’s Day came under criticism from Malaysian officials, with some scholars warning Muslims not to celebrate the particular ‘lover’s day’, as Malaysia showed it was still a pristine nation when it criticized the organizers of a Mariah Carey concert due this month, according to news reports Friday, February 13. Harrusani Zakaria, the Mufti of a remote state near the border with Thailand and controlled by the ruling National Front (NF) coalition government in Kuala Lumpur, said the act of celebrating the day was against Islamic teachings, particularly if it was related to commemorating, as stated in ancient Rome history, the death of a priest, reports the Bernama news agency Friday. “We Muslims do not need such a culture or practice, which is clearly against the teachings of our religion, Furthermore, the teachings of Islam is complete, perfect and credible,” he added. Harussani was commenting on the attitude of many Muslims youths in the country, which is still inclined to celebrate Valentine’s Day although many views had been given by the ulama (scholars) on the matter, said the Utusan Malay daily Friday. Flower shops were busy preparing for bouquets for the Valentine’s which falls on 14th February, with unusually large orders pouring in and shop owners reaping huge benefits. Harrusani also urged Muslims not to copy a foreign culture that was against the religion, especially if it would draw them into vice activities. “Why do we need to practice this when Islam encourages its followers to care about one another at all times and not just fixed on certain days? He went even further to say that those who celebrate Valentine’s Day could be considered apostates. He said that based on a hadith (saying of Prophet Muhammad, peace be upon him), which states that “one who follows the acts of another, would belong to the other group,” Muslims should refrain from participating in this celebration of Christian origin. Youth ‘Confused’ Youths interviewed in Kuala Lumpur told IOL that they were confused with the warning of the Mufti and the almost ‘official’ declaration of Saturday as Valentine’s Day in Malaysia. “The television, the newspapers and almost every body at the top are saying this is a great day for lovers, a day to woo the loved ones or to get new girl friends,” said Shamsyul, who is a student in a college in Kuala Lumpur. At his college, the young girls and boys were busy discussing which flowers they wish to receive on that day, the girls urging the boys not to limit their expenses when it comes to satisfying their lovers. “We are Muslims yet we are also bombarded everyday since the beginning of this week by the Valentine’s Day celebration, just have a look at the shops and watch the local TV networks and you will understand,” Mariana, a student at the Informatics school said to IOL. She handed a flower to her friend, sitting by her side, saying that this flower seems to be ‘illegal’ since Valentine’s Day is said to be a non-Muslim celebration. “The Ulama never comes forward to explain to us what is the meaning of these celebrations and the authorities allows such advertisement of Valentine’s Day as if its ok for the Muslims to celebrate, so what you expect me to do?” lambasted a young man who was angered when IOL asked him why he celebrated the day. He added that the authorities seemed to have found a “new reason to become very Islamic all of a sudden by condemning Mariah Carey for her upcoming show.” A concert to be given by Mariah Carey - the U.S. singer - due to organize a tour of South East Asia this month, has also been criticized by government officials in Kuala Lumpur. Organizers of the concert came under fire after it was learnt they would hold the show “An intimate Evening with Mariah Carey Charm bracelet Tour World 2004" on the eve of the Muharram, which is the Muslim New Year and is called the Maal Hijrah. Carey has been warned that she should not perform in sexy attire on stage in Malaysia and that the holding of the concert February 22 was not appropriate. “I am going to her show, I watch her always on TV and I love her songs,” said Munira, another student at a local institution in Kuala Lumpur. She said the authorities allowed the “Linkin Park” to hold a concert during the Organization of Islamic conference (OIC) summit and now they are shocked by the date of the Mariah Carey show, “Just postpone the date, why make a fuss of it?” She charged. On Friday, the United Malays National Organization (Umno) Youth said it was not happy as the new date of the Carey concert is still too close to the Maal Hijrah celebrations. Umno Youth Religious Affairs Secretariat Chief Shamsul Najmi Shamsuddin said that since ‘Awal Muharram’ was a significant event in Islam, the proximity of the concert was a cause for concern. "We appreciate the organizers' initiative to change the earlier date of the concert but the new date is still too close," he said in a statement carried by Bernama Thursday. After protests from Islamic groups, the organizer of the concert at the Merdeka Stadium, decided to bring forward the date to Feb 20. In Indonesia, too, the Carey concert came under fire from officials who said the singer was not allowed to perform on stage in skimpy sexy clothes and advised her to use less ‘daring’ clothing. (IOL) By Kazi Mahmood, IOL Southeast Asia Correspondent Parlemen Mesir Protes Kontes Ratu KecantikanMurtadin & Jahiliyah Oleh : Redaksi 27 Apr 2004 - 6:00 pm Senin (26/4) Mesir punya gawean besar, yaitu perhelatan putaran terakhir Kontes Ratu Kecantikan (KRK) Mesir. Rencananya, kontes ini akan menobatkan ratu kecantikan Mesir yang keenam. Meski pemerintah mengaku tak ikut mendanai kontes ini, toh tetap saja menuai banyak kritikan dan protes. Dalam sejarahnya, sejak 1998, KRK di Mesir tak pernah sepi dari kritikan, terlebih dari pihak-pihak oposisi. Mereka menyayangkan, keberatan-keberatan yang mereka ajukan selama ini tak pernah digubris. Bahkan saat ini kontes KRK tengah berlangsung untuk keenam kalinya. Oleh sebab itu, baru-baru ini media massa dan anggota parlemen Mesir melontarkan kritikan pedas atas KRK ini. Menurut mereka, penyelenggara KRK tak punya sense of crisis sedikit pun. Pasalnya, bangsa Arab saat ini tengah dirundung duka, sebab saudara-saudaranya di Palestina dan Irak tengah dibantai. Mereka juga heran, kenapa pemerintah mengeluarkan surat ijin kepada pihak peyelenggara. Partai Buruh (PB), partai yang berhaluan Islam dan sebagai partai oposisi menyebut KRK sebagai hal yang menggelikan. Surat kabar resmi PB mengatakan,” Umat sedang berduka, Kairo berpesta dengan KRK Mesir. Budak-budak setan tak juga sadar, mereka berpesta di pusat kota informasi!! PB dengan sinis mengatakan, di tengah kepedihan yang melanda umat dan saudara-saudara kita dibantai di Irak dan Palestina, Kairo malah sibuk dengan KRK Mesir 2004!! Lebih dari itu, DR. Muhamad Mursi, anggota parlemen dari poros Ikhwan menyebut KRK sebagai hal yang tidak masuk akal dan bertentangan dengan hukum dan etika. Ia menambakan,” Kita tidak sedang bersenang-senang, sehingga kita merasa perlu menggelar kontes seperti ini, sementara saudara kita di Palestina dan Irak tengah dibantai. Kita perlu meningkatkan kesadaran generasi muda, bukan malah menghancurkannya, KRK ini bertentangan dengan budaya masyarakat Mesir yang religius. Secara syariat dan tradisi tak bisa dibenarkan”. Namun sayang, keberatan pihak PB ini tak bisa dibawa ke sidang. Pasalnya, parlemen Mesir dalam masa reses dan akan mulai bersidang Selasa mendatang (27/4). Artinya, mereka akan bersidang setelah KRK ini usai. Selain itu, pihak pemerintah juga tidak bertanggungjawab atas kontes ini. Sejak 1988 KRK Mesir digelar, 16 ratu telah dinobatkan. Kini, mereka terjun di dunia mode dan sinema. Tetapi ada kabar yang tak mengenakan sekaligus menohok pihak penyelanggara, yaitu dicopotnya mahkota ratu kecantikan Mesir tahun 2003 lalu. Pasalnya, ia berimigrasi ke luar negeri dan bekerja di suatu restoran dengan pakaian bikini.(lys/iol/eramuslim) Pemusyrikan di Media MassaMurtadin & Jahiliyah Oleh : Fakta 08 Jul 2004 - 2:19 am Di antara beragam faktor yang menjadi penunjang tumbuh-suburnya perilaku mistik dan klenik di tengah bangsa Indonesia, tak pelak dipicu oleh sejumlah media massa, baik media cetak, lebih-lebih medium televisi. Medium yang terakhir ini (televisi), karena bersifat audio-visual, mempunyai daya cengkeram pengaruh yang amat dahsyat. Media cetak walau tidak seefektif media audio-visual, tapi ketika mereka tampil dalam format yang berbungkus ajaran Islam, ummat Islam pun menyerbu media jenis ini, yang belakangan sontak sanggup mencetak oplah ratusan ribu dan menjadi oplah terbesar majalah di Indonesia. Fenomena ini sungguh menjadi fakta tak terbantahkan tentang “kegilaan” bangsa Indonesia terhadap dunia klenik dan mistik yang jelas-jelas bernuansa syirik dan musyrik. Kegetolan bangsa Indonesia terhadap dunia mistik, perdukunan, sihir ilmu hitam, santet, hingga perklenikan sungguh tak terkira hebatnya. Media massa, khususnya televisi menangkap dengan jeli minat kurang waras ini dan mengantisipasi dengan tepat. Sajian yang memenuhi selera mereka yang sungguh kelam ini pun segera dikemas oleh seluruh televisi di Indonesia melalui beragam “Acara Dunia Hitam”. Simak saja acara-acara televisi bertema “alam lain” yang amat diminati semua lapisan usia di tengah masyarakat, mulai anak-anak sampai kakek-nenek. TPI misalnya, menggelar acara: TV Misteri dan berbagai sinetron dan cerita laga yang berbau mistik dan Dunia Hitam. Bahkan untuk melatih anak-anak ke alam fantasi perklenikan ini TPI menggelar sinetron anak-anak Tuyul dan Mbak Yul. (Acara yang sebelumnya milik stasion RCTI). Puluhan acara mistik di televisi ditunggu pemirsa dengan penuh minat misalnya: Percaya Nggak Percaya, Misteri, dan Oo Seram (ANTV) atau Dendam Nyi Pelet, Nyi Blorong (Indosiar). Ada lagi Misteri Kisah Nyata, Komedi Misteri (Lativi) Dunia Lain (Trans TV) Mega Misteri, Kismis (RCTI) dan serenceng acara acara mistik sejenis yang bisa dijumpai setiap hari di seluruh saluran TV yang ada. Jika dahulu acara serupa ini hanya ditayangkan pada malam Jumat yang dianggap sebagai hari seram, tapi kini acara mistik ini digelar setiap hari dan pada jam kapanpun termasuk siang hari, bahkan pagi hari, dengan memutar film-film klenik produksi lama. Pengamatan Majalah Tabligh secara acak di kalangan masyarakat bawah juga golongan The Have, acara perklenikan ini diminati dengan antusias bahkan ditunggu-tunggu kehadirannya setiap hari. Rating acara misteri dan mistik ini tercatat sangat tinggi dan mengeruk iklan besar-besaran. Minat klenik dan dunia mistik di tengah masyarakat yang memang sudah “keranjingan” itu semakin tersulut hebat dengan kehadiran acara-acara mistik di TV ini. Seolah-olah bagai Tiada Hari Tanpa Mistik, Hantu-Blau dalam kehidupan bangsa Indonesia. Jika seseorang menonton dengan cermat acara misteri dari seluruh saluran TV yang ada akan muncul kesimpulan bangsa ini memang bangsa penganut klenik secara mayoritas. Fenomena begitu dominannya minat mistik di tengah masyarakat ini tergambar nyata lagi tatkala beberapa bulan lalu masyarakat ibukota dihebohkan isu Rumah Hantu Pondok Indah. Rumah yang diyakini dihuni hantu-blau itu setiap hari diserbu “peziarah” hingga memacetkan Jalan Raya Pondok Indah sampai berminggu-minggu. Mereka tidak melihat apa-apa,tapi mereka terus berdatangan bahkan dari luar Jakarta karena mendengar dari media massa. Lihat lagi bagaimana begitu antusiasnya masyarakat untuk menyaksikan Unjuk Kekuatan Golongan Paranormal di mall-mall beberapa tahun lalu seraya memamerkan “Jenglot”, sebuah boneka menyeramkan. Walau kelihatan (nyata) sebagai benda mati, diceritakan bahwa “Jenglot” ini pada waktu tertentu diberi makan berupa darah. Semua orang berbondong menonton “Jenglot” ini dan media massa menyebarluaskan acara musykil dan tipudaya murahan ini. Dalam hal ini, media massa berperan sangat besar mendorong rasa ingin tahu masyarakat yang sudah punya minat klenik itu. Jangan merasa aneh, setahun terakhir ini peminat musik di Indonesia memfavoritkan Alam, penyanyi dangdut yang terkenal dengan lagunya Mbah Dukun. Lagu ini meledak pemasarannya di tengah masyarakat, dan terus menduduki tangga lagu-lagu hingga berbulan-bulan, bahkan masih diputar orang di mana-mana lebih setahun sejak dipasarkan pertamakali. Ini pun menjadi indikator yang klop dengan fenomena bahwa bangsa ini sangat “keranjingan” alias getol terhadap dunia mistik. Begitu juga, pada peristiwa heboh Harta Karun Batu Tulis Bogor yang hendak dibongkar Menteri Agama Prof. Dr. Said Agil Husein Al Munawar, beberapa bulan silam, terkandung makna yang sama, yaitu Masyarakat Indonesia memang penganut klenik. Jangankan rakyat jelatanya, sedangkan menteri agamanya yang seorang doktor, profesor, alumni Universitas Ummul Qura di Saudi Arabia dan Hafidz Qur’an saja ternyata begitu percaya pada perklenikan. Menteri Islam percaya klenik dan mistik, itu tidak aneh, sedangkan presiden RI berturut-turut selalu punya kepercayaan mistik. Dari Soeharto, hingga Megawati. Yang kurang percaya mungkin Habibie, namun yang paling gila-gilaan tak pelak presiden Gus Dur atau Abdurrahman Wahid. Kepercayaan mistik Gus Dur terekspose habis-habisan tatkala dia naik tahta menjadi presiden. Seluruh kegiatan presiden tak bisa tidak, selalu dipantau oleh pers. Jadinya tatkala Gus Dur harus menyambangi dukun-dukunnya di Jawa Timur atau di Cilacap atau Banten, semua diceritakan oleh pers secara rinci, termasuk tatkala ia melaksanakan acara Ruwatan di Pantai Selatan Yogyakarta. Lagi-lagi,pers “berjasa” mempopulerkan acara-acara klenik dan bahkan perilaku klenik presiden. Rakyat jelata pun menjadi tidak malu-malu lagi berperilaku klenik dan pedukunan. Media Klenik Berbaju Islam Khabar perklenikan yang paling mutakhir di Indonesia dewasa ini, seperti diuraikan di atas, yakni semakin berperannya media massa secara besar-besaran menyebarluaskan pemasyarakatan perklenikan melalui berbagai tayangan dan pemberitaan. Masyarakat pun terpengaruh dan tertular secara luas. Sungguh merisaukan. Namun ada kabar terbaru yang lebih merisaukan, yakni peranan media cetak berbentuk majalah berformat kecil yang mengusung nama dan label Islam, tapi menampilkan cerita-cerita mistik berbau syirik sebagai sajian utama. Meneliti berbagai majalah model ini yang kini telah terbit tiga nama besar, sangat terasa nuansa syirik dalam setiap sajiannya, atau setidak-tidaknya mengarah kepada kemusyrikan, walau mereka membungkus dengan sajian dakwah Islamiyah, aqidah dan semacamnya, bahkan terang-terangan memproklamirkan sebagai media untuk memberantas kemusyrikan. Media seperti ini sungguh digandrungi umat Islam, meskipun secara terang-terangan media ini sejatinya mengeksploitasi ke’keblinger’an masyarakat luas yang gandrung perklenikan. Seolah-olah kini mereka diluruskan untuk mengikuti perklenikan yang diijinkan Islam. Agen majalah Islam di berbagai kota di Indonesia, dalam kunjungan Tabligh pada Juni 2003 lalu, hampir semua menceritakan bagaimana melejitnya permintaan majalah Hidayah. Seorang agen majalah terbesar di kota Sala Jawa Tengah, mengaku terperangah melayani permintaan majalah Hidayah yang mencapai 2000 eks dan terus bertambah. Menurut sang agen ini ia berhasil berkomunikasi dengan para agen di kota-kota besar di Jawa dan Sumatera, mereka semua mengalami lonjakan permintaan yang sama. Data yang diperoleh Tabligh, majalah ini sudah mencapai oplah 300. 000 eksp setiap kali terbit. Jumlah ini niscaya menyalip oplah majalah-majalah besar ternama seperti Gatra, Tempo dan sebagainya. Padahal usia majalah ini belum mencapai dua tahun. Menyimak dengan seksama sajian majalah Hidayah ini, seperti edisinya ke 23 Juni 2003, rubrik-rubrik yang ditampilkannya sebagian besar sebenarnya hanyalah soal-soal dakwah biasa dan human interes, misalnya rubrik Tarikh Islam alias sejarah Islam yang menampilkan riwayat Zubair bin Awwam, Pembela Setia Nabi Muhammad. Ada rubrik konsultasi agama yang diasuh Hj. Luthfiah Sungkar,. ada rubrik syiar, aqidah, atau profil seseorang yang amat teladan seperti ditampilkannya Hj. Sarini Abdullah, Qariah sejati yang tidak pernah putus asa mencapai prestasi. Ada lagi profil Dunia Islam di berbagai negara seperti di Prancis yang diceritakan sangat bagus. Rubrik Konsultasi Dzikir asuhan Muhammad Arifin Ilham dijadikan menu yang mengarahkan orang ke pendalaman Islam Tasawuf yang cenderung ke alam ghaib itu. Rubrik Tahukah Anta tak ada masalah, malahan bagus, karena berupa informasi singkat Islam. Misalnya: artikel ‘Larangan Mendirikan Masjid di atas Kuburan’ yang mengarahkan jangan sampai kelompok umat bertindak salah. Ada laporan pesantren-pesantren, juga rubrik kisah Tragis seorang pencuri dengan illustrasi terbakar api yang menjilat-jilat dirinya. Alhasil hanya satu buah saja kisah mistik yang diangkat majalah Hidayah ini, yang sekaligus dijadikan gambar cover: Kubur Meledak, Janazah Terpental Keluar Karena Terlantarkan Anak Yatim. Riwayat ini berbau eksploitasi kemusyrikan yang sangat pekat. Dikisahkan peristiwa ini terjadi tahun 1950 di sebelah barat tangerang, seorang yang kaya raya yang selama ini berperilaku dzalim, kikir, dan menganiaya anak-anak yatim, keponakannya bernama (samaran) Salim wafat. Karena ia kaya (sebagaimana lazimnya tradisi di Betawi) keluarga ini mampu membayar orang-orang untuk setiap malam bertahlil selama tujuh hari tujuh malam di atas kubur almarhum maupun di rumahnya. Alkisah pada hari ketujuh, janazah Salim meledak dan terlontar dari dalam tanah ke permukaan, mengeluarkan asap juga bau yang sanga busuk. Semua orang tunggang langgang melarikan diri. Sejumlah orang diwawancarai majalah Hidayah ini, dan mengaku sebagai saksi peristiwa ghaib itu. Semua ini jelas-jelas omong-kosong dan hanya mengaduk-ngaduk minat keranjingan masyarakat akan klenik dan dunia mistik. Setelah majalah seperti versi Hidayah ini, muncul lagi dua majalah senada yang juga berinisial H, yaitu Hikayah dan Himah. Tampaknya semua berbondong-bongdong mengeksploitasi kemusyrikan yang memang laris-manis dan diserbu golongan klenik yang makin membengkak di bumi Muslim Indonesia ini. Sungguh memprihatinkan sekaligus ironis. Kendati berbagai rubrik bahkan sebagian besar terdiri rubrik keislaman dan dakwah islamiyah biasa saja, namun tak bisa dipungkiri, sajian utama mereka justru soal-soal kemusyrikan. Ummat Islam tampaknya terpedaya dan merasa sah-sah saja mengikuti sajian ketiga majalah berinisial H ini, karena dikesankan bahwa versi seperti ini bukanlah keyakinan dan tindakan musyrik. Ini jelas anggapan yang salah besar. Di dalam Al Qur’an jelas-jelas ditegaskan oleh Allah, soal-soal ghaib itu hanyalah menjadi wilayah dan otoritas Allah. Rasulullah saja mengaku tidak memiliki otoritas menerangkan soal-soal ghaib, kecuali hal-hal (ghaib) yang sudah diwahyukan Allah dan kemudian menjadi teks Qur’an. Ada baiknya kita kutip beberapa ayat Qur’an yang berkaitan dengan masalah ini. Allah SWT berfirman dalam Surah Al An’aam 50: “Katakanlah: “Aku tidak menyatakan kepadamu, bahwa pembedaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: ”Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat?”Maka apakah kamu tidak memikirkan (nya)?”. Baca pula surat Al An’aam ayat 59: “…Dan pada sisi-sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; Tak ada yang mengetahu kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan. Dia mengetahuinya (pula) dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)”. Masih ada lagi Surat dan ayat lain yang mengisyaratkan ihwal ini dan memberi petunjuk, betapa soal-soal ghaib tidak bisa dipermainkan secara semena-mena, yang karenanya diancam dengan hukuman berat oleh Allah SWT. (Persyarikatan Muhammadiyah) Konser Rock Pekerja Indonesia dikecam Media MalaysiaMurtadin & Jahiliyah Oleh : Redaksi 14 Dec 2004 - 2:40 pm Penyelenggaraan musik rock yang digelar pekerja Indonesia di Malaysia semalam dikecam media setempat karena dianggap pengumbar setan dan mencermarkan kedaulatan Malaysia Koran Harian Metro, yang meliput peristiwa semalam mengikuti jalannya acara di mana ratusan kalangan muda Indonesia, yang umumnya para pekerja di yang tinggal di Balakong. Yang mengecewakan, ujar Harian Metro, mereka menggelar musik “syaithan” disertai alunan al-Quran, doa-doa dan selawat. Para pengunjung, kebanyakan remaja yang mencoreng mukanya dengan tinta, memakai baju hitam berlambang salib terbalik serta berambut panjang. Mereka menengadahkan tangannya sewaktu membaca doa ketika memulai acara pada jam 11 malam, sebelum kemudian acara berubah menjadi histeria, kutip Harian Metro. Acara bertajuk, ‘Konser Halal Bihalal’ yang berlokasi di dekat Juara Sinar Apartment, Taman Juara Jaya itu semakin liar tatkalan ratusan remaja Indonesia itu memulai berjoget seperti orang kerasukan hingga mengangkat tubuh wanita ke udara, hingga ada yang sempat membuka pakaian, Harian Metro, Pesta musik gila, begitu Harian Metro menyebut, menyajikan musik-musik berjenis “trash’, ‘heavy metal’ dan ‘dangdut’. Konsert bertambah ‘panas’ saat para pekerja Indonesia itu menggeleng-gelengkan kepala sambil menari dengan berpeluk-pelukan. Ditaksir tidak kurang dari 600 remaja belia Indonesia yang bekerja kilang di sekitar Kajang, Bangi dan Petaling Jaya ikut larut dalam acara itu. Kebanyakan mereka dilihat memakai baju T berwarna hitam dengan pelbagai logo ganas sambil menari tanpa menghiraukan cuaca panas. Sementara itu, seorang panitian konser mengatakan, acara seperti ini sudah diadakan selama tiga tahun berturut-turut yang ditujukan mempererat hubungan diantara mereka pada bulan Syawal, ujar Tumadi (20), pihak panitia penyelenggara. “Kebanyakan yang hadir adalah cewek (gadis) dan cowok (pemuda) dari Pulau Jawa. Kami sudah pohon permit (izin) untuk mengadakan acara ini dari polisi (polis) dan maklumkan kepada `bapak’ di Kedutaan Indonesia. “Ini adalah acara biasa di Indonesia. Mereka cuma mahu berhibur dan hilangkan stress bekerja. Kami ingin sampaikan pesan cinta damai,” katanya. Tapi penduduk Malaysia justru tak enjoy dengan acara ini. Penduduk justru merasa ketakutan dan menganggap acara para pekerja Indonesia ini sebagai bentuk pelecehan kedaulatan Malaysia. “Mereka menyalah gunakan permit (izin) yang diberikan itu untuk menganjurkan konsert haram. Oleh karena itu polisi bertindak mengarahkan ia supaya dihentikan serta-merta,” kata Ketua Polis Daerah Kajang, Asisten Komisioner Mohd Noor Hakim Kassim. “Saya menganggap konser liar ini mencemarkan kedaulatan Malaysia,” ujar Pengurus Persatuan Penduduk Juara Sinar Apartmen, Halim Md Noor seperti dikutip Harian Metro. Inikah wajah generasi kita di tanah orang?. (metro/cha/Hidayatullah.com) Tipu permit konsert KUALA LUMPUR: Penganjur konsert liar di Taman Juara Balakong, kelmarin, dikatakan menipu pegawai kedutaan Indonesia dengan mendakwa mahu mengadakan majlis ceramah agama selain sambutan Aidilfitri. Perbuatan itu bagi mengaburi pihak berkuasa supaya penganjur dapat menjayakan konsert berkenaan yang menggabungkan muzik heavy metal, trash dan dangdut. Jurucakap Pejabat Kedutaan Indonesia yang dihubungi pagi semalam, berkata pihaknya ada menerima surat berhubung penganjuran acara yang berunsur keagamaan itu daripada penganjur beberapa bulan lalu. Bagaimanapun, beliau berkata, pihaknya amat terkejut dengan pendedahan akhbar berhubung konsert liar berkenaan yang menjatuhkan moral belia negara terbabit. Menurutnya, pihak kedutaan tidak menyangka majlis yang disangkakan bertujuan mengeratkan silaturahim dan ukhwah di kalangan pekerja Indonesia di negara ini bertukar menjadi pesta menjatuhkan moral. “Kami serahkan perkara ini kepada pihak berkuasa Malaysia untuk mengambil tindakan. Kami tidak menghalang jika penganjur dikenakan tindakan kerana melanggari undang-undang negara ini. “Kami turut akan memanggil pihak penganjur untuk mendapatkan penjelasan lanjut berhubung majlis berkenaan,” katanya. Ketua Polis Daerah Kajang, Asisten Komisioner Mohd Noor Hakim Kassim, turut mengakui permit yang dipohon penganjur adalah untuk majlis jamuan hari raya dan bukannya konsert. “Selepas meneliti permit nyata ia untuk majlis jamuan hari raya, bukan membenarkan konsert tidak bermoral begitu. Oleh itu, polis mengarah mereka supaya membatalkan majlis,” katanya. Sementara itu, Ahli Parlimen Serdang, Datuk Yap Pian Hon, kecewa dan terperanjat dengan pendedahan media berhubung konsert liar itu. Menurutnya, konsert terbabit yang berlangsung lebih empat jam itu didakwa mengganggu ketenteraman penduduk tempatan berikutan dentuman muzik. “Saya akan menghantar surat rasmi kepada pihak polis dan pihak berkuasa tempatan (PBT) bagi mendapatkan penjelasan terperinci berhubung kejadian itu,” katanya. Difahamkan konsert terbabit dikatakan diatur dengan rapi berdasarkan penemuan surat jemputan dan atur cara majlis. Malah, pihak urusetia memakai tanda nama untuk membezakan mereka dengan penonton yang hadir di majlis itu Kewujudan pentas khas, lima kanopi dan peralatan muzik khas yang disewa membuktikan bahawa penganjur mempunyai sumber kewangan kukuh untuk menganjurkan konsert. Mereka dipercayai berupaya menganjurkan konsert hasil kutipan wang yang disumbangkan ahli persatuan tertentu. Apa yang menyedihkan majlis berkenaan dimulakan dengan acara bacaan ayat al-Quran dan selawat ke atas nabi pada permulaan majlis. Kebanyakan penonton dilihat sengaja menadah tangan dalam pelbagai gaya aneh sambil muka dicat dengan warna merah menyala seperti darah. Kertas atur cara majlis yang diedarkan pula turut menyertakan sekali perutusan pihak kedutaan dan Polis Diraja Malaysia (PDRM). Semalam, Harian Metro mendedahkan peri laku liar lebih 600 belia Indonesia yang menyertai konsert itu di Balakong, kelmarin. Penonton berhibur seolah-olah dalam keadaan khayal dan mabuk bagi merayakan konsert yang dinamakan `Halal Bihalal’ kononnya sempena penutup Aidilfitri. Kebanyakan lelaki dan perempuan Indonesia itu berkelakuan menjolok mata termasuk berpeluk, bercium, melambung perempuan serta bergoyang kepala dalam keadaan khayal ketika muzik dimainkan. Acara anjuran pertubuhan `Bocahe Dewe’ itu dikatakan sudah tiga tahun berturut-turut diadakan di situ. Harian Metro Malaysia Iblis itu bernama "HOMOSEKSUAL" (part 1)Murtadin & Jahiliyah Oleh : Erros Jafar 23 Dec 2004 - 3:00 am Saya pernah membaca satu artikel "setanpun lari ketakutan" disalah satu website dan terinspirasi dengan judul artikel tersebut, berikut ini saya repost kembali satu pemberitaan perkawinan 2 orang laki laki "GAY". Sebuah peringatan bahwa sedang terjadi proses liberal-isasi yang sangat serius sekaligus Jahiliya-isasi yang terjadi di Jakarta didepan mata dinegeri mayoritas umat Islam - Dimanakah kalian wahai umat Islam??. Jalan Berliku Kaum Homo Menuju Pelaminan ADA dua cinta yang tumbuh dan bersemi di sebuah pondok nan asri di Desa Jadigan, Kecamatan Sewon, Bantul, Yogyakarta. Cinta pertama tertambat kepada seekor anjing, yang oleh si empunya dinamakan "Cinta". Cinta kedua berlabuh di relung hati pasangan "suami-istri" William Johanes dan Philip Iswardono. Layaknya sejoli yang dimabuk cinta, bila senja tiba, keduanya kerap bercengkerama di gazebo yang terletak di pekarangan belakang rumah. Tentunya dengan ditemani "Cinta". "Kami hidup bahagia," kata Philip, yang ditimpali anggukan kepala oleh William. Laksana sebuah keluarga harmonis, kemesraan itu sebetulnya wajar adanya. Namun, kesan ini jadi nyeleneh dan aneh karena Wim dan Philip --demikian sapaan akrab keduanya-- tak lain adalah pasangan sejenis atawa homoseksual. Wim, 59 tahun, pria tulen asal Belanda. Sedangkan Philip, 37 tahun, laki-laki kemayu asli Yogyakarta. Mereka agaknya menjadi pasangan hombreng pertama di Tanah Air yang melegalkan hubungannya lewat tali perkawinan. Walau pesta perkawinan sejenis telah digelar di Planet Pyramid, restoran ternama di Jalan Parangtritis, Yogyakarta, 6 September lalu, hingga pekan ini ceritanya masih jadi buah bibir di "kota gudeg" itu. Dalam resepsi yang cukup meriah itu, hadir sekitar 400 tamu undangan. Mereka kebanyakan rekan bisnis dan kenalan dekat kedua mempelai, serta teman sesama gay. Sedangkan dari sanak keluarga tak terlalu banyak yang hadir. Dari tujuh kakaknya, hanya lima orang yang sudi datang ke pesta perkawinan. Sisanya absen karena tak bisa menerima langkah si bungsu yang dianggapnya telah menyimpang dari ajaran Katolik, agama yang dianut keluarga sederhana ini. Bahkan Jasmani, kakak iparnya, yang diminta memberi sambutan mewakili keluarga, urung datang. Ia merasa tak punya rangkaian kata yang pas untuk disampaikan. "Aku suruh ngomong apa?" katanya. Adapun orangtua Philip, Tugiman Sastro dan Waringah, keduanya sudah meninggal. Kisah kasih pasangan gay ini cukup panjang dan berliku. Awal cerita bertepatan dengan keruntuhan rezim Soeharto. Kala itu, Mei 1998, Wim yang bekerja sebagai wartawan di NOS News Television, sebuah stasiun televisi swasta di Negeri Belanda, bertugas meliput aksi demo di Jakarta. Usai menunaikan tugasnya, Wim diajak koleganya, Vincent yang juga jurnalis, berkunjung ke Yogyakarta. Kebetulan, ketika itu ada Sekatenan di alun-alun Yogyakarta. Di tengah hiruk-pikuk pesta rakyat tahunan inilah kedua pasangan itu berkenalan. Philip, yang mengaku mulai "meletek" --istilah bagi gay yang mulai terjun ke dunianya-- sejak duduk di bangku sekolah menengah umum, langsung mengangguk ketika Wim mengajak kencan. Selama dua hari pasangan anyar ini pelesiran ke berbagai tempat wisata di kota gudeg. Namun, pertemuan itu belum mengarah serius. Hubungan di antara keduanya putus begitu saja kala Wim harus kembali ke tanah airnya. "Dunia gay itu dunia yang gonta-ganti pasangan. Jadi, ketika itu tidak saya follow up-i," kata lelaki yang sempat tiga tahun bekerja pada sebuah salon kecantikan di kawasan Cemorojajar, Yogya, ini. Pertautan keduanya kembali nyambung kala Wim datang lagi ke Indonesia untuk berlibur, pada tahun 2000. Itu pun lewat upaya pencarian cukup alot. Untuk bisa kembali menemukan Philip, Londo berkepala botak ini sempat menelusuri beberapa tempat mangkal gay di Yogya. Toh, semua gay yang ditemuinya dan ditanya tak satu pun yang kenal Philip. Rupanya naluri jurnalis Wim muncul. Lewat sohib Philip di Solo, Wim berhasil melacak keberadaan Philip. Dari sang sobat, Wim mendapatkan nomor ponsel Philip. Ketika itu, yang diuber sedang di Bali. Wim, yang sudah ngebet ingin melepas kangen, langsung menyusul. Kencan babak kedua pun berlangsung di Pulau Dewata selama sebulan. "Kami bisa menemukan kebahagiaan kembali," kata Wim. Sejak itulah hubungan mereka makin serius. Philip sempat melakukan kunjungan balasan ke Belanda, Februari 2001. Tiga bulan kemudian, Wim mulai berani menyambangi rumah Philip di Jedigan, sekaligus menyatakan akan menikahi Philip. Di sinilah, sebelum hasrat ini terwujud, jalan berliku harus dilewati keduanya. Selama penjajakan, Wim harus enam kali bolak balik Yogya-Belanda untuk mendapat restu dari keluarga. Terutama lampu hijau dari keluarga Philip yang kala itu menganggap perkawinan ini sebagai rencana tak waras. "Rapat pleno" keluarga digelar untuk menanggapi rencana si bungsu. Ternyata, walau Philip sudah melancarkan berbagai lobi, rapat memutuskan: menolak. "Bagaimanapun, saya menghendaki kamu kawin secara normal, dan punya keturunan lazimnya banyak orang," kata Suwarti, 47 tahun, menasihati adiknya, Philip, kala itu. Bahkan ancaman pun meluncur. Jika Philip tetap nekat, tak satu keluarga pun akan datang, baik ketika misa pemberkatan maupun syukuran. Maklum saja, hampir semua keluarga Philip adalah penggiat gereja yang tahu bahwa perkawinan sejenis ditentang ajaran agama mereka. Toh, ancaman itu tak membuat niat Philip jadi surut. "Kalau saya menuruti semua sedulur (saudara), keluarga besar akan bahagia. Namun, batin saya akan menderita karena tak sesuai dengan jiwa dan hati saya," kata "buceri" alias bule mencat sendiri, julukan untuk Philip karena mengecat rambutnya dengan warna merah, menimpali. Ia pun meneruskan langkahnya. Laksana calon manten pada umumnya, laki-laki beranting di kuping kanannya ini mengurus segala persyaratan administrasi perkawinan. Termasuk minta surat keterangan dari Kasihono, Kepala Dusun Karangjati. Lain Philip, lain pula Wim. Penulis cerita anak-anak ini lancar-lancar saja mendapat restu keluarga. Termasuk dari bekas istrinya. Alur cerita gay yang satu ini memang unik. Semula ia menjalani kehidupan sebagai lelaki biasa dengan orientasi seks hetero. Namun, setelah menikah, naluri gay-nya muncul. "Setelah punya anak pertama disusul dengan anak kedua, hasrat seks dengan laki-laki lebih tinggi ketimbang dengan perempuan," kata Wim. Tak lama kemudian, ia pun mengakhiri perkawinan pertamanya. Kalaupun ada ganjalan, itu terjadi ketika Wim dan Philip berbeda pendapat dalam memilih tempat bermukim selepas perkawinan. Masing-masing bersikukuh ingin tetap tinggal di negara asalnya. Akhirnya Wim mengalah. "Saya senang Belanda hanya untuk rekreasi," katanya. Kebetulan, masa kerjanya pun menjelang akhir. Wim pensiun per 1 September lalu. Setelah segala halangan teratasi, akhirnya Philip resmi dipersunting Wim pada 23 Juli lalu. Rangkaian acara pernikahan berlangsung khidmat sekitar satu setengah jam. Acara dimulai dengan kumpul bareng di rumah Wim di kota Leusden, Belanda, sebagai persiapan. Sekitar 30 orang hadir, termasuk dua anak Wim yang datang sambil menenteng kado berupa foto keluarga. Sedangkan Philip hanya ditemani sohibnya sesama gay, Tommy dan Deddy, yang juga bertindak sebagai saksi. Dari rumah Wim, selanjutnya rombongan berjalan kaki ke balai kota yang jaraknya hanya 400 meter. Di balai kota, mereka dinikahkan secara sipil oleh pejabat setempat, setelah sebelumnya saling memasukkan cincin sebagai bukti ikatan mereka. Usai acara di balai kota, rombongan kembali berjalan sejauh 500 meter menuju Gereja Katolik Roma Santo Yosep. Di altar utama gereja tersebut, kedua mempelai mengucapkan janji setia yang disaksikan Pastor O. Swijnenberg. Prosesi yang berbeda dengan perkawinan umumnya, di mana janji setia diucapkan pastor dan ditirukan mempelai. Dalam sambutannya, pastor mengatakan bahwa ia tak akan melakukan apa yang dilarang Gereja Katolik. Tapi, katanya, ia akan melakukan sesuatu yang bisa dilakukannya. Pakaian yang dikenakan kedua mempelai tak seperti pengantin umumnya. Keduanya menggunakan setelan jas. Philip menggunakan jas warna putih dan rompi dalam warna cokelat dengan dasi putih kotak-kotak. Sedangkan Wim mengenakan setelan jas warna hitam dengan rompi dalam warna merah emas serta dasi warna cokelat. "Ini gaun pilihan kami berdua," tutur Wim. Untuk cincin kawinnya, yang memesan adalah Philip di Yogyakarta. Beratnya Philip lupa. Hanya bentuk keduanya sama, yakni seperti dua cincin yang digandeng. Kata Phillip, bentuk itu sebagai simbol bahwa mereka yang berbeda telah dipersatukan dengan cinta. Sehari setelah perkawinan, para tamu undangan dijamu makan malam di Le Rendezvous Café di kota itu. Philip --bersama "suaminya", Wim-- boleh jadi adalah pionir kaum homo di Indonesia yang melenggang ke perkawinan. Dan tak menutup kemungkinan bakal diikuti pasangan sejenis lainnya. Paling tidak, hasrat ini tersirat pada pasangan homo dr. Mamoto Gultom, 41 tahun, dan Hendy M. Sahertian, 30 tahun. Keduanya telah bertunangan pada 7 November 1999, bertepatan dengan berdirinya Yayasan Pelangi Kasih Nusantara (YPKN), lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam pencegahan penyakit HIV/AIDS di kalangan homoseksual. Hanya saja, pasangan pendiri sekaligus penggiat YPKN ini berharap, perkawinan yang diidamkan itu berlangsung di Tanah Air. Tak perlu susah payah terbang ke Belanda. "Saya berharap, pemerintah mau menerima pasangan seperti kami," kata Hendy. Suatu harapan yang tak mudah terwujud, mengingat hukum perkawinan Indonesia tak mengakui pernikahan sejenis. Kalaupun Mamoto dan Hendy berencana nikah di Belanda, berdasarkan informasi yang masuk ke telinga Hendy, jalannya bakal tak semulus jejak Wim dan Philip. Soalnya, satu di antara seabrek persyaratannya adalah perkawinan bisa berlangsung asalkan salah seorang calon mempelai telah bermukim di Belanda sekurang-kurangnya satu tahun. "Kami masih pikir-pikir untuk sampai ke arah sana," kata Hendy. Saat ini, pasangan yang pertama kali bertemu di sebuah diskotek di kawasan Jakarta Pusat ini cukup enjoy hidup bersama di sebuah rumah di Jatibening Estate, Pondok Gede, Bekasi. Di rumah sekaligus markas YPKN inilah kehidupan Mamoto dan Hendy berlangsung bak pasangan suami-istri. Gelak tawa dan keceriaan sesekali dibumbui pertengkaran. Bahkan pernah percekcokan ini berujung "perpisahan". Penyebabnya, ada orang ketiga di antara mereka. Kala itu, masing-masing kembali ke rumah keluarganya. Namun, kejadian itu tak berlangsung lama. "Saat bepisah, kami tersiksa," kata Hendy, yang sejak usia tiga bulan hidup terpisah dari orangtuanya, Maxie Sahertian dan Juliatje Corrie Anneke, yang bercerai. Mereka kembali hidup bersama setelah mendengar petuah Dr. Dede Oetomo, "presiden" gay Indonesia, yang telah 18 tahun mengarungi hidup bersama dengan pasangan homonya. "Tahun kedua sampai ketiga itu masa penyesuaian-lah. Kalau bisa melewatinya, maka bisa selamat," bungsu dari tiga bersaudara itu menirukan ucapan Dede, kepada Hatim Ilwan dari GATRA. Sebetulnya, ujian terberat pasangan ini terjadi kala Mamoto memperkenalkan Hendy sebagai tunangan kepada keluarganya di kawasan Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Acara perkenalan itu memang direncanakan. Ini terlihat dengan hadirnya hampir semua sanak keluarga Mamoto. Kala itu, tak lama setelah mereka bertunangan, "bujang lapuk" ini memaparkan pilihan pasangan hidupnya. Di akhir pembicaraan, ia langsung menunjuk Hendy sebagai dambaan hati yang dimaksud. Kontan saja seisi rumah jadi heboh. Mereka terlibat percekcokan dalam bahasa Batak. Kericuhan itu memancing emosi Mamoto hingga mengamuk dan pingsan. Setelah siuman, ia langsung mengepaki pakaiannya ke dalam koper. Seperti orang linglung, ia meninggalkan pertemuan, terus berjalan kaki sambil menyeret kopernya yang besar. Sementara Hendy dengan setia terus mengikutinya. Langkah Mamoto baru berakhir di bundaran Hotel Indonesia. Tak sepatah kata pun meluncur dari keduanya. Mamoto hanya bisa tertunduk, sejurus kemudian menangis sejadi-jadinya. Kejadian serupa terulang dua hari berselang, bahkan lebih seru. Kali ini sanak saudara Mamoto dari Tarutung, Sumatera Utara, pada berdatangan. Setelah pingsan dan kembali berjalan tak keruan, Mamoto akhirnya memilih ngumpet di rumah seorang temannya. Selama dalam pelarian, kegiatan sehari-hari mereka tak terganggu. Mamoto tetap berangkat ke kantornya untuk jadi dokter pada sebuah program yang berlabel Aksi Stop AIDS, di Jalan Percetakan Negara, Jakarta Timur. Sedangkan Hendy terus giat mengomandani YPKN yang memiliki 13 staf. Permasalahan keluarga itu ternyata tak berlangsung lama. Entah bagaimana cara Mamoto mencairkan sikap sanak saudaranya. Kini, mereka hidup tenteram bersama, tanpa ada gugatan lagi dari keluarga. Sebagai orang yang lebih tua, Mamoto disepakati sebagai kepala rumah tangga, mendampingi Hendy yang sejak duduk di bangku sekolah dasar kerap diolok-oloki bencong itu. Keduanya tetap memburu angan, yakni melegalkan hubungannya lewat perkawinan. Seperti telah direngkuh pasangan Wim dan Philip. Perkawinan Wim dan Philip bisa saja jadi bentuk keberanian kaum homo dalam mengekspresikan diri. Namun, Dede Oetomo, pentolan Yayasan Gaya Nusantara, tak setuju kalau langkah itu dianggap sebagai babak baru perjuangan gay di Indonesia secara keseluruhan. "Itu belum merupakan gerakan terstruktur," kata sosiolog dari Universitas Airlangga, Surabaya, ini. Di mata Dede, "perjuangan" gay mengenal beberapa tahapan. Fase pertama awal 1980-an, ketika kaum homo berani menggulirkan wacana keberadaannya, walau secara fisik mereka masih ngumpet. Kemudian fase akhir 1980-an, unjuk diri mereka makin kentara seiring dengan kampanye bahaya penyakit AIDS. Lantas tahap setelah reformasi, kaum penyuka sejenis ini mulai memasuki wilayah politik. Fase ini ditandai dengan isu yang digelindingkan Partai Rakyat Demokratik bahwa kepentingan kaum gay perlu terwadahi di legislatif. Kini, sebuah gerakan bisa dikatakan baru, kata Dede, "Kalau sifatnya mendobrak regulasi." Tentunya, gerakan ini tak gampang bergulir. Mengingat betapa tebalnya tembok yang melindungi hukum perkawinan di Indonesia. Menurut Sri Nyantosani, SH, SU, pakar hukum perkawinan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, perkawinan sejenis di Indonesia jelas tak diperbolehkan dan tidak sah. Sebab, syarat materiil perkawinan harus beda jenis kelaminnya, yakni laki-laki dan perempuan. Walau begitu, menurut pengajar di Pascasarjana Notariat UGM itu, bagi pasangan homo yang menikah di luar negeri, seperti pasangan Wim-Philip, secara hukum perkawinan mereka jadi sah. Dasar hukumnya, kata Sri, karena setiap negara --termasuk Indonesia-- mengakui hukum yang berlaku di negara lain. Termasuk mengakui legalitas perkawinan seperti yang diatur dalam hukum Belanda. Dr. Ismet Yusuf, psikiater lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, sepakat bahwa perkawinan Wim-Philip tak bakal memicu keberanian kaum homo lainnya dalam unjuk diri. Sebab, katanya, kebanyakan dari mereka malu menunjukkan ke-gay-annya di muka umum. "Ada semacam kebimbangan dalam diri mereka," kata peneliti hubungan sejenis warok-gemblak ini kepada Syamsul Hidayat dari GATRA. Atas alasan ini pula, menurut Ismet, sebetulnya jumlah kaum homo yang "menikah" diam-diam jauh lebih banyak ketimbang yang terang-terangan mendapat legalitas. Sikap pemalu ini tecermin dari belum beraninya semua gay menyatakan diri sebagai kaum gay. Memang hasil survei YPKN menunjukkan, ada 4.000 hingga 5.000 penyuka sesama jenis di Jakarta. Sedangkan Gaya Nusantara memperkirakan, 260.000 dari enam juta penduduk Jawa Timur adalah homo. Angka-angka itu belum termasuk kaum homo di kota-kota besar. Dede memperkirakan, secara nasional jumlahnya mencapai sekitar 1% dari total penduduk Indonesia. Kalau asumsi Dede benar, tentunya itu sebuah angka yang membelalakkan mata. Bukan Rumput untuk Ternak SECARA universal, perkawinan bertujuan mengembangkan keturunan umat manusia di persada bumi ini. Berbagai ajaran agama, lewat teks-teks sucinya, bersepakat bahwa perkawinan, selain sebagai wujud penyaluran naluri biologis, juga berperan untuk pembinaan rumah tangga. Pelakunya adalah lelaki dengan perempuan. Dalam ajaran Islam, misalnya, Allah menyuruh umat manusia bertakwa kepada Tuhan yang telah menjadikan manusia dari satu diri, lalu Ia jadikan jodohnya. Kemudian dikembangkan menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak sekali (An-Nisaa ayat 1). Tapi, di sini letak perbedaan antara manusia dan makhluk-makhluk lainnya. Bila makhluk lain kawin untuk mengikuti naluri biologisnya, berhubungan kelamin semaunya, perkawinan manusia dipenuhi muatan moral. "Untuk manusia, Allah membuat hukum sesuai dengan martabatnya," begitu tulis Sayyid Sabiq dalam Fikih Sunnah. Prosesi perkawinan diatur atas sandaran saling meridhai, pakai upacara ijab kabul, dan dihadiri para saksi. Bentuk perkawinan seperti ini memberi jalan aman pada naluri biologis manusia, memelihara keturunan, dan menjaga martabat perempuan agar tak seperti rumput yang bisa dimakan binatang ternak dengan sewenang-wenang. Karena itu, hubungan suami-istri ditempatkan pada naungan naluri keibuan dan kebapakan. Cara itu akan menyuburkan tetumbuhan yang baik dan menghasilkan buah yang bagus. Itulah perkawinan yang diajarkan Islam. Menurut Direktur Eksekutif Pondok Pesantren Daarut Tauhid Arjawinangun, Cirebon, Jawa Barat, Husein Muhammad, definisi perkawinan adalah ikatan antara laki-laki dan perempuan. "Arti kata pernikahan adalah kumpul, yakni bersatunya dua hal menjadi satu. Dan itu antara perempuan dan laki-laki," kata Husein kepada Luqman Hakim Arifin dari GATRA. Karena itu, menurut Husein, di dalam Islam, pernikahan sesama jenis belum bisa dibenarkan. Dalam pandangan agama Kristen, perkawinan adalah sesuatu yang kudus, merupakan bentuk ikatan yang satu kali untuk selamanya. Berlangsung antara pria dan wanita. Perilaku perkawinan menyimpang, menurut pendiri Gospel Overseas Studio, Jakarta, Pendeta Gilbert Lumoindong, bisa dicegah melalui jalan keluarga. Dalam keluarga harus diciptakan suasana bahagia dan bernilai rohani. "Tidak asal menghakimi, tapi saling mengasihi serta menolong," tutur bapak tiga anak itu kepada Marya Onny dari GATRA. Bila peran ini dijalankan dengan baik oleh sebuah keluarga, anak bisa terhindar dari perilaku menyimpang. Dalam pandangan agama Buddha, perkawinan adalah untuk membantu mengentaskan makhluk hidup. Tak hanya untuk manusia. "Tapi, sebelum mengentaskan semua makhluk hidup dari penderitaan, kita membantu makhluk hidup di sekitar kita. Yakni keluarga kita dulu," kata Kusala Pahassa, bikku aliran Buddha Mahayana di Wihara Mahawira, Jakarta Utara. Dalam pandangan Kusala, agar perkawinan tak menyimpang menurut agama, diperlukan keteladanan orangtua. "Keluarga adalah tempat kita berteduh," tuturnya. Komunikasi yang terhambat, baik antar-orangtua maupun antara orangtua dan anak, menyebabkan penyimpangan perilaku. Nah, bagi mereka yang telanjur dinilai menyimpang dari norma-norma, semua pemuka agama memberi resep sama: peluk dan ajaklah dialog. Baik Husein Muhammad, Gilbert Lumoindong, maupun Kusala Pahassa bersepakat bahwa mereka yang dianggap menyimpang dari agama perlu diajak dialog, dan diberi pengertian dengan penuh kasih. Jalan Tuhan dan kemauan keluar dari komunitas menyimpang, menurut Gilbert, adalah resep ampuh untuk kembali normal. Kusala Pahassa sepakat dengan Gilbert. Adapun Husein mengingatkan, proses dialog, apa pun hasilnya, mesti terus-menerus dilakukan. Itulah tugas agamawan: mengajak ke jalan yang benar dengan cara yang santun. Jauh dari hiruk-pikuk caci maki dan saling vonis. (Gatra) - IBLIS ITU BERNAMA "HOMOSEKSUAL ( 2 ) - IBLIS ITU BERNAMA "HOMOSEKSUAL" ( 3 ) VALENTINE HARI RAYA MENGENANG PENDETA !!Murtadin & Jahiliyah Oleh : Redaksi 14 Feb 2005 - 3:50 am Pada suatu pagi Desy mengejutkan teman-temannya dengan setangkai bunga merah yang ia letakkan di atas dadanya, serta merta mereka menyambutnya dengan senyuman sambil bertanya, "Dalam rangka apa ini?". Desy menjawab, "Tidakkah kalian tahu bahwa ini adalah hari kasih-sayang di mana orang-orang sedang merayakan dan saling memberikan ucapan selamat. Ini adalah perayaan untuk mengungkapkan rasa cinta, romantika dan segala ketulusan, ini adalah Hari Valentine...". Tetapi Sari, salah seorang temannya bertanya kepada Desy dengan penuh eheranan, "Apakah arti Valentine?" Desy menjawab, "Artinya adalah cinta dalam bahasa latin ..!" Sari tertawa mendengar jawaban tersebut, "Apakah kamu merayakan sesuatu yang tidak kamu mengerti artinya ? Tahukah kamu bahwa Valentine adalah seorang pendeta Nashrani yang hidup pada abad ke 3 M ?" kata Sari bernada prihatin terhadap keadaan sebagian putri muslimah yang mudah mengikuti apa saja yang sampai kepada mereka tanpa berpikir panjang. SEJARAH HARI VALENTINE Sari melanjutkan: "Ensiklopedia Katolik menyebutkan tiga versi tentang Valentine, tetapi versi terkenal adalah kisah Pendeta St.Valentine yang hidup di akhir abad ke 3 M di zaman Raja Romawi Claudius II. Pada tanggal 14 Februari 270 M Claudius II menghukum mati St.Valentine yang telah menentang beberapa perintahnya." "Claudius II melihat St.Valentine mengajak manusia kepada agama nashrani lalu dia memerintahkan untuk menangkapnya. Dalam versi kedua, Claudius II memandang para bujangan lebih tabah dalam berperang daripada mereka yang telah menikah yang sejak semula menolak untuk pergi berperang. Maka dia mengeluarkan perintah yang melarang pernikahan. Tetapi St.Valentine menentang perintah ini dan terus mengadakan pernikahan di gereja dengan sembunyi-sembunyi sampai akhirnya diketahui lalu dipenjarakan. Dalam penjara dia berkenalan dengan putri seorang penjaga penjara yang terserang penyakit. Ia mengobatinya hingga sembuh dan jatuh cinta kepadanya. Sebelum dihukum mati, dia mengirim sebuah kartu yang bertuliskan "Dari yang tulus cintanya, Valentine." Hal itu terjadi setelah anak tersebut memeluk agama nashrani bersama 46 kerabatnya." Lanjut Sari: "Versi ketiga menyebutkan ketika agama nashrani tersebar di Eropa, di salah satu desa terdapat sebuah tradisi Romawi yang menarik perhatian para pendeta. Dalam tradisi itu para pemuda desa selalu berkumpul setiap pertengahan bulan Februari. Mereka menulis nama-nama gadis desa dan meletakkannya di dalam sebuah kotak, lalu setiap pemuda mengambil salah satu nama dari kotak tersebut, dan gadis yang namanya keluar akan menjadi kekasihnya sepanjang tahun. Ia juga mengirimkan sebuah kartu yang bertuliskan "dengan nama tuhan Ibu, saya kirimkan kepadamu kartu ini." Sambung Sari: "Akibat sulitnya menghilangkan tradisi Romawi ini, para pendeta memutuskan mengganti kalimat "dengan nama tuhan Ibu" dengan kalimat "dengan nama Pendeta Valentine" sehingga dapat mengikat para pemuda tersebut dengan agama Nashrani." "Versi lain mengatakan St.Valentine ditanya tentang Atharid, tuhan perdagangan, kefasihan, makar dan pencurian, dan Jupiter, tuhan orang Romawi yang terbesar. Maka dia menjawab tuhan-tuhan tersebut buatan manusia dan bahwasanya tuhan yang sesungguhnya adalah Isa Al Masih," papar Sari, "Maha Tinggi Allah dari apa yang dikatakan oleh orang-orang yang dzalim tersebut." "Bahkan saat ini beredar kartu-kartu perayaan keagamaan ini dengan gambar anak kecil dengan dua sayap terbang mengitari gambar hati sambil mengarahkan anak panah ke arah hati yang sebenarnya merupakan lambang tuhan cinta bagi orang-orang Romawi!!!" Demikian Sari mengakhiri nasihatnya. HUKUM MERAYAKAN HARI VALENTINE Saat ini banyak ABG muslimah yang terkena penyakit ikut-ikutan dan mengekor pada budaya Barat atau nashrani akibat pengaruh TV dan media massa lainnya. Termasuk pula dalam hal ini perayaan Hari Valentine, yang pada dasarnya adalah mengenang kembali pendeta St.Valentine. Keinginan untuk ikut-ikutan memang ada dalam diri manusia, akan tetapi hal tersebut menjadi tercela dalam Islam apabila orang yang diikuti berbeda dengan kita dari sisi keyakinan dan pemikirannya. Apalagi bila mengikuti dalam perkara akidah, ibadah, syi'ar dan kebiasaan. Padahal Rasululloh telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam : "Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut." (HR. At-Tirmidzi). Bila dalam merayakannya bermaksud untuk mengenang kembali Valentine maka tidak disangsikan lagi bahwa ia telah kafir, adapun bila ia tidak bermaksud demikian maka ia telah melakukan suatu kemungkaran yang besar. Ibnul Qayyim rahimulloh berkata : "Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, "Selamat hari raya!" dan semisalnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyembah salib. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Seperti orang yang memberi selamat kepada orang lain atas perbuatan maksiat, bid'ah atau kekufuran maka ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah." Abu Waqid radhiyallah 'anhu meriwayatkan : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam saat keluar menuju perang Khaibar, beliau melewati sebuah pohon milik orang-orang musyrik, yang disebut dengan Dzaatu Anwaath, biasanya mereka menggantungkan senjata-senjata mereka di pohon tersebut. Para sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, "Wahai Rasulullah, buatkan untuk kami Dzaatu Anwaath, sebagaimana mereka mempunyai Dzaatu Anwaath." Maka Rasulullah bersabda, "Maha Suci Allah, ini seperti yang diucapkan kaum Nabi Musa, 'Buatkan untuk kami tuhan sebagaimana mereka mempunyai tuhan-tuhan.' Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang yang ada sebelum kalian." (HR. At-Tirmidzi, ia berkata, hasan shahih). Adalah wajib bagi setiap orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat untuk melaksanakan wala' dan bara' (loyalitas kepada muslimin dan berlepas diri dari golongan kafir) yang merupakan dasar akidah yang dipegang oleh para salaf shalih. Yaitu mencintai orang-orang mu'min dan membenci orang-orang kafir, memusuhi dan menyelisihi mereka. Serta mengetahui bahwa sikap seperti ini di dalamnya terdapat kemaslahatan yang tidak terhingga, sebaliknya gaya hidup yang menyerupai orang kafir justru mengandung kerusakan yang lebih banyak. Lain dari itu, mengekornya kaum muslimin terhadap gaya hidup mereka akan membuat mereka senang, lagi pula, menyerupai kaum kafir dapat melahirkan kecintaan dan keterikatan hati. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman, yang artinya : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (Al-Maidah:51) "Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya." (Al-Mujadilah: 22) "Dan janganlah belas kasihan kepada kedua pezina tersebut mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akherat." (An-Nur: 2) Di antara dampak buruk menyerupai mereka adalah : ikut mempopulerkan ritual-ritual mereka sehingga terhapuslah As-Sunnah. Tidak ada suatu bid'ah pun yang dihidupkan kecuali saat itu ada suatu sunnah yang ditinggalkan. Dampak buruk lainnya, bahwa dengan mengikuti mereka berarti memperbanyak jumlah mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka, padahal seorang muslim dalam setiap raka'at shalatnya membaca, "Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat." (Al-Fatihah : 6-7) Bagaimana bisa ia memohon kepada Allah agar ditunjukkan kepadanya jalan orang-orang yang mukmin dan dijauhkan darinya jalan golongan mereka yang sesat dan dimurkai, namun ia sendiri malah menempuh jalan sesat itu dengan sukarela. Ada seorang gadis mengatakan, bahwa ia tidak mengikuti keyakinan mereka, hanya saja hari Valentine tersebut secara khusus memberikan makna cinta dan suka citanya kepada orang-orang yang memperingatinya. Ini adalah suatu kelalaian, padahal sekali lagi perayaan ini adalah dari ritual agama lain ! Hadiah yang diberikan sebagai ungkapan cinta adalah sesuatu yang baik, namun bila dikaitkan dengan pesta-pesta kristiani dan tradisi-tradisi Barat, akan mengakibatkan terobsesi oleh budaya dan gaya hidup mereka. Mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah sesuatu yang sepele, tapi lebih mencerminkan pengadopsian nilai-nilai Barat yang tidak memandang batasan normatif dalam pergaulan antara pria dan wanita sehingga kita lihat struktur sosial mereka menjadi porak-poranda. Alhamdulillah, kita mempunyai pengganti yang jauh lebih baik dari itu semua, sehingga kita tidak perlu meniru dan menyerupai mereka. Di antaranya, bahwa dalam pandangan kita, seorang ibu mempunyai kedudukan yang agung, kita bisa mempersembahkan itu kepadanya dari waktu ke waktu, demikian pula untuk ayah, saudara, suami .dst, tapi hal itu tidak kita lakukan khusus pada saat yang dirayakan oleh orang-orang kafir. Semoga Allah senantiasa menjadikan hidup kita penuh dengan kecintaan dan kasih sayang yang tulus, yang menjadi jembatan untuk masuk ke dalam Surga yang hamparannya seluas Langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Semoga Allah menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang disebutkan : "Kecintaan-Ku adalah bagi mereka yang saling mencintai karena Aku, yang saling mengunjungi karena Aku dan yang saling berkorban karena Aku." (Al-Hadits). FATWA ULAMA Pertanyaan : Pada akhir-akhir ini ini telah tersebar dan membudaya perayaan hari Valentine -terutama di kalangan pelajar putri, padahal ia merupakan salah satu dari sekian macam hari raya kaum Nasrani. Biasanya pakaian yang dikenakan berwarna merah lengkap dengan sepatu, dan mereka saling tukar mawar merah. Bagaimana hukum merayakan hari Valentine ini, dan apa pula saran dan anjuran anda kepada kaum muslimin. Semoga Allah selalu memelihara dan melindungi anda. Jawab : Assalamu 'alaikum warohmatullohi wabarokaatuh. Merayakan hari valentine itu tidak boleh, karena : Pertama Ia merupakan hari raya BID'AH yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari'at Islam. Kedua Ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita) - semoga Allah meridhai mereka. Maka tidak halal melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk makan-makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan. Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari segala fitnah (ujian hidup), yang tampak ataupun yang tersembunyi dan semoga meliputi kita semua dengan bimbingan-Nya. ]dikutip dari Yayasan Al-Sofwa (www.alsofwah.or.id) HAL-HAL YANG HARUS DIBERI PERHATIAN:- Dalam masalah Valentine itu perlu difahami secara mendalam terutama dari kaca mata agama kerana kehidupan kita tidak dapat lari atau lepas dari agama (Islam) sebagai pandangan hidup. Berikut ini beberapa hal yang harus difahami di dalam masalah 'Valentine Day'. 1. PRINSIP / DASAR Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan 'supercalis' bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk Agama Nasrani (kristian), maka berubah menjadi 'acara keagamaan' yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine. 2. SUMBER ASASI Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan fikiran manusia yang diteruskan oleh pihak gereja. Oleh kerana itu lah , berpegang kepada akal rasional manusia semata-mata, tetapi jika tidak berdasarkan kepada Islam(Allah), maka ia akan tertolak. Firman Allah swt dalam Surah Al Baqarah ayat 120 : “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. 3. TUJUAN Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di persada bumi adalah baik. Tetapi bukan seminit untuk sehari dan sehari untuk setahun. Dan bukan pula bererti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam. Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan Rasulullah s.a.w. bersabda :“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”. 4. OPERASIONAL Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-hara. Perhatikanlah firman Allah s.w.t.: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithon dan syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Surah Al Isra : 27) Surah Al-Anfal ayat 63 yang berbunyi : “…walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. Sudah jelas ! Apapun alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan import dari luar yang nyata-nyata bertentangan dengan keyakinan (akidah) kita. Janganlah kita mengotori akidah kita dengan dalih toleransi dan setia kawan. Kerana kalau dikata toleransi, Islamlah yang paling toleransi di dunia. Sudah berapa jauhkah kita mengayunkan langkah mengelu-elukan(memuja-muja) Valentine Day ? Sudah semestinya kita menyedari sejak dini(saat ini), agar jangan sampai terperosok lebih jauh lagi. Tidak perlu kita irihati dan cemburu dengan upacara dan bentuk kasih sayang agama lain. Bukankah Allah itu Ar Rahman dan Ar Rohim. Bukan hanya sehari untuk setahun. Dan bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu. Tetapi yang jelas kasih sayang di dalam Islam lebih luas dari semua itu. Bahkan Islam itu merupakan 'alternatif' terakhir setelah manusia gagal dengan sistem-sistem lain. Lihatlah kebangkitan Islam!!! Lihatlah kerosakan-kerosakan yang ditampilkan oleh peradaban Barat baik dalam media massa, televisyen dan sebagainya. Karena sebenarnya Barat hanya mengenali perkara atau urusan yang bersifat materi. Hati mereka kosong dan mereka bagaikan 'robot' yang bernyawa. MARI ISTIQOMAH (BERPEGANG TEGUH) Perhatikanlah Firman Allah : “…dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim”. Semoga Allah memberikan kepada kita hidayahNya dan ketetapan hati untuk dapat istiqomah dengan Islam sehingga hati kita menerima kebenaran serta menjalankan ajarannya. Tujuan dari semua itu adalah agar diri kita selalu taat sehingga dengan izin Allah s.w.t. kita dapat berjumpa dengan para Nabi baik Nabi Adam sampai Nabi Muhammad s.a.w. Firman Allah s.w.t.: “Barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya maka dia akan bersama orang-orang yang diberi nikmat dari golongan Nabi-Nabi, para shiddiq (benar imannya), syuhada, sholihin (orang-orang sholih), mereka itulah sebaik-baik teman”. Berkata Peguam Zulkifli Nordin (peguam di Malaysia) di dalam kaset 'MURTAD' yang mafhumnya :- "VALENTINE" adalah nama seorang paderi. Namanya Pedro St. Valentino. 14 Februari 1492 adalah hari kejatuhan Kerajaan Islam Sepanyol. Paderi ini umumkan atau isytiharkan hari tersebut sebagai hari 'kasih sayang' kerana pada nya Islam adalah ZALIM!!! Tumbangnya Kerajaan Islam Sepanyol dirayakan sebagai Hari Valentine. Semoga Anda Semua Ambil Pengajaran!!! Jadi.. mengapa kita ingin menyambut Hari Valentine ini kerana hari itu adalah hari jatuhnya kerajaan Islam kita di Sepanyol.. APRIL'S FOOL DAY : hari dimana boleh menyakiti orang lainMurtadin & Jahiliyah Oleh : Erros Jafar 01 Apr 2005 - 8:00 am Cerita menyedihkan dibalik April Mob Hari ini tepat tanggal 1 April, biasanya banyak diantara kita akan begitu sibuk dan bersiap siap untuk merayakannya dengan membuat rencana besar untuk MENIPU orang lain / sahabat / saudara terdekat pacar dan bahkan orang tua sendiri. Budaya tersebut begitu eratnya melekat, seakan akan pada tanggal 1 April tersebut, kita boleh berbuat DOSA. Kepala kita penuh dengan rencana mencari mangsa-mangsa untuk dipermain-mainkan. Bahkan sewaktu sedang bekerja atau sedang makan pun kita akan mencari cara dan membuat rencana 'penganiayaan' ini. Yang penting kita ingin puas melihat muka mangsa-mangsa gurauan April Mop mereka merah padam karena dipermain-mainkan. Padahal baru saja mereka diberikan kado/ucapan Kasih Sayang pada hari St.Valentino 14 Feb Lalu. Ini adalah sebuah Kekonyolan disamping juga bertentangan dengan Aqidah dan tidak membawa manfaat sedikitpun. Sewaktu masa sekolah dahulu, pernah terbaca tentang suatu tragedi yang terjadi pada tanggal 1 April ini. Seorang suami yang suka jahil tentang agama, telah mengucapkan, 'Aku ceraikan kamu dengan talak 3' pada isterinya dengan niat untuk bercanda. Isterinya yang pada mulanya tercengan-cengang terus meraung, kemudian si suami dengan muka tanpa dosa kemudian mengucapkan 'April MOP!!'. Setelah itu, giliran si suami pula untuk meraung saat diberitahu bahwa talak yang dilafazkan tersebut telah jatuh!!!. Wahai umat Islam, berhati hatilah terhadap budaya ini..... hindari diri kita dari berbuat Dzolim apalagi April's Mop bukanlah budaya Islam. Tetapi tahukah anda berapa banyak diantara kita yang tidak mengetahui kenyataan pahit Sejarah yang menimpa umat Islam Spanyol di belakang perayaan April's Mop ?? Tragedi Pembantaian Umat Islam Spanyol QS Albaqaroh 2:120*** Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yg benar)". Dan sesungguh nya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengeta huan datang kepadamu, maka Allah tdk lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. Sebagaimana sudah firman Allah SWT tersebut, sepanjang masa, tidak akan pernah hilang keinginan mereka musuh-musuh Islam untuk selalu menghancurkan Islam dan memadamkan cahaya Allah SWT. berbagai cara akan mereka lakukan, termasuk sejarah pembantaian muslim Spanyol pun 1 April berkembang menjadi perayaan April's Mop. Dahulu kala, Muslim Spanyol bukan hanya beragama Islam namun memperaktekkan kehidupan secara Islam. Mereka tidak hanya membaca Al-Qur'an tapi juga bertingkah laku berdasarkan Al-Qur'an. Mereka selalu berkata tidak untuk musik, untuk bir dan juga segala hal yang diharamkan dalam Islam. Jika mereka membaca tentang hijab di Al-Qur'an, mereka memperaktekkan nya tidak seperti kebanyakan kita. Kaum Kafir mencoba membersihkan Islam dari kekuasaan Spanyol, mereka selalu gagal. Telah beberapa kali dicoba tapi selalu tidak berhasil. Lalu mereka mengirim pengintai ke Spanyol untuk mempelajari Islam dan menemukan bahwa kekuatan yang dimiliki kaum Muslim adalah taqwa. Begitu kaum Kristen mengetahui kekuatan umat Islam, mereka mencari strategi untuk menghancurkannya. Mulailah dengan mengirim alkohol dan cigarette secara gratis kepada mereka. Taktik ini cukup berhasil dan melemahkan keyakinan umat Islam terutama kaum mudanya. Hasil dari usaha ini adalah jatuhnya Spanyol dari kekuasaan umat Islam dan mengakhiri penguasaan umat Islam seluruhnya terhadap Spanyol selama delapan ratus tahun. Daerah terakhir yang jatuh kepada kekuasaan kaum Kristen adalah Grenada (Ghornata) pada tanggal 1 April Dibalik perayaan April Mop (April Fool's Day) ini, sangat dipercayai bahwa April Mop mula mula dirayakan pada saat kejatuhan kerajaan Islam di Spanyol. Setelah sekian lama berkuasa di Granada, Spanyol, kerajaan Islam akhirnya runtuh diserang tentara-tentara Kristen. Penduduk-penduduk Islam di Sepanyol (Moors) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara Kristen tidak puas dan berusaha untuk menghapuskan orang-orang Islam dari Spanyol. Penduduk-penduduk Muslimin ini, diberitahu bahwa mereka diperbolehkan berlayar keluar dari Spanyol dengan barang-barang keperluan mereka dengan menggunakan kapal-kapal yang berlabuh di perlabuhan. Orang-orang Muslimin khawatir dan curiga atas tawaran tersebut, dikhawatirkan tawaran tersebut merupakan suatu penipuan, kemudian mereka pergi kepelabuhan untuk melihat apakah ada kapal yang dimaksud oleh tentara Kristen dan setelah dilihat keberadaan kapal kapal dipelabuhan, merekapun membuat persiapan untuk berlayar. Keesokan harinya (1 April), mereka mengambil semua barangan yang telah disiapkan lalu menuju ke perlabuhan. Pada saat itulah, pihak Kristen mengambil kesempatan menggeledah dan membakar rumah penduduk-penduduk Islam itu. Bahkan mereka juga tidak sempat untuk menaiki kapal karena semuanya telah musnah dibakar. Pihak Kristen kemudian menyerang kaum Muslimin dan membunuh kesemuanya, lelaki, perempuan, serta anak-anak kecil. Peristiwa berdarah yang meyedihkan ini kemudiannya dirayakan oleh tentara Kristen. Perayaan ini akhirnya dirayakan setiap tahun bukan saja di Spanyol tetapi juga di seluruh dunia sebagai April Fool's Day. Yang menyedihkan, orang-orang Islam yang jahil pun turut memperingati April Fool's Day tanpa menyadari mereka sebenarnya merayakan ulang tahun pembunuhan masal saudara se-Islam mereka sendiri. Wahai umat Islam, berhati hatilah terhadap budaya ini..... hindari diri kita dari berbuat Dzolim. Ingatkanlah saudara saudara kita sesama muslim. - Ingatlah bahwa tanggal 1 April adalah hari pembantaian umat Islam Spanyol - Dan yang penting dalam Al Quran & Hadist tidak ada perintah dimana boleh menipu orang lain sebagai bahan gurauan. Terlepas dari apapun sejarahnya gurauan / Fool tersebut, mereka para musuh musuh Islam yang berlindung dibalik retorika Toleransi, Demokrasi, Liberalisasi, HAM, Persamaan Gender atau senjata Bush Laknatullah yang popular saat ini "War on Terrorism dan Iraqi Freedom" percayalah mereka justru sangat serius ingin memudarkan cahaya Islam. Semoga Allah sentiasa membuka pintu taubat untuk kita. Amiiin Iblis Laknatullah itu bernama Homoseksual ( part 2 )Murtadin & Jahiliyah Oleh : Erros Jafar 23 May 2005 - 2:00 am Baca : Iblis itu bernama Homoseks ( part 1 ) Iblis itu bernama Homoseks ( part 3 ) Namanya Dede Oetomo, lahir di Pasuruan, 6 Desember 1953, Staf pengajar di FISIP Universitas Airlangga ini menyelesaikan studi doktornya dalam bidang linguistik di Cornell University. Penampilanya benar benar jantan, berbeda dengan Dorce penampilannya benar benar sudah wanita walaupun kadang kadang terlihat "agak berantakan sebagai wanita", namun tekadnya untuk menjadi wanita patut kita hargai. Siapa yang tidak kenal dengan Dede Oetomo ? Berbeda dengan Dorce yang sudah wanita, dibalik kejantanannya ternyata pribadi kewanitaan Dede sangat menonjol, namun Dede tetap berpenampilan sebagai laki laki dan tidak mau merubah dirinya menjadi wanita, sehingga sepak terjangnya bisa mengecoh siapa saja. Dikalangan kaum Homoseksual Dede memiliki kesibukan dan pekerjaannya sangat "khusus" yakni sebagai aktivist Gay (kaum homoseks) dengan skala tingkat dunia. Yang menarik untuk saya angkat dalam tulisan ini adalah bukan persamaannya karena mereka Dede Oetomo dan Dorce adalah sama sama dilahirkan sebagai pria, namun memiliki perbedaan yang sangat jauh bagai bumi dan langit terutama dalam menjalankan kehidupan sosial & agama mereka sehari hari. Berbagai upaya jeng Dede lakukan agar perilaku "SAKIT" kelompok ini dapat diterima oleh masyarakat luas di Indonesia dengan kemasan istilah "Gay" alias "Homoseksual". Jeng Dede adalah salah satu pendiri dan aktivis Lambda Indonesia (1982), organisasi gay pertama di Indonesia, pendiri dan Ketua KKLGN (Kelompok Kerja Lesbian dan Gay Nusantara), juga Jeng Dede merintis publikasi Majalah GAYa NUSANTARA. Bersama sama dengan saudara kembarnya yang juga "berperilaku SAKIT" kaum "LESBIAN", dede aktif dalam berbagai kegiatan mendoktrin masyarakat terhadap kelompok lesbian-gay. Dari hasil jeri payahnya Dede mendapat anugerah Felipe de Souza Award dari International Gay and Lesbian Human Rights Commision (IGLHRC), pada tahun 1998 dan Utopian Award Gaya Nusantara Jl. Mulyasari Timur No.46, Surabaya-JAWA TIMUR-60112 Tel: 031-5934924, Fax: 031-5993569 e-mail: gayanusa@ilga.org - www.gayanusantara.org APA BEDANYA DEDE vs DORCE? Saya berlepas diri untuk tidak membicarakan masalah "perubahan statusnya yg menjadi wanita". Dorce ? di zaman yang edan sekarang ini di Indonesia, siapa yang tidak kenal dengannya ? politikus, selebritis, pemuka agama, dan bahkan kaum Dhuafa sangat mengenal sekali seorang bernama Dorce. Yang membuat banyak orang menjadi respect dengannya adalah dia gunakan status wanitanya sepenuhnya untuk mencari rezeki yang halal dan memanfaatkan penghasilannya untuk berperan serta memberdayakan kaum dhuafa. Berbagai usaha Dorce lakukan agar dirinya dapat diterima oleh masyarakat dengan berbuat amal kebajikan secara konkrit yang pada sebagian wanita menganggap kemampuan Dorce sudah melebihi takaran dibanding para wanita yang sesungguhnya. Dorce tidak menebar perilaku "SAKIT" kemasyarakat luas. Bahkan hampir saja kita masyarakat lupa bahwa Dorce adalah bekas Pria. Mudah mudahan Allah SWT dapat memberikan ganjaran yang setimpal dari usahanya mencari ke ridhoan Illahi. Itulah bedanya Dorce versus Dede Oetomo, dengan berbagai jaringannya Dede Oetomo didalam dan luar negeri dengan secara ekstrim dan terang terangan menebar perilaku "SAKIT kesegala pelosok Indonesia. Dan secara perlahan lahan tapi pasti menebar perilaku "SAKIT" tersebut kedalam rumah rumah Muslim. Apakah kerja keras Dede Oetomo berhasil ? Yah SUDAH !! Kita lihat saja sekarang ini kehidupan Homoseksual sudah menjadi bagian dari kehidupan sosial masyarakat kita dan sudah membanjir di TV, Radio, Majalah dan berbagai media. Bahkan sudah melanda dikalangan pelajar yang diantaranya dikalangan pelajar Bandung yang notabene mereka adalah Generasi Muslim. Inilah hasil kerja Iblis Laknatullah yang seharusnya wajib dilaknat dan diberantas oleh kaum Muslimin negeri ini. Lagi lagi kita hampir saja lupa, bahwa dibalik ini telah menganga lebar lebar kemungkinan besar terulangnya sejarah pemusnahan negeri seperti yang dialami oleh kaum Luth. Naudzubillahi min Dzalik ! Masihkah kita bertanya dan bernyanyi "Tuhan Marahkah Kau Padaku ?". Berikut ini saya kutipkan pemberitaan dari harian Republika Semoga Bermanfaat. Wassalam Erros Jaffar -------------------------------------------------------------------------------- Gay di Kalangan Pelajar Bandung Homoseksual jelas merupakan penyakit sosial, tren kebobrokan moral yang wajib diatasi, bukan hak azasi manusia yang mesti dilindungi seperti dituntut oleh kaum gay sekarang. KALAU saja pada zaman Nabi Luth sudah ada alat kamera syuting, tidak mustahil kita yang hidup kini dapat menyaksikan wajah dan bentuk adik Nabi Ibrahim ini, sekaligus mendengarkan nasihat dan pembicaraannya. Namun, kita masih dapat juga mengikuti kisah perjuangannya melalui berbagai kitab tafsir Al Qur'an dan sumber lainnya. Kisah Luth dan masyarakat Sodom mengingatkan manusia untuk menjauhi kebejatan moral yang tercermin dalam praktek homoseksual. Biladi masa Luth Allah menjatuhkan bencana longsor dan hujan batu terhadap pelaku kebejatan moral itu, kini Allah mengganjar pelakunya dengan penyakit HIV/ AIDS, perusak kekebalan tubuh yang belum ditemukan obatnya. Perilaku seksual yang menyimpang (homoseksual) merupakan penyakit sosial, tren yang terjadi akibat kekosongan iman, Homoseksual bukan merupakan hak azasi manusia yang harus dilindungi seperti dituntut oleh kaum gay dewasa ini. Sebagai penyakit sosial, perilaku homoseksual bisa terjadi di mana-mana. Namun kalau sampai menimpa kalangan pelajar, tentu sungguh memprihatinkan dan merupakan masalah besar, terutama bagi para orang tua. Survei di Kalangan Pelajar Bandung Hasil penelitian dan penelusuran Yayasan Priangan Jawa Barat di Bandung menunjukkan tingginya kasus homoseksual terjadi di kalangan pelajar. Betapa tidak, dari hasil survei didapat sebanyak 21% siswa SLTP dan 35% siswa SMU disinyalir telah melakukan perbuatan homoseksual. Survei di tujuh kota besar di Jawa Barat semakin memperjelas kondisi tersebut. Survei ini dipertegas lagi dengan adanya temuan dari Pelajar Islam Indonesia (PII) wllayah Jawa Barat. Setelah melakukan polling antara bulan September-November 2002 dengan menyebar angket sebanyak 400 lembar, hasilnya cukup mencengangkan. Sekitar 75% pelajar dan mahasiswa di berbagai kota di Jawa Barat melakukan penyimpangan kategori kenakalan remaja. Mereka terlibat tawuran, narkotika dan penyimpangan perilaku seksual. Survei menunjukkan 45% pelajar melakukan perilaku penyimpangan seksual dan di antaranya 25% pelajar pria melakukan perbuatan homoseksual, PII menggunakan responden berusia antara 12-24 tahun. "Kendati kasus homoseksual tidak sebesar tawuran dan narkotika, tapi bila dibiarkan hal ini tentu bisa menimbulkan kerawanan sosial, terlebih perbuatan ini jelas-jelas melanggar aturan agama. Disinyalir pula ada komunitas kaum homoseksual di kalangan pelajar tersembunyi dan mereka berada di sekolah-sekolah favorit. Demikian menurut Ruslan Abdul Gani, Ketua Pll wilayah Jawa Barat. Kerawanan sosial memarig ta terhindarkan dengan adanya kasus ini tidak sedikit mereka yang melakukaan penyimpangan perilaku seksual membumbuinya dengan kemaksiatan lain. Mereka melakukan apa saja asal bisa memenuhi yang mereka inginkan, termasuk berupaya dengan segala cara untuk mendapatkan sejumlah uang. Semakin parah ketika muncul kenyataan, perilaku homoseksual dijadikan sebuah profesi khusus dengan ekonomi. Gawatnya lagi kebiasaan ini sengaja ditularkan kepada para pelajar. Tidak sedikit dari pelajar yang terjerumus “menikmati" kebiasaan yang bertentangan dengan moral dan agama ini. Tugas Berat Orangtua Frank!, ketua Yayasan Priangan menjelaskan, mereka yang terkena perilaku homoseksual sengaja mencari-cari kesempatan untuk memenuhi syahwat setani tersebut, termasuk melakukannya dengan teman sekolah sendiri. Maka sudah seharusnya para orangtua memperhatikan perkembangan anak laki-lakinya, terutamayang telah mencapai usia siswa dan mahasiswa. Perlu dipantau, antara lain, kemana dia pergi, kegiatan apayang hendak dilakukannya bersama temannya, dengan siapa ia bergaul dan seterusnya. Dalam pada itu, masyarakat tidak perlu bersikap hanya mencaci, membenci dan menyalahkan para pelaku, Yang perlu adalah pemberian solusi terhadap permasalahan yang terjadi. Beberapa di antara solusi itu adalah sebagai berikut: Pertama, harus ada usaha untuk menghindari hal-hal yang bisa menimbulkan rangsangan (stimulasi seks). Kedua, bila sudah cukup umur, segera dinikahkan. Ketiga, perlu adanya pemasyarakatan nilai-nilai agama agar bisa dipahami secara utuh dan substansial oleh pelajar, termasuk memberi batasan-batasan pergaulan, akhlak keteladanan dari pendidik serta pentingnya kejelasan bahwa perbuatan yang menyimpang itu jelas-jelas melanggar agama. Kalau dibiarkan berlarut-larut akan sangat membahayakan. Dalam hal ini berbagai pihak perlu memberi perhatian pada para pelajar, Generasi penerus harus diselamatkan dari dampak buruk yang ditimbulkan kasus di atas. Jika tak sekarang, kapan lagi? Setelah azab tiba? Tentu tidak, dan kita harapkan, itu tak terjadi. (EraMuslim.com) Homoseksualitas yang muncul pada masa Nabi Luth ternyata tidak dapat hilang dari permukaan bumi ini, bahkan pada masa kini telah menjalar ke berbagai pelosok di dunia ini, dan menyebarkan penyakit HIV/AIDS yang sangat berbahaya dan sampai sekarang belum ditemukan obatnya. Untuk memberantas penyakit sosial itu tidak cukup dengan ilmu pengetahuan saja. Sebab munculnya perbuatan itu, karena kekosongan iman dan taqwa kepada Allah SWT, serta kerusakan akhlak. Maka untuk mengubur tradisi buruk itu harus melalui pendidikan keagamaan, terutama pendidikan Islam, dengan meningkatkan taqwa dan iman kepada Allah SWT, di samping melalui pendidikan kesehatan. Main-main Jadi Perangai Sekalipun kaum Nabi Luth yang durjana itu telah diberi peringatan keras oleh Nabi Luth agar meninggalkan tradisi buruk itu, sebagaimana diungkapkan pada surat al-A'raf (7): 81, an-Naml (27): 55, dan al-'Ankabut (29): 29, tetapi mereka tetaptidak may meninggalkannya, bahkan menantang Nabi Luth agar Allah menurunkan azab kepada mereka, karena mereka ragu-ragu terhadap kebenaran pengakuannya sebagai Nabi Allah SWT Kaum Nabi Luth memang terkenal berperangai keras dan kasar, amat sulit menerima pendapat orang lain, sekalipun pendapat itu benar dan baik. Sangat berbeda dengan perangai Nabi Luth, yang lemah lembut, bersih dari segala noda, baik lahir maupun batin. Perbuatan kejahatan itu padamulanya dimulai dari yang kecil, kemudian meningkat sedikit demi sedikit, akhirnya menjadi besar, dan menjadi perangai dan watak yang melekat. Bila telah demikian, sangat sulit mengubah dan memperbaikiriya, bahkan yang bersangkutan menganggapnya sebagai hiburan yang menyenangkan. Kaum Nabi Luth pun pada mulanya hanya main-main belaka, tetapi lama kelamaan menjadi berkembang dan membesar, dan akhirnya menjadi darah daging yang sulit ditinggalkan. Karena mereka tidak mau bertobat dan malah membangkang terhadap peringatan Nabi Luth, maka akhirnya mereka ditimpa bencana yang sangat dahsyat, sehingga hancur binasa. Hanya Nabi Luth dan sebagian keluarganyayang selamat, kecuali istrinya, karena dia termasuk orang yang tidak beriman, sebagaimana diungkapkan dalam firman Allah, "Kemudian Kami seiamatkan dia dan pengikut-pengikutnya, kecuali istrinya: dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu," (QSal-A'raf[7]:83-84). Azab Allah Azab yang ditimpakan kepada mereka merupakan hujan batu yang diturunkan dari langit. Rasyid Ridha dalam tafsirnya mengatakan, kebenaran ayat itu sangat masuk akal. Beberapa laporan menyebutkan bahwa sebagian penghuni pantai laut mengalami turunnya hujan tanah, dan kadang-kadang hujan ikan yang diturunkan bersama air hujan. Angin kencang memang sering membawa debu banyak hingga terkumpul dalam awan, kemudian turun bersama air hujan seperti tanah lumpur. Menurut Rasyid Ridha, ada juga kemungkinan hujan batu tersebut merupakan sisa-sisa pecahan pecahan benda-benda langit seperti meteor, yang kemudian ditarik oleh bumi setelah mendekatinya. Kadang-kadang benda tersebut terbakar karena kecepatan dan kekuatan gravitasi (gaya tarik) bumi, dan kadang-kadang selamat dari kebakaran dan jatuh ke bumi dengan suara yang amat keras. Sering pula pecahan tersebut ditemukan orang dan disimpan di musium (Rasyid Ridha, VIII: 516). Menurunkan hujan batu bukaniah hal yang mustahil bagi Allah, dan pada saat sekarang pun dapat terjadi jika Allah menghendakinya, misalnya karena letusan gunung berapi dan sebagainya. Walllaahu a'lam. (RioL) Be Aware !! Sjetan Sjetan Homoseksual sedang mengintai keluarga anda Ahlan Wa Sahlan "Binatangisme"Murtadin & Jahiliyah Oleh : Redaksi 05 Aug 2005 - 12:14 am Oleh : M. Shiddiq Al-Jawi Tragedi di masa depan, adalah semakin banyaknya kaum nihilis. Mereka bukan hanya kalangan ilmuwan bahkan kaum agamawan yang liar. Itulah saat yang layak disebut 'binatangisme' Anda mungkin pernah melihat tayangan acara Fenomena di Trans TV pada Jumat tengah malam pukul 24.00 WIB 9 Juli 2005. Dalam program itu diekspos seputar bisnis esek-esek di Makassar; seperti seks becak lambat, tari erotik, dan karaoke plus. Beberapa waktu sebelumnya, dalam acara Good Morning, Senin, 13 Juni 2005, pukul 08.30 WIB, Trans TV telah melakukan kampanye legalisasi perkawinan sejenis. Seorang lesbian digambarkan sebagai pejuang atau bahkan pahlawan. Trans TV melakukan kampanye legalisasi perkawinan sesama jenis. Ketika itu ditampilkan sosok wanita lesbian bernama Agustin, yang mengaku sudah 13 tahun hidup bersama pasangannya yang juga seorang wanita. Praktik hubungan seksual dan perkawinan sesama jenis, katanya, adalah sesuatu yang baik. Program serupa itu juga ada di TV lain. Lativi misalnya, pernah mengangkat liputan esek-esek seperti; Jakarta Underground, Cucak Rawa, dan Bunglon. Belum lagi tarian-tarian yang sangat vulgar seperti fenomena Inul Daratista dan Annisa Bahar yang sudah tergolong penari-penari pornoaksi yang amoral. Program-program murahan ini umumnya digemari semua kalangan produsen TV. Ada acara jual goyangan seperti Digoda, Joged, Duet Maut, dan Kawasan Dangdut. Perilaku yang kita anggap amoral dan tidak normal (dissorder) justru oleh media TV disajikan sebagaimana biasa, seolah-olah sesuatu yang sah saja. Hampir banyak kita temukan figur-figur yang bergaya waria. Entah dia waria sungguhan atau hanya pura-pura. Rasanya, seolah kurang lengkap jika TV tak mengontrak seorang presenter waria alias banci. Liputan kehidupan kaum gay atau lesbian. Yang juga diangkat melalui film layar lebar berjudul Arisan. Alih-alih berbisnis, pemutaran film seperti ini seolah ingin mengkampanyekan bahwa perilaku laknat seperti itu adalah hal yang lumrah, sah-sah saja, dan tak perlu dipersoalkan. Sering pula kita jumpai tayangan bejat lainnya seperti kehidupan komunitas para penjaja seks, baik wanita maupun laki-laki (gigolo), pelacuran anak-anak di bawah umur, fenomena 'ayam kampus', kehidupan tante-tante girang dan oom-oom senang, pesta seks (orgy), fenomena tukar pasangan (swinger), serta berbagai gejala penyimpangan seksual lainnya. Menuju Liberalisme Ada tiga fenomena mendasar yang kita saksikan dalam perkembangan menghawatirkan sehubungann liarnya media massa di Indonesia belakangan ini. Pertama, secara sosial, telah terjadi proses rekayasa sosial (social engineering) yang disengaja untuk mentransformasikan masyarakat kita menuju masyarakat sekuler-liberal. Kedua, secara ekonomi membuktikan kaum kapitalis (pemodal) telah menguasai media demi uang semata tanpa peduli moral masyarakat. Ketiga, secara politik menunjukkan pemerintah kita tidak punya tanggung jawab dalam urusan moral umat. Fenomena media liberal (saya lebih senang menyebutnya liar) membuktikan bahwa masyarakat kita sekarang sedang digiring oleh kekuatan kapitalisme global untuk bertransformasi menuju masyarakat sekuler dan liberal, sebagaimana masyarakat Barat. Tayangan-tayangan TV yang liar seperti secara halus akan menyusup pada rana publik dan secara sengaja pula menjajakan nilai kebebasan (freedom, liberty). Melalui ruang publik (public sphere) itulah kemudian melahirkan opini umum (public opinion), dan selanjutnya berproses menjadi shared values, yaitu acuan nilai kultural yang disepakati bersama. Jika dulu kalangan ahli psikologi memasukkan gay dan lesbianisme sebagai salah satu diantara bentul kelainan seks (sexual-dissorder), tetapi kini orang biasa memandangnya, karena media massa –lah yang mengkampanyekanya. Kebebasan tanpa batas adalah mind-set kaum sekuler-liberal. Bahwa kebebasan adalah nilai ideal yang harus diujudkan dalam suatu masyarakat. Dalam pidato pelantikannya sebagai presiden tanggal 20 Januari 2005 lalu, George W. Bush mengatakan ,"When you stand for your liberty, we will stand for you." (Jika Anda berjuang untuk kebebasan Anda, maka kami akan bersama Anda). Bush juga menegaskan, "The best hope for peace is the expansion of freedom." (Harapan terbaik untuk perdamaian, adalah melakukan ekspansi kebebasan) (Newsweek, 31 Januari 2005). Perhatikan pilihan kata Bush, yang menggunakan "ekspansi kebebasan" (expansion of freedom). Jelas, mengindikasikan bahwa kebebasan adalah nilai asing yang dicekokkan secara paksa ke dalam tubuh masyarakat kita yang mayoritas muslim. Tentu ekspansi kebebasan ini jangan diartikan harfiyah bahwa yang mengusung nilai-nilai kebebasan haruslah orang kulit putih seperti orang Amerika atau Eropa. Bisa jadi, dan ini memang sudah terjadi, yang mengusungnya justru orang kita sendiri yang berkulit sawo matang dan bahkan, beragama Islam. Namun pikiran mereka tentu telah terkotori oleh paham liberal gaya kapitalis. Anti Moralitas Secara ekonomi, eksistensi media liberal membuktikan kaum kapitalis adalah pihak yang sungguh tak bertanggung jawab. Karena mereka hanya memikirkan bagaimana mengeruk keuntungan pribadi dengan cara nista. Ketika banyak pihak mengecam goyang Inul justru media mengangkatnya tinggi-tinggi hanya untuk mengejar rating dan iklan. Uang, adalah Tuhan bagi industri hiburan. Kata Adam Smith, dalam The Wealth of Nations (1776), jika tukang daging menjual dagingnya kepada Anda, itu bukan karena dia berbelas kasihan atau bersimpati kepada Anda, melainkan karena dia mengejar keuntungannya sendiri. Bicaralah uang karena hidup adalah uang. Itulah cita-cita kapitalisme dan kaum liberalis. Ciri berkembangnya fenomena sekulerime-liberalisme adalah hadirnya kaum nihilis. Alih-alih sebagai pejuang keadilan, mereka selalu menempatkan kata 'netral' sebagai penyelamat moral. Kaum seperti ini tak pernah bisa membedakan mana yang benar menurut hati nurani dan mana yang salah. Karena itu, jangan heran bila kemudian muncul jawaban-jawaban seperti; "Kalau tak suka acaranya, matikan saja TV yang Anda tonton." Logika nihilisi seperti ini tak hanya milik produser TV. Hampir semua orang, para seniman, artis, selebritis dan tak terkecuali para ilmuwan ikut terserat ke dalamnya. Tatkala muncul pro kontra pose bikini Artika Sari Devi --wakil Indonesia dalam Miss Universe— dengan entengnya seniman Sujowo Tejo santai mengomentari,"...Yang bikin porno itu pikiran kita." Jadi, bagi orang seperti Sujiwo Tejo, atau para pemuja liberalisme, yang salah itu otak kita. Artika tidak salah, media juga tak salah, pemerintah juga tak berdosa. Inilah logika kaum nihilis. Logika kaum nihilis membolehkan orang bertelanjang berlenggang-kangkung di jalan-jalan, di pasar, di panggung hiburan. Boleh saja di film dan layar TV menjajakan 'ketelanjangan' asalkan otak bisa sopan.. Ketika umat Islam –yang juga mayoritas pemilik negeri ini—dan menjerit-jerit untuk menghentikan 'media liar' melalui RUU Pornografi dan Pornoaksi, para LSM dan suara kaum nihilis justru melawannya beramai-ramai. Mereka yang menamakan diri "Jaringan Program Legislasi Nasional" (Prolegnas) Pro Perempuan, yang beranggotakan 35 organisasi perempuan --termasuk Komnas Perempuan, Kowani, Puan Amal Hayati, Muslimat NU, Cetro, Aliansi Pelangi Antarbangsa, Kalyanamitra, Pusat Krisis Terpadu RS Cipto Mangunkusumo, LBH Jakarta, dan LBH APIK Jakarta-- menilai RUU tersebut justru berpotensi melahirkan kekerasan aru, menempatkan korban menjadi pelaku, terutama pada korban perempuan dan anak, melanggar kebebasan berekspresi, dan membakukan standar kesusilaan berdasarkan pemahaman satu kelompok saja (Kompas, 2/7/2005). Seorang anggota jaringan tersebut hanya mempersoalkan salah satu isi pasal pornoaksi berpotensi mengkriminalkan semua perempuan hanya karena ada istilah "dilarang memperlihatkan payudara di muka umum." "Tidak dijelaskan payudara siapa." Katanya sinis. "Bagaimana dengan ibu-ibu yang menyusui bayinya di muka umum? Bagaimana dengan kebiasaan masyarakat mandi dan buang air di kali?" Demikian pertanyaan rewel aktivis itu. Seorang pengelola pesantren, Abdul Moqsith Ghazali bahkan terkesan menghalang-halangi RUU yang dibutuhkan umat Islam tersebut. Pria yang juga aktifis Islam liberal itu mengugat pasal "dilarang mempertontonkan alat kelamin di muka umum" dengan mengatakan , "Lalu bagaimana dengan orang yang mandi di sungai?" (Kompas, 2/7/2005). Selera kaum liberalis (sebut saja kaum nihilis) pada akhirnya membolehkan apa saja secara bebas dan liar tanpa adanya otoritas pelarangan baik atas nama pihak berkuasa atau kaum yang sering mereka ledek sebagai kaum moralis. Semua boleh hidup bebas meski itu liar. Saya teringat George Orwell, pengarang novel "Animal Farm" yang oleh mendiang Mahbub Djunaidi diindonesiakan menjadi novel "Binatangisme". Dalam kehidupan 'Binatangisme' orang boleh hidup semau-gue. Undang-undang kaum 'Binatangisme" adalah 'siapa yang kuat itulah yang menang'. Bahkan dalam kehidupan 'Binatangisme', seorang anak boleh saja menggauli ibundanya sendiri tanpa harus takut agama atau ditangkap polisi. Ituklah makna kebebasan!. Tragedi di masa depan, adalah semakin banyaknya kelahiran kaum nihilis berselera 'binatangisme'. Mereka bukan hanya kalangan ilmuwan bahkan kaum agamawan. Mereka bahkan fasih terhadap ayat suci tetapi lupa 'hati-nurani'. Justru merekalah pendukung utama jalan-jalan 'liar'. Sebab atas nama kebebasan, mereka tak lagi pernah berani mengatakan haq dan batil. Untuk itu, tak ada kata yang tepat bagi mereka selain ucapan, "Ahlan Wa Sahlan 'Binatangisme'." *) Penulis adalah dosen STEI Hamfara, Yogyakarta dan aktivis HTI sumber : Hidayatullah.com Penebar Islam Liberal = Domba Kaum ZionisMurtadin & Jahiliyah Oleh : Redaksi 06 Sep 2005 - 1:30 am “Peran yang dimainkan oleh orang-orang liberal, para pemimpi utopis itu, pada akhirnya akan dimainkan ketika pemerintah kita mereka akui. Sampai saat itu, mereka akan tetap melayani kita dengan baik. Oleh karena itu, kita akan terus mengarahkan pemikiran-pemikiran mereka kepada segala macam konsepsi dengan teori-teori fantastis, baru, dan nampak progresif: yang akan sia-sia, karena kita tidak akan mengisi kepala-kepala kosong para goyim (istilah Ibrani bagi orang non-Yahudi atau gentile menurut istilah Latin) itu dengan kemajuan ataupun dengan keberhasilan yang sempuma; hingga tidak satu pun dari otak para goyim itu yang mampu memahami, bahwa di dalam kata liberal ini tersembunyi pengertian tentang keberangkatan untuk meninggalkan segala aspek kebenaran, karena hal itu bukanlah masalah tentang penemuan-penemuan materi, dan karena kebenaran itu hanya satu, yang di dalamnya sudah tidak ada lagi tempat bagi kemajuan (progress). Kemajuan itu bagaikan sebuah gagasan yang keliru, bekerja untuk menutupi kebenaran, sehingga tak seorang pun dapat mengetahui tentang kebenaran itu, kecuali kita, Manusia Pilihan Tuhan, yaitu wali-wali-Nya.” (Kutipan Protokol Ke-13 dari Protocols of the Learned Elders of Zion). Pencipta Isme-Isme Bila Anda pernah membaca Protocols of the Learned Elders of Zion (Protokol Panatua Panutan Kaum Zionis), yang lazim juga disebut Protocols of Zion, maka dengan gamblang kita akan memahami bahwa para Panatua Panutan Zionis di abad ke-18 –yang mereka sebut Abad Pencerahan (Enlightment Era), yang hampir secara bersamaan lahir gagasan-gagasan tentang nasionalisme sebagai antithesis terhadap feodalisme dan sosialisme sebagai antithesis terhadap kapitalisme serta sekularisme sebagai antithesis theokratisme– adalah pencipta isme-isme dunia yang saling bertentangan itu. Jadi, semua isme dunia yang pernah kita kenal –yang sebagian di antaranya sempat dianut oleh berbagai golongan atau partai politik di Indonesia– pada hakikatnya lahir dari Satu Ibu Kandung yang sama. Lalu, mengapa mereka harus menciptakan dan mempromosikan isme-isme yang saling bertabrakan itu? Untuk mencoba mengerti hal itu, kita harus mampu memahami sistem, struktur, dan budaya yang mereka anut. Sistem yang mereka anut disebut Fertile Crescent System, struktur yang mereka gunakan disebut The Golden Triangle Structure dan budaya yang mereka pakai adalah Conflict Culture. Artinya, konflik merupakan budaya yang terkandung di dalam sistem dan struktur yang mereka anut dan gunakan. Tanpa konflik, struktur yang mereka gunakan akan runtuh dan secara serta-merta sistem yang mereka anut pun akan hancur (catastrophic level). Oleh karena selama puluhan abad sistem peradaban yang kita anut mengacu pada Fertile Crescent System – yang konon didisains oleh Raja Babylonia, Nimrod atau Namrud, 4 millennium yang lalu– maka dengan sendirinya dunia kita selama puluhan pula tak pernah damai, alias selalu terjerumus dari satu peperangan ke peperangan yang lain. Di Eropa, Fertile Crescent System dikenal dengan Labyrinth/Knossos dan di China disebut San Kuo. Kebenaran Mutlak Kalau kita berbicara tentang kebenaran, maka tentu saja hanya ada satu kebenaran, yaitu Kebenaran dengan K besar (uppercase) yang artinya Kebenaran Mutlak. Tentu saja Kebenaran dengan K besar hanya milik Yang Satu pula, yaitu Sang Maha Pencipta. Sebaliknya, bila kita berbicara tentang ‘kebenaran’ dengan ‘k’ kecil (lowercase), kita akan menemukan banyak ‘kebenaran’. Nah, di sinilah para pemikir, penabur, penganjur, dan penganut Islam Liberal bermain. Bermain-main dengan ‘kebenaran’ (‘k’ kecil), tetapi mencoba menghujat Kebenaran (K besar). Tentu saja hal itu bukan maqom-nya. Artinya tidak sepadan. Kalau ada cendekiawan yang melayani perdebatan dengan penganut Islam Liberal, sama dengan mereka bermain gaple, permainan akal-akalan. Bagaimana tidak? Seorang pemain gaple yang pada gebrakan awal mengeluarkan kartu balak empat, berharap lawan-lawannya berfikir bahwa dialah memegang banyak kartu gacoan empat. Ketika lawan-lawannya menutup kedua pintu empat itu, ia senang sekali, karena pada kenyataannya kartu gacoan empatnya cuma satu itu. Tentu saja yang ‘main’ adalah kartu lain yang bukan gacoan empat. Lawan-lawannya kecele, karena kartu empat yang ada di tangan mereka justeru tak pernah bisa keluar lagi, karena tak diberi kesempatan untuk muncul. Begitu pula dengan para penganut Islam Liberal, mereka menafikan hukum wajib menutup aurat dengan pernyataan bahwa pakaian yang tertutup merupakan budaya Bangsa Arab. Jadi, hukum menutup aurat bukan Kebenaran, sehingga perintah tersebut boleh-boleh saja tidak diikuti. Apalagi sekarang ini, wanita-wanita telanjang atau setengah telanjang atau mempertontonkan pusarnya bertebaran di mana-mana. Dan, hal itu telah ‘diterima’ zaman, karena tidak ada yang protes dan banyak pula diikuti oleh kaum wanita dari perkotaan hingga ke perdesaan. Konsekuensinya, agar Islam dan al-Qur’an tetap eksis, maka Islam dan al-Qur’an harus mengintil-ngintil di belakang zaman. Inilah pemahaman mengenai ‘kebenaran’ penganut Islam Liberal, yang sesungguhnya bukanlah Kebenaran. Bagi mereka yang cukup mengerti tentang hukum-hukum Islam, tentu saja akan mampu membaca ‘permainan gaple’ tersebut. Para penganut Islam Liberal menafikan Kebenaran Mutlak. Kata mereka, “Tidak ada itu Kebenaran Mutlak, yang ada adalah kebenaran relatif.” Tetapi, entah karena licik atau idiot, mereka memberikan postulat bahwa zaman ini pasti menuju kepada Kebenaran Mutlak, karenanya Islam maupun al-Qur’an harus ‘mengikuti’ (mengintil-ngintil) zaman. Terbuktilah bahwa perdebatan tentang ini hanya ‘akal-akalan’. Sama persis dengan ‘akal-akalan’-nya para Panatua Panutan Kaum Zionis, yang menciptakan ide liberal sebagaimana yang dikutip dari Protocols of Zion di awal tulisan ini. Mereka mengatakan, bahwa untuk mencapai Kebenaran Mutlak harus melalui proses liberalisasi. Padahal mereka mengetahui dengan pasti, bahwa di dalam kata liberal itu terkandung pengertian tentang keberangkatan untuk meninggalkan Kebenaran yang Satu. Kemudian, mari kita tengok postulat mereka yang lain, yakni Ummat Islam dilarang memandang dirinya sebagai masyarakat yang terpisah dari golongan yang lain. Kata ‘terpisah’ dalam hal ini dibuat tidak jelas. Para penganjur Islam Liberal menganggap wanita muslim yang mengenakan pakaian tertutup (menutup aurat) sebagai ‘memisahkan diri’ dari golongan yang lain, sementara yang mempertontonkan paha, pusar, dan sebagian payudaranya, tidak dianggap ‘memisahkan diri’ dari golongan yang lain; dan bahkan golongan kedua ini tidak dipermasalahkan, kalau tidak bisa dikatakan ‘didukung’. PIRAMIDA ILLUMINATI YAHUDI BERATINGKAT 13 Pyramida illuminati bertingkat 13 ini sama dengan gambar pyramida pada salah satu sisi Lambang Negara Amerika Serikat ( The Great Seal ). Humanisme merupakan dasar bagi ajaran Illuminati-Yahudi, sedangkan puncaknya adalah Rotschile Tribunal (Dinasti Bankir Yahudi asal Inggris) yang kini "malang-melintang pula didunia Industri - Asuransi - konsultan keuangan dan perbankan di Indonesia Sebagai konsekuensi tidak memisahkan diri dari golongan yang lain, Ummat Islam harus menjadi bagian dari keluarga universal yang berlandaskan humanisme, demikian pandangan para penganut Islam Liberal. Humanisme adalah landasan ideal kaum Yahudi-Illuminati (periksa Piramida Illuminati Bertingkat 13), sama dengan al-Qur’an yang merupakan landasan ideal bagi Ummat Islam dari dulu hingga sekarang dan nanti. Jadi, Ummat Islam diminta meninggalkan al-Qur’an dan menggantinya dengan humanisme, agar bisa menjadi anggota keluarga universal. Dengan demikian, secara induktif dapat disimpulkan, bahwa Islam Liberal sama dengan Yahudi-Illuminati. Setidak-tidaknya, penganut Islam Liberal adalah para goyim yang digembalakan oleh Kaum Yahudi-Illuminati, atau Domba-domba Kaum Zionis. Betul, nggak ? Sumber: Indonesia NEWSNET, Juni 2005 BACA DISINI HUBUNGANNYA ALL SEEING EYE DENGAN VATICAN - AMERICA - BUSH DLL SEEING IS BELIEVING http://thebiggestsecretpict.online.fr/nwo.htm IBLIS ITU BERNAMA "HOMOSEKSUAL" ( part 3 )Murtadin & Jahiliyah Oleh : Fakta 15 Dec 2005 - 1:10 pm Perkawinan Sejenis, Bencana Kemanusiaan yang Dilaknat Dalam berita dunia yang dipublikasikan oleh www.bbcindonesia.com edisi 01 Desember 2005 diberitakan bahwa peradilan tertinggi Afrika Selatan telah mensahkan undang-undang perkawinan sesama jenis yang sebelumnya dilarang berdasar undang undang yang sekarang. Pengadilan juga memutuskan untuk mengubah definisi perkawinan dari ikatan antara seorang laki-laki dan perempuan menjadi ikatan antara dua manusia. Alasannya adalah undang undang yang ada sekarang ini mendiskriminasi pasangan homoseksual setelah sepasang lesbian mengajukan banding atas kasus perkawinan mereka. Sebelumnya Mahkamah Agung Afrika Selatan memutuskan bahwa pasangan lesbian Marie Fourie dan Cecilia Bonthuys seharusnya diijinkan menikah, setelah sebelumnya ditolak untuk melakukan pernikahan di gereja oleh Departemen Dalam Negeri. Perlu diketahui bahwa konstitusi Afrika Selatan yang disahkan tahun 1996 merupakan yang pertama di dunia yang secara khusus menghapus diskriminasi pilihan kecenderungan seksual seseorang. Ini dilakukan untuk menjaga HAM walaupun kalangan 'konservatif' di Afrika Selatan menolak Hal yang menarik untuk dikritisi tentunya selain fakta tentang 'penyimpangan'(baca : homoseksual dan lesbianisme) itu sendiri adalah adanya anggapan bahwa legalisasi perkawinan sesama jenis adalah bagian dari hak asasi manusia yang patut dihormati oleh setiap orang dan ada anggapan bahwa orang yang menolak legalisasi ini adalah konservatif (baca:ketinggalan jaman). Tulisan ini mencoba untuk mendudukan persoalan secara proporsional, jernih dan nyar'i. Fakta bukan alasan Kalau kita telusuri sejarah, maka kita akan menemukan bahwa fakta 'perkawinan' sesama jenis pernah terjadi pada masa nabi Luth a.s. yakni kelainan yang ada di tengah-tengah kaum Sodum (asal muasal dari kata sodomi). Mereka lebih menyukai sesama jenis dalam hal kecenderungan biologis daripada lawan jenisnya. Saking bejatnya ketika Allah swt mengutus kepada mereka seorang Rasul yang bermaksud memperbaiki kondisi rusak ini seperti nabi Luth dianggap sebagai orang yang sok suci dan mereka menantangnya untuk mendatangkan adzab dari sang Maha Pencipta. Kemudian Allah SWT menurunkan azabnya berupa goncangan bumi dan hujan batu-batuan. Akhirnya mereka semuanya mati kecuali pengikut setia ajaran nabi Luth. Fakta penyimpangan seperti ini belum pernah ada sepanjang jaman sebelum masa nabi Luth, sebagaimana yang tersurat dalam Al-Qur'an : "Dan Luth ketika ia berkata kepada kaumnya sungguh kalian benar-benar telah mendatangkan kekejian yang tidak ada serbelum kalian satu kaum pun yang melakukannya di alam ini" (Al-Qashash :28). Fakta penyimpangan ini telah terhapuskan dimuka bumi pada zaman nabi Luth a.s. sungguh aneh kalau kemudian ini terjadi pada masa kini yang katanya jaman 'modern'(sok modern). Alasan bahwa penyimpangan seksual (homoseksual dan lesbian) ini adalah sebuah fakta yang kita tidak bisa menutup mata darinya dan dianggap sebagai 'kodrat alam' yang diciptakan oleh sang Maha Pencipta sehingga tidak mungkin dihapuskan keberadaanya tidak dapat diterima. Saya katakan, kalau ini memang suatu bawaan (qadha) dari Allah yang ada sejak lahir (fitrah) kenapa Allah justru mengazab kaum nabi Luth atau dalam dalam Islam misalnya pelakunya dihukum mati? Jadi kita dapat katakan bahwa ini bukan lah hal yang fitri (qadha), masalahnya kemudian adalah kenapa kelainan ini bisa terjadi? Kenapa tidak yang normal-normal saja? Menurut penelitian psikiater (Prof.Dr.Dadang Hawari), munculnya penyimpangan seksual ini tidak terjadi secara alamiah begitu saja, tapi ini masalah psikologi (kejiwaan) yang terjadi karena lingkungan yang rusak. Seseorang yang melakukan penyimpangan ini, kemungkinannya ada dua, pertama seseorang mengalami kelainan ini karena trauma masa lalu, misalnya ia pernah jadi korban (maaf) sodomi sehingga ia ingin membalas dendam kepada orang lain atas apa yang terjadi padanya. Makanya seringkali kelainan seksual ini dianggap sebagai 'penyakit menular' dimana ketika seseorang menjadi korban biasanya ia berupaya untuk balas dendam dengan melakukan hal yang sama dan seterusnya. Kedua, kelainan seksual terjadi karena kebosanan terhadap lawan jenis atau karena ia hidup secara terus menerus dilingkungan lawan jenisnya. Penulis pernah mendengar pernyataan seorang selebriti (?) yang dimuat disebuah surat kabar bahwa kebosanan terhadap lawan jenis sering terjadi dikalangan artis khususnya peragawan dan peragawati. Ini dikarenakan terlalu intensifnya interaksi diantara mereka sehingga terjadi kebosanan. Misalnya, pada saat ada even peragaan (baik latihan ataupun bukan) dan mereka harus berganti busana dalam waktu yang singkat karena kejar waktu, mereka lakukan hal ini walaupun harus 'telanjang' dihadapan lawan jenisnya. Karena intensitasnya sering, mereka menjadi bosan dengan pemandangan ini dan mencari 'sensasi' baru dengan melepaskan kecenderungan biologisnya kepada sesama jenis yang mengalami hal serupa (naudzubillah). Demikian juga ketika seorang hidup di lingkungan lawan jenisnya secara terus menerus bisa menjadikan seseorang tersebut mempunyai kelainan ini. Misalnya dil ingkungan keluarga, ketika anak laki-laki dalam proses pengasuhan dan pembinaannya dicampur dengan anak perempuan maka kecenderungannya adalah akan terjadi masalah, bisa jadi anak laki-laki berprilaku kewanita-wanitaan atau anak perempuan yang ke laki-lakian. Demikian juga pendidikan yang salah di keluarga memberi kontribusi akan hal ini, misalnya ketika sang ayah menginginkan anaknya berjenis kelamin laki-laki sementara anaknya yang dilahirkan istrinya berjenis kelamin perempuan maka bisanya ia mendidik anaknya ala mendidik anak laki-laki sehingga anaknya menjadi tomboy. Dengan demikian dapat kita pahami bahwa terjadinya kelainan ini adalah bukan terjadi secara alami, akan tetapi akibat dari pengaruh lingkungan dan pendidikan. Peran media pun sangat berperan besar dalam melestarikan fakta ini seperti tayangan-tayangan yang menampilkan (baca : membela) eksistensi komunitas yang melakukan penyimpangan ini. Mulai dari bumbu-bumbu lawakan sampai penayangan kontes Miss Waria misalnya, ini memberi pengaruh terhadap masyarakat seakaan-akan mereka harus menerima fakta ini sebagai suatu yang lumrah dan harus dijaga. Bahkan masih ada dalam ingatan kita bagaimana pada saat kita melakukan ibadah sunnah Sahur (pada bulan Ramadhan kemarin), kita disajikan oleh beberapa media elektronik menu lawakan yang menampilkan komunitas ini atau yang menyerupai. Padahal aktivitas menyerupai ini perbuatan yang dilaknat oleh Allah SWT. Mengutip kata orang bijak 'ala bisa karena bisa', maka bisa jadi masyarakat yang tadinya menolak eksistensi komunitas ini akhirnya menerima, sebagaimana dahulu yang namanya pacaran dan gaul bebas adalah hal yang tabu di masyarakat tapi karena masyarakat terus menerus 'digempur' oleh tayangan-tayangan media yang menampilkan sosok-sosok yang dianggap manusia modern adalah mereka yang melakukan pacaran dan gaul bebas, akhirnya mereka terbiasa oleh hal ini bahkan mendorong anaknya untuk pacaran dan bergaul bebas supaya menjadi 'manusia modern' atau karena kekhawatiran anaknya tidak dapat jodoh kalau anaknya tidak melakukan hal ini (yang sebenarnya ini tanggung jawab mereka). Demikian juga bila masyarakat terus digempur oleh tayangan-tayangan tentang komunitas yang melakukan homoseksual atau lesbianisme maka akhirnya masyarakat pun akan terbiasa akan hal ini yang pada akhirnya mereka menerima (dipaksa menerima). Demikian juga peran Negara dalam hal ini sangat penting. Sebut saja misalnya bulan-bulan kemarin kemarin kita mendengar bahwa ada cara kontes miss Waria di jantung ibukota Jakarta, tanpa izin dari pemerintah tentu hal ini tidak akan dilaksanakan, bukan hal yang mustahil kalau kemudian pemerintah pun melegalkan perkawinana sesama jenis seperti halnya yang terjadi di Afrika Selatan (naudzubillahi mindzalik). Kalau ini masalahnya, maka yang harus dilakukan adalah mewujudkan lingkungan pergaulan yang sehat baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat secara umum serta peran negara yang optimal dan tegas dalam menyehatkan lingkungan masyarakat. Untuk mewujudkan lingkungan yang sehat ini dalam pendidikan Islam misalnya, tempat tidur anak laki-laki dan anak perempuan harus dipisah sejak usia 7 tahun, demikian juga terpisahnya jama'ah laki-laki dan perempuan dalam kehidupan umum (infishol) kecuali ada keperluan yang dibolehkan oleh syari'at mereka boleh berinteraksi. Selain itu Islam sangat tegas terhadap kelainan seksual ini, misalnya memberi hukuman mati atas pelakunya dan ini tentunya dilakukan oleh Negara (al-maliki, 2002 : 54). Dengan demikian dalam lingkungan yang Islami fakta homoseksual dan sejenisnya ini tidak akan ditolelir apalagi dilindungi. Adapun tentang istilah 'khunsa' yang terdapat dalam sebuah riwayat bahwa Ali r.a pernah ditanya tentang hal ini. Apakah diperlakukan sebagai laki-laki atau perempuan, Ali r.a. menjawab : "lihat saja tempat keluar air kencingnya". Hal ini tidak identik dengan istilah banci atau waria (sebagaimana yang dikenal saat ini). Istilah 'khunsa' ini menunjukkan seseorang yang mempunyai dua alat kelamin secara fisik. Dengan demikian fakta kelainan ini ini bisa dirubah masalahnya adalah apakah masyarakat mau atau tidak, disamping sistem kehidupan yang diberlakukan di tengah-tengah mereka mendukung atau tidak atas eksistensinya atau justru malah melestarikan (masya Allah). Lagi lagi Hak Asasi Manusia (HAM) Alasan lain supaya kita menerima (dipaksa menerima) fakta ini adalah karena ini bagian dari Hak Asasi Manusia yang harus dilindungi. Pertanyaannya adalah betulkah melindungi komunitas homoseksual (gay) atau lesbianisme (lesbian) adalah bagian dari melindungi HAM? Kalau HAM diartikan sebagai pemenuhan hak-hak dasar manusia untuk memenuhi kebutuhannya sebagaimana yang sering dikemukakan oleh pembela HAM, maka bukankah manusia mempunyai hak dasar untuk melanjutkan keturunan sebagai manipestasi dari nalurinya (gharizatul nau')? kalau kemudian homoseksual dan lesbianisme ini dibiarkan justru bukankah ini merupakan bencana kemanusiaan yang menyebabkan terputusnya keturunan? karena mana ada dari pergaulan homoseksual atau lesbianisme ini yang menghasilkan keturunan. Jauh panggang daripada api begitu kata orang bijak. Sungguh ide HAM adalah ide rusak yang berasal dari asas yang sesat dan menyesatkan yakni sekularisme yang juga merupakan landasan dari ideologi kapitalisme. Menurut kapitalisme pada dasarnya tabiat manusia adalah baik, tidak jahat. Kejahatan muncul ketika manusia dikekang kehendaknya. Wajar kemudia kaum kapitalis menyerukan upaya pembebasan kehendak manusia agar ia mampu menunjukkan tabiat baiknya yang asli, dari sini kemudian muncul ide kebebebasan termasuk salah satunya kebebasan prilaku individu (Zallum, 2001 : 26). Demikian juga kapitalisme memandang bahwa hubungan antara individu dan masyarakat adalah hubungan kontradiktif sehingga harus ada perlindungan individu dari dominasi masyarakat sebagaimana harus ada jaminan dan pemeliharaan terhadap sejumlah kebebasan individual. Dengan demikian ketika ada kepentingan individu seperti munculnya komunitas gay dan lesbian ini harus dilindugi dari dominasi dan opini umum masyarakat yang memarginalisasikan individu-individu yang ada didalamnya. Begitu pula peran negara adalah menjaga kebebasan komunitas ini. Ini didasarkan pula kepada pandangan bahwa masyarakat adalah kumpulan dari individu-indivu dimana ketika kebutuhan individu-individu tersebut secara otomatis kebutuhan masyarakat terpenuhi. Pandangan-pandangan tentang HAM diatas merupakan setumpuk pandangan yang salah dan tidak ada faktanya. Sebab tabiat manusia bukanlah baik seperti yang dikatakan orang kapitalis dan bukan pula jahat sebagaimana pandangan gereja yang berasal dari filsafat-filsafat kuno yang didasarkan kepada warisan dosa Adam. Pandangan yang benar adalah bahwa tabiat manusia pada dasarnya mempunyai potensi untuk menerima kebaikan dan kejahatan sekaligus. Dalam diri manusia terdapat potensi seperti naluri-naluri dan kebutuhan jasmani yang menuntut pemenuhan. Demikian juga manusia dianugerahi akal oleh sang Maha Pencipta dimana dengannya manusia dapat memilih langkah dengan cara apa ia memenuhi tuntutan naluri dan kebutuhan jasmaninya. Bila ia memenuhinya dengan cara yang benar maka ia telah melakukan kebaikan sebaliknya bila ia memenuhinya dengan cara yang salah maka ia telah melakukan keburukan. Pandangan ini sudah dijelaskan oleh Islam, dalam surat al-Balad ayat 10 Allah berfirman, yang artinya : "Kami telah menunjukkan kepadanya (manusia) dua jalan (baik dan buruk). Demikian juga hubungan dalam masyarakat pada dasarnya hubungan saling terkait bukan kontradiktif sebagaimana yang dikatakan kapitalis kapitalis. Hubungan terkait tersebut ibarat tangan dengan badan. Tangan tidak bermanfaat tanpa tubuh, demikian juga tubuh kurang sempurna tanpa tangan. Masyarakat sendiri adalah kumpulan individu-individu yang melakukan interaksi secara terus menerus, dimana interaksi ini terjadi ketika ada kesatuan pemikiran, perasaan, dan aturan. Peran nagara disini adalah bagaimana menjaga hak-hak individu dan juga hak-hak masyarakat dengan perturan yang ia tetapkan sehingga terjadi keharmonisan ditengah masyarakat. Kasus di Afrika Selatan misalnya, bisa jadi kepentingan kaum gay atau lesbian terpenuhi, tapi bagaimana dengan kepentingan masyarakat luas yang menginginkan supaya komunitas ini justru tidak ada, karena secara manusiawi hal ini tidak dapat diterima. Inilah kontradiktifnya pemikiran kapitalis yang melahirkan ide HAM. Meluruskan makna konservatif Demikian juga tuduhan terhadap kalangan yang menolak penyimpangan ini dengan sebutan konservatif, sesungguhnya merupakan tuduhan yang tendensius. Kalau kita kaji lebih mendalam makna konservatif adalah menjalani hidup sesuai dengan reaksi naluri serta membuat aturan-aturan dan pemecahan atas dasar panggilan naluri. Orang-orang yang memberikan kebebasan pada nalurinya atau menjadikan kebebasan sebagai undang-undang dasar yang menjadi sumber penggalian seluruh undang-undang yang mengatur kehidupan pada dasarnya adalah orang orang konservatif, sebab mereka telah mengatur hidup mereka hanya berdasarkan panggilan naluri semata, dan memberikan kedaulatan sepenuhnya pada naluri sebagai pengatur dalam kehidupan mereka. Kebahagiaan mereka juga diukur dengan sejauh mana mereka bisa menikmati kenikmatan-kenikmatan jasadian mereka atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan naluriah mereka. Inilah makna sebenarnya dari kata konservatif. (Hawari, 2003 : 87-88). Sementara itu istilah konservatif yang mereka beri makna kembali pada aturan-aturan lama untuk kehidupan mendatang sebenarnya mereka gunakan untuk menikam Islam dan kaum muslimin serta siapa saja yang menolak peradaban Barat agar mereka menengok kembali ke masa primitive yakni masa sebelum Islam, sekaligus menyaksikan kehidupan manusia pada saat itu, bagaimana mereka mengatur kehidupannya? Sesungguhnya seseorang yang hidup pada masa sebelum Islam berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan naluriahnya sebanyak mungkin, tanpa ada batasan ataupun penghormatan pada aturan. Dengan kata lain, mereka mengumbar kebebasan mutlak sebagaimana yang diserukan oleh 'manusia-manusia modern'. Dengan demikian, manusia modern saat ini yang menyerukan kebebasan untuk berekspresi dan berprilaku, kebebasan untuk memiliki segala sesuatu, kebebasan untuk berpendapat, dan kebebasan untiuk beraqidah justru pada dasarnya telah kembali ke masa primitive; masa ketika manusia mempertahankan naluri-nalurinya sendiri. Selanjutnya Islam datang mengatur manusia dan memerintahkannya untuk beribadah kepada Allah SWT. Islam telah menjadikan seluruh perbuatan manusia terikat dengan perintah dan larangan-Nya. Islam telah mengatur kehidupan mereka dengan aturan-aturan, hukum-hukum, dan undang-undang yang telah disyari'atkan kepada mereka. Islam telah menggariskan sejumlah langkah ke depan, sekaligus menyelamatkan manusia dari penyembahan dan ketertundukkan mereka pada naluri-naluri mereka sendiri. Demikianlah makna sesungguhnya dari istilah konservatif. Khatimah Mari kita renungkan firman Allah SWT Artinya : "Kami telah menjadikan untuk isi neraka Jahanam, kebanyakan dari golongan jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, namun tidak digunakan untuk berpikir. Mereka mempunyai mata, namn tidak digunakan untuk meliohat. Merksa mempunyai telinga, namun tidak digunakan untuk mendengar. Mereka itu seperti hewan bahkan lebih sesat lagi." (TQS. Al-A'raf:179) Di dunia hewan saja kita tidak pernah mengenal pejantan menyukai pejantan lagi atau betina ke betina lagi. Tapi memang, lain manusia lain hewan, bahkan manusia lebih rusak lagi. Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya. Wallahu a'lam bish shawab. Daftar Rujukan - Al-Qur'an Al-Kariim - Abdurrahman, Hafidz.1998. Islam: Politik dan Spiritual. Singapore : Penerbit Lisan Ul-Haq - Al-Maliki, Abdurrahman. 2002. Sistem Sanksi Dalam Islam (terj). Bogor : Pustaka Thariqul 'Izzah. - Hawari, Muhammad.2003. Politik Partai ; Meretas Jalan Baru Perjuangan Partai Politik Islam (terj). Bogor : Idea Pustaka. - Zallum, Abdul Qadim. 2001. Serangan Amerika untuk Menghancurkan Islam (terj). Bogor : Pustaka Thariqul 'Izzah. www.bbcindonesia.com Asep Firman Y./Gema Pembebasan** ** Aktivis Gema Pembebasan, tinggal di Jatinangor, Sumedang Dinegara Barat Perkawinan Sejenis Gay/Homosekasual sudah menjadi pemandangan sehari hari dan dilaksanakan di gereja gereja - Bahkan Lebih Nista dari itu - Para Bishop / Pendeta Kristiani juga Melakukan Perkawinan Sejenis - Naudzublillahi min DzalikBe Aware !! Sjetan Sjetan Homoseksual sedang mengintai keluarga anda BACA - IBLIS ITU BERNAMA "HOMOSEKSUAL" ( 1 ) - IBLIS ITU BERNAMA "HOMOSEKSUAL ( 2 ) - Jika benar Yesus adalah contoh terbaik untuk umat Kristian Dapatkan koleksi ebook-ebook lain yang tak kalah menariknya di EBOOK CENTER - AQUASIMSITE - http://jowo.jw.lt