Mengetahui
siapa Ahlus Sunnah Wal Jama'ah adalah perkara yang sangat penting dan
salah satu bekal yang harus ada pada setiap muslim yang menghendaki
kebenaran sehingga dalam perjalanannya di muka bumi ia berada di atas
pijakan yang benar dan jalan yang lurus dalam menyembah Allah Subhanahu wata'ala sesuai dengan tuntunan syariat yang hakiki yang dibawa oleh Rasulullah shalallahu 'alai wassallam empat belas abad yang lalu.
Pengenalan akan siapa sebenarnya Ahlus Sunnah Wal Jama'ah telah ditekankan sejak jauh-jauh hari oleh Rasulullah r kepada para sahabatnya ketika beliau berkata kepada mereka :
افْتَرَقَتِ
الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَافْتَرَقَتِ
النَّصَارَى عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَإِنَّ أُمَّتِيْ
سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلاَثِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً كُلُّهَا فِي النَّارِ
إِلاَّ وَاحِدَةً وَهِيَ الْجَمَاعَةُ
"Telah
terpecah orang-orang Yahudi menjadi tujuh puluh satu firqoh (golongan)
dan telah terpecah orang-orang Nashoro menjadi tujuh puluh dua firqoh
dan sesungguhnya umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga firqoh
semuanya dalam neraka kecuali satu dan ia adalah Al-Jama'ah". Hadits shohih dishohihkan oleh oleh Syaikh Al-Albany dalam Dzilalil Jannah dan Syaikh Muqbil dalam Ash-Shohih Al-Musnad Mimma Laisa Fi Ash-Shohihain -rahimahumullahu-.
Demikianlah
umat ini akan terpecah, dan kebenaran sabda beliau telah kita saksikan
pada zaman ini yang mana hal tersebut merupakan suatu ketentuan yang telah ditakdirkan oleh Allah I Yang Maha Kuasa dan merupakan kehendak-Nya yang harus terlaksana dan Allah I Maha Mempunyai Hikmah dibelakang hal tersebut.
Syaikh Sholeh bin Fauzan Al-Fauzan -hafidzahullahu- menjelaskan hikmah terjadinya perpecahan dan perselisihan tersebut dalam kitab Lumhatun 'Anil Firaq cet. Darus Salaf hal.23-24 beliau berkata : "(Perpecahan dan perselisihan-ed.) merupakan hikmah dari Allah I
guna menguji hamba-hambaNya hingga nampaklah siapa yang mencari
kebenaran dan siapa yang lebih mementingkan hawa nafsu dan sikap
fanatisme.
Allah berfirman :
ألم
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُوْلُوْا آمَنَّا وَهُمْ لاَ
يُفْتَنُون وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ
اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِين َ(العنكبوت 1-3)
"Alif
laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (begitu
saja) mengatakan : "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji
lagi? Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka,
maka sungguh Allah Maha Mengetahui orang-orang yang benar dan sungguh
Dia Maha Mengetahui orang-orang yang dusta". (QS. Al-'Ankabut : 29 / 1-3).
Dan Allah berfirman :
وَلَوْ
شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلاَ يَزَالُونَ
مُخْتَلِفِينَ إِلاَّ مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ
وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ
وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ (هود : 118-119)
"Jikalau
Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu,
tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang
diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka.
Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan : "Sesungguhnya Aku
akan memenuhi Neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka)
semuanya". (QS. Hud : 10 / 118-119)
وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَمَعَهُمْ عَلَى الْهُدَى فَلاَ تَكُونَنَّ مِنَ الْجَاهِلِينَ (اللأنعام : 35)
"Dan
kalau Allah menghendaki tentu saja Allah menjadikan mereka semua dalam
petunjuk, sebab itu janganlah kamu sekali-kali termasuk orang-orang
yang jahil". (QS. Al-'An'am : 6 / 35)."
Dan Allah 'Azza wa Jalla
Maha Bijaksana dan Maha Merahmati hambaNya. Jalan kebenaran telah
dijelaskan dengan sejelas-jelasnya sebagaimana dalam sabda Rasululullah
r :
قَدْْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْمَحَجَّةِ الْبَيْضَاءِ لَيْلِهَا كَنَهَارِهَا لاَ يَزِيْغُ عَنْهَا بَعْدِيْ إِلاَّ هَالِكٌ
"Sungguh
saya telah meninggalkan kalian di atas petunjuk yang sangat terang
malamnya seperti waktu siangnya tidaklah menyimpang darinya setelahku
kecuali orang yang binasa". Hadits Shohih dishohihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Dzilalul Jannah.
Dan dalam hadits 'Abdullah bin Mas'ud -radhiyallahu 'anhu- :
خَطَّ لَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا
خَطًّا ثُمَّ قَالَ هَذَا سَبِيْلُ اللهِ ثُمَّ خَطَّ خُطُوْطًا عَنْ
يَمِيْنِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ هَذِهِ سُبُلٌ عَلَى كُلِّ
سَبِيْلٍ مِنْهَا شَيْطَانٌ يَدْعُوْ إِلَيْهِ ثُمَّ تَلاَ ] وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ وَلاَ تَتَّبِعُوْ